Ternyata Ini Rahasia Sukses Gus Iqdam, Perlakukan Ibunya bak Raja

Dalam salah satu kesempatan tausiyahnya, ia menyampaikan kekagumannya kepada Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah yang mampu mendatangkan ribuan jemaah yang berasal dari berbagai penjuru tanah air.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Feb 2024, 07:30 WIB
Gus Iqdam dan Habib Bidin (SS: YT Gus Iqdam Official)

Liputan6.com, Jakarta - Antusiasme jemaah yang hadir di Harlah Sabilu Taubah asuhan Gus Iqdam beberapa waktu yang lalu membuat siapa saja yang melihat berdecak kagum. Termasuk juga pengasuh Majelis Shalawat Az-Zahir, Habib Ali Zainal Abidin Assegaf Pekalongan atau akrab dengan sapaan Habib Bidin.

Dalam salah satu kesempatan tausiyahnya, ia menyampaikan kekagumannya kepada Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah yang mampu mendatangkan ribuan jemaah yang berasal dari berbagai penjuru tanah air. Rupanya dibalik itu Gus Iqdam memiliki amalan dahsyat salah satunya memperlakukan ibunya seperti raja.

“Kemarin anda melihat YouTube, acara saya dengan Gus Iqdam di Sabilu Taubah. Anda lihat, banyak sekali,” kata Habib Bidin menceritakan tumpah ruahnya jemaah yang hadir di Harlah Sabilu Taubah beberapa waktu yang lalu dikutip dari tayangan YouTube ABRI MEDIA, Minggu (24/02/2024).

“Masya Allah magnetnya Gus Iqdam itu luar biasa. Ribuan orang datang. Termasuk magnetnya saya,” sambungnya sembari berkelakar.

Menantu Habib Luthfi Pekalongan ini melanjutkan candaannya bahwa yang hadir di acara tersebut bukan hanya ST Nyell saja melainkan banyak juga jemaahnya yang tergabung dalam komunitas pecinta sholawat Nabi SAW, yakni Zahir Mania.

“Bukannya sombong, saya bilang begini biar Gus Iqdam dengar, ora Gus Iqdam tok, Zahir Mania juga banyak,” katanya sembari berkelakar dan membuat para jemaah tertawa.

“Gus damai Gus,” sambung Habib Bidin yang kembali membuat jemaah tertawa.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Memperlakukan Ibundanya bak Raja

Sebelum berangkat ke Changhua Taiwan, Gus Iqdam sungkem terhadap Ibundanya, yang disebut jimat Sabilu Taubah ini. (TikTok)

Kekaguman akan sosok Gus Iqdam menimbulkan tanda tanya besar perihal cara ataupun amalan Gus Iqdam sehingga mampu mendatangkan ribuan jemaah. Pun demikian juga dengan rutinannya di markas ST Nyell setiap malam Selasa dan Jum’at yang selalu dihadiri ribuan jemaah.

“Saya melihat ke arahnya (Gus Iqdam), ini orang keistimewaannya apa? Kok bisa orang datang berduyun-duyun kepada beliau, ketika rutinan juga ribuan orang datang,” kata Habib Bidin menceritakan kekagumannya akan sosok da’i muda asal Blitar ini.

“Caranya bagaimana kok ribuan orang datang ke beliau?” sambungnya.

Setelah ditelisik lebih dalam, ternyata Gus Iqdam merupakan sosok anak sholeh yang memperlakukan ibundanya seperti raja atau ratu di rumahnya.

“Ternyata, salah satu kunci suksesnya beliau itu salah satunya beliau itu luar biasa kepada ibundanya,” terangnya.

“Ibunya itu sama Gus Iqdam diperlakukan seperti ratu, dijadikan seperti raja,” sambungnya.

Ia pun menandaskan bahwa jika kita ingin memiliki kedudukan ataupun rezeki seperti raja, maka terlebih dahulu harus memperlakukan sosok ibu seperti raja.

“Maka jangan heran, jika ketika kamu menjadikan ibumu sebagai raja, sebagai ratu di rumahmu, maka kau akan diberikan rezeki sebagaimana Raja dan Ratu oleh Allah SWT,” tandasnya.

Lain halnya jika kita memperlakukan ibu kita seperti pembantu di rumah kita, maka secara otomatis Allah akan memberikan kira rezeki yang sedikit.

“Tapi jika kamu menjadikan ibumu, mohon maaf di rumah sebagai pembantumu, suruh mencuci baju pasanganmu, disuruh ngepel rumahmu, suruh memasak untuk menantunya dan anda, memasak untuk anak dan suamimu, maka jangan salahkan kalau rezekimu sebagaimana rezekinya pembantu,” tandasnya.

 


Perintah Rasulullah untuk Memuliakan Ibu

Sebelum berangkat ke Changhua Taiwan, Gus Iqdam sungkem terhadap Ibundanya, yang disebut jimat Sabilu Taubah ini. (TikTok)

Menukil NU Online, dalam ajaran Islam, peran ibu dihargai sejajar dengan perannya dalam membentuk anak yang saleh dan salehah. Penting dan mulianya peran ibu sudah ditegaskan oleh Rasulullah dalam sejumlah hadits, di antara hadits yang sangat masyhur:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

Artinya: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari)

Sampai-sampai Nabi Muhammad saw bersabda dalam riwayat Imam Nasa’i:

فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا

Artinya: “Maka sungguh surga di bawah kedua kakinya”

Selain dalam hadits, Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam juga menjelaskan tentang kemuliaan seorang ibu dan perintah untuk memberikan penghormatan dan penghargaan terhadapnya. Banyak ayat Al-Qur’an yang memuat kewajiban anak untuk berbakti kepada ibu, sekaligus menggambarkan perjalanan panjang dan penuh pengorbanan yang dihadapi ibu dalam memberikan kehidupan.

Peranan ibu tidak hanya terbatas pada aspek fisik, melainkan juga melibatkan dimensi spiritual dan emosional. Dalam keberadaannya, ibu tidak hanya memberikan makanan dan perlindungan, tetapi juga memberikan fondasi moral dan spiritual bagi anak-anaknya. Al-Quran menekankan pentingnya mendidik anak dengan ajaran yang baik dan penuh kasih sayang.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya