2 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, Dubes Vasyl Berharap Perang Segera Berakhir

Pada hari Jumat, 23 Februari 2024, Dubes Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin, membahas bagaimana warga Ukraina telah beradaptasi dengan dua tahun pasca invasi Rusia, serta harapannya untuk masa depan negaranya.

oleh Najma Ramadhanya diperbarui 25 Feb 2024, 09:00 WIB
Dubes Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin, sedang diwawancara setelah screening film "20 Days in Mariopol" dilaksanakan di @america, Mall Pacific Place, pada hari Jumat (23/2/24).

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar (Dubes Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin menyampaikan situasi warga Ukraina pascainvasi dari Rusia yang sudah berlangsung selama dua tahun --sejak 24 Februari 2022.

"Dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, saat perang benar-benar dimulai, sekarang warga Ukraina menjadi lebih terorganisir, mereka sudah tidak terkejut dengan serangan apa pun dan terbiasa dengan suara tembakan," ujarnya pada wartawan dalam acara peringatan dua tahun konflik Ukraina-Rusia yang diselenggarakan di @America Jakarta, pada Jumat (23/2/2024).

Dubes Vasyl juga menambahkan bahwa warga di sana sudah mencoba untuk menata kembali kehidupan, yang disesuaikan dengan kondisi perang. Dari awalnya tidak bisa melakukan apa-apa, para warga sekarang sudah bisa membuat barang-barang yang sekiranya dibutuhkan di masa-masa genting ini.

"Orang-orang sudah terbiasa membuat tempat tidur, rompi anti peluru untuk prajurit, sepatu militer, bahkan sudah ada yang bisa membuat drone untuk keperluan perang," tambahnya.

Tidak hanya perlengkapan perang, Dubes Vasyl juga menyebut bahwa warga Ukraina sudah terbiasa menghasilkan makanan sendiri, seperti makanan kaleng yang siap untuk dikirim. 

Pengiriman perlengkapan perang yang dibuat oleh warga Ukraina juga telah dilakukan, agar bantuan tersebut bisa menyebar ke seluruh daerah.

Dubes Vasyl juga menyampaikan bahwa seperti itulah warga Ukraina menjalani hidup sekarang. Hal ini juga berkaitan dengan peringatan dua tahun invasi Rusia di Ukraina, yang menandakan bahwa beradaptasi dengan keadaan adalah bagaimana warga Ukraina menjalani hidup mereka.


Harapan untuk Ukraina

Pemutaran film "20 Days in Mariopol" serta diskusi bersama Dubes Ukraina untuk Indonesia dalam rangka mengingat dua tahun invasi Rusia di Ukraina (23/2/24).

Dalam diskusi serta pemutaran film dokumenter mengenai konflik Ukraina-Rusia yang diselenggarakan di Jakarta pada hari Jumat (23/2), Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Dr. Vasyl Hamianin juga menyampaikan harapannya untuk mengakhiri perang di negaranya dan apa yang bisa dilakukan organisasi internasional untuk menghentikan perang yang masih berlanjut ini.

Dubes Vasyl berharap agar perang segera dihentikan tanpa menunggu lebih lama, seolah-olah perang tersebut tidak pernah terjadi, "Saya hanya berharap satu, dihentikan sekarang. Bahkan seharusnya dihentikan kemarin. Walaupun sungguh mustahil, tetapi saya hanya ingin semua ini berhenti," ungkapnya.

Ia juga percaya bahwa organisasi internasional akan sangat membantu.

"Komunitas dunia serta organisasi internasional sangatlah kuat. Sedikit bantuan dari mereka dapat mengakhiri perang dalam beberapa hari," ujarnya.

Dubes Vasyl Hamianin percaya bahwa organisasi internasional dan berbagai macam komunitas bisa sangat membantu Ukraina, untuk mengakhiri penderitaan yang sudah berlangsung selama dua tahun ini.

Dubes Vasyl menambahkan, "Karena organisasi internasional merupakan organisasi yang sangat kuat, perang bisa diakhiri, bukan hanya perang di Ukraina saja, tetapi perang yang sedang berlangsung sekarang di negara lain juga pasti bisa."

 


Dukungan Geopolitik dan Moral juga Dibutuhkan

Ilustrasi bendera Ukraina. (Unsplash)

Pada kesempatan press briefing yang dilakukan setelah pemutaran film "20 Days in Mariupol", Dubes Ukraina untuk Indonesia juga menyampaikan harapan lain mengenai dukungan politik serta moral untuk mengakhiri konflik ini. 

"Saya juga berharap ada dukungan politik internasional, seperti upaya diplomatik dan forum internasional seperti G20 dan formula perdamaian untuk mencari solusi atas konflik tersebut," ujar Dubes Vasyl. Ia juga menyoroti betapa pentingnya menghancurkan propaganda dalam menghadapi konflik di Ukraina.

"Hancurkan propaganda. Jika semua orang tahu, maka pemerintah juga pasti akan tahu. Propaganda dapat menyebabkan tersebarnya kesalahan informasi di masyarakat, yang pada gilirannya dapat menghambat upaya penyelesaian konflik," tuturnya. 

Menurutnya, hancurnya propaganda dan penyebaran informasi yang benar dan baik kepada masyarakat maupun pemimpin pemerintahan akan lebih mudah bagi komunitas internasional untuk memberikan bantuan. 

Tidak hanya dukungan politik, Dubes Vasyl juga berharap adanya dukungan moral bagi orang-orang yang menderita, "Saya berbicara ini untuk warga sipil Ukraina, perempuan, anak-anak yang benar-benar tinggal dalam kondisi yang susah disana," tambahnya. 

Dukungan moral serta geopolitik diharap Hamianin dapat membantu tidak hanya Ukraina saja, tetapi konflik di negara mana pun dalam hitungan hari.


Keluarga yang Masih Terpuruk

Prajurit Ukraina berjalan di antara puing-puing bangunan yang rusak setelah serangan Rusia di Kharkiv, Ukraina, 16 April 2022. Sejak invasi Rusia ke Ukraina, perang terus berkecamuk hingga bulan ini, Februari 2023. (AP Photo/Felipe Dana, File)

Walaupun dikabarkan warga sipil Ukraina sudah beradaptasi sejak dua tahun invasi, ribuan warga kabarnya masih hidup dalam penderitaan yang mendalam sembari berduka atas anggota keluarga yang tewas maupun yang masih belum ditemukan.

Berdasarkan Ukraine's National Police (Polisi Nasional Ukraina), sudah lebih dari 30.000 warga dilaporkan hilang dalam 24 bulan terakhir. seperti dilansir dari AP, Jumat (23/2). 

"Sampai hari ini, saya masih mencari anak saya. Menurut saya dia masih hidup, walaupun keadaannya seperti ini, tidak ada bukti bahwa dia telah tewas," ujar Reva, salah satu warga Ukraina yang masih berusaha untuk mencari kabar akan anak kesayangannya yang telah hilang sejak invasi Rusia dimulai.  

Adapun warga lain yang hilang yaitu Vladysav, dikabarkan hilang di medan perang, beserta ribuan warga sipil lain dan anak-anak yang telah menghilang karena berbagai keadaan. Ketidakpastian yang menyiksa tanpa henti telah berlangsung selama dua tahun tanpa adanya tanda-tanda kapan invasi ini akan berakhir. 

Sejak Februari 2022, tim Komite Palang Merah Internasional telah dihubungi lebih dari 100.000 kali oleh keluarga yang mencari orang yang mereka cintai.  

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya