Tinjau Kondisi Panen di Blora, Dirut BULOG Yakin Harga Beras Berangsur Normal

Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi meninjau sentra produksi Kabupaten Blora dan Grobogan.

oleh Fachri pada 24 Feb 2024, 18:26 WIB
Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi bersama Bupati Blora, Arief Rohman meninjau gudang beras, Sabtu (24/12/2023). (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka memastikan panen padi di Jawa Tengah berjalan dengan lancar, Direktur Utama Perum BULOG, Bayu Krisnamurthi meninjau sentra produksi Kabupaten Blora dan Grobogan. Ia pun melihat secara langsung tanda-tanda awal panen di dua kawasan tersebut.

Bayu mengatakan bahwa dengan mulai masuknya besar swasta ke pasar dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), kondisi pasar beras akan berangsung normal kembali.

“Saya lihat ini di daerah Ngawen, Randublatung, dan Blora sudah mulai banyak yang panen. Produknya mulai ada juga dan ini nanti akan dipasarkan di pasar modern dan tradisional, dengan harga yang sesuai HET," katanya.

Bayu juga mengungkapkan, stok beras yang ada tersebut datang dari swasta bukan dari Bulog. Dirinya mengatakan, produk lokal di Ngawen itu merupakan mitra bulog, di mana bekerja sama memantau bersama ketersedian beras di lapangan untuk menjaga kestabilan harga beras.

“Kita terus meningkatkan produksi dan ini sudah jalan produksi, tentunya jika sudah masuk pasar lagi tentu harga akan normal kembali,” ungkapnya.


Sudah Mulai Panen

Perum Bulog Kantor Wilayah Bogor, memasok beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh pasar tradisional di wilayah Bogor. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Salah satu penggilian padi yang ditinjau Bayu, yakni CV Sumber Makmur Blora sudah terlihat aktivitas yang meningkat. Aktivitas tersebut menandakan bahwa panen sudah akan berjalan dan mulai datang.

Murdono, pemilik penggilingan mengatakan, ada sekitar 100 ton beras premium dalam kemasan merek Mawar dan merek Padi yang truknya sudah menunggu di pintu gudang dan akan dikirim ke ritel modern dan pasar tradisional.

"Harga jualnya sekitar Rp13 ribu, sehingga akan dijual ke konsumen dengan harga sesuai HET. Juga masih ada sekitar 50 ton beras pecah kulit belum dikemas dan 100an ton gabah siap olah," ujarnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya