Liputan6.com, Jakarta - Kasus bullying atau perundungan yang menempatkan anak Vincent Rompies berinisial FLR sebagai saksi memasuki babak baru. Diketahui, Yakup Hasibuan resmi menjadi pengacaranya.
Yakup Hasibuan membenarkan bahwa keluarga Vincent Rompies menghubunginya langsung, tak lama setelah kasus perundungan SMA Binus Internasional, BSD Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Provinsi Banten viral.
Advertisement
"Ya dari keluarganya Pak Vincent. (Menghubungi) langsung. Tentunya kita semua berharap, cepat selesai. Tentu dari pihak keluarga Vincent pengin diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Yakup melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi, Sabtu 24 Februari 2024.
Kemudian, Yakup mengingatkan bahwa baik pelapor kasus bullying atau perundungan maupun terlapor masih di bawah umur. Sehingga menurut dia, mereka patut mendapat perhatian khusus agar masa depan tidak hancur.
Yakup pun buka kartu soal kondisi psikologis anak Vincent Rompies setelah dirujak netizen berhari-hari gara-gara dugaan bullying di lingkungan sekolah.
"(Kondisi psikologis anak Vincent) cukup kuat, cukup kuat. Itu yang perlu kita jaga juga. Jadi bukan hanya pelapor, terlapor pun juga tetap harus kita jaga. Jadi kita enggak mau memandang karena ini terlapor kita bilang (begitu), enggak," kata Yakup.
Dia pun menyebut, anak Vincent Rompies telah menceritakan kronologi kejadian dugaan bullying kepadanya. Namun detail kronologi tak bisa dibeberkan ke publik sesuai ketentuan Undang-Undang (UU).
"Pasti, pasti cerita semua. Cuma, kami tidka bisa berbicara terlalu detail juga karena Undang-undangnya bunyinya seperti itu dan secara moral etika karena ini di bawah umur, kami harus lindungi," kata Yakup.
Berikut sederet pernyataan Yakup Hasibuan suai resmi ditunjuk menjadi pengacara dalam kasus dugaan bullying atau perundungan anak Vincent Rompies berinisial FLR dihimpun Liputan6.com:
1. Sebut Dihubungi Langsung oleh Keluarga Vincent Rompies
Kasus bullying atau perundungan yang menempatkan anak Vincent Rompies berinisial FLR sebagai saksi memasuki babak baru setelah Yakup Hasibuan resmi menjadi pengacaranya.
Kepada jurnalis, Yakup Hasibuan membenarkan bahwa keluarga Vincent Rompies telah menghubunginya langsung tak lama setelah kasus perundungan SMA Binus Serpong viral.
"Ya dari keluarganya Pak Vincent. (Menghubungi) langsung. Tentunya kita semua berharap, cepat selesai. Tentu dari pihak keluarga Vincent pengin diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Yakup melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi, Sabtu 24 Februari 2024.
Yakup mengingatkan bahwa baik pelapor kasus bullying atau perundungan maupun terlapor masih di bawah umur. Sehingga menurut dia, mereka patut mendapat perhatian khusus agar masa depan tidak hancur.
Advertisement
2. Akui Kondisi Psikologis Anak Vincent Rompies Cukup Kuat
Melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi, Sabtu 24 Februari 2024, Yakup Hasibuan buka kartu soal kondisi psikologis anak Vincent Rompies setelah dirujak netizen berhari-hari gara-gara dugaan bullying di lingkungan sekolah.
"(Kondisi psikologis anak Vincent) cukup kuat, cukup kuat. Itu yang perlu kita jaga juga. Jadi bukan hanya pelapor, terlapor pun juga tetap harus kita jaga. Jadi kita enggak mau memandang karena ini terlapor kita bilang (begitu), enggak," terang dia.
Menurut Yakup, baik terlapor maupun pelapor, tentu tak mudah menghadapi kasus dugaan perundungan yang terlanjur menjadi konsumsi publik. Dia menyebut, tak mudah punya mental sekuat baja menghadapi caci maki netizen.
"Saya saja mungkin kalau diceritakan di media seperti apa juga pasti down. Makanya minta doa teman-teman juga supaya cepat selesai," ucap Yakup.
"Sangat baik, anaknya sangat baik. Jadi makanya kita semua juga ingin apapun yang sedang terjadi ini, cepat selesai. Kembali lagi, ini isunya sebenarnya karena mereka semua masih di bawah umur. Jadi harus kita lindungi bareng-bareng," sambung dia.
3. Sebut Anak Vincent Rompies Ungkap Kronologi Dugaan Bullying
Yakup Hasibuan menyebut anak Vincent Rompies telah menceritakan kronologi kejadian dugaan bullying kepadanya. Namun, detail kronologi tak bisa dibeberkan ke publik sesuai ketentuan Undang-Undang.
"Pasti, pasti cerita semua. Cuma, kami tidka bisa berbicara terlalu detail juga karena Undang-undangnya bunyinya seperti itu dan secara moral etika karena ini di bawah umur, kami harus lindungi," kata dia.
Kini, kuasa hukum anak Vincent Rompies tengah berkoordinasi dengan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) RI agar masa depan terlapor maupun pelapor yang masih di bawah umur tetap terlindungi.
"Makanya, kami juga sedang berkoordinasi juga sebenarnya dengan Kementerian PPA, karena fokusnya sebenarnya menurut kami, kalau masalah detail kasus, kenapa kita enggak cerita karena sudah ditangani oleh pihak yang benar," ucap Yakup.
Advertisement
4. Kecewa Pihak SMA Binus Serpong Minta Anak Vincent Rompies Mengundurkan Diri
Setelah resmi jadi pengacara anak Vincent Rompies, Yakup Hasibuan buka kartu soal keresahannya atas tindakan pihak SMA Binus Serpong memanggil orang tua kliennya dan minta mereka mengundurkan diri.
Pernyataan Yakup Hasibuan ini sekaligus mengonfirmasi kabar yang menyebut bahwa anak Vincent Rompies dikeluarkan dari sekolah SMA Binus Serpong. Dia memikirkan hak pendidikan kliennya.
"Sekarang yang sebenarnya sedikit saya sayangkan adalah, ada perilaku yang menurut kami, sedikit berlebihan dan sepihak yang dilakukan oleh Binus karena meminta orang tua dari anak untuk membuat pengunduran dirilah. Dan itu yang menurut kami sangat disayangkan," terang Yakup.
Yakup Hasibuan berkali menggarisbawahi bahwa terlapor yakni anak Vincent Rompies dan pelapor masih di bawah umur. Masa depan mereka termasuk hak pendidikan dan sosial patut dilindungi. Kini, nasib terlapor berada di ujung tanduk.
Yakup Hasibuan menyebut polisi masih melakukan penyidikan. Namun, minggu lalu kliennya mendadak dipanggil pihak sekolah.
"Minggu lalu, tiba-tiba dari klien kami juga dipanggil ke sekolah dan diminta untuk mengundurkan diri. Jadi ini yang sebenarnya kita sayangkan," kata dia.
"Bukan di-drop out. Jadi awalnya, anak-anak diperiksa. Saya enggak bisa ngomong buat yang lain, tapi untuk anak (Vincent Rompies) ini diperiksa di sekolah tanpa pihak-pihak yang berwenang lainnya, tanpa psikolog dan lain-lain," imbuhnya.
Yakup menjelaskan, anak Vincent Rompies diperiksa kemudian keesokan harinya, orang tuanya dipanggil dan diminta mengundurkan diri. Padahal, ujian tinggal hitungan hari.
"Diperiksa kemudian keesokan harinya dipanggil orang tuanya. Akhirnya diminta untuk mengundurkan diri. Padahal yang bagian kuncinya adalah, minggu depan ujian lo," terang dia.
"Jadi bayangkan dari kelas 1 sampai kelas 12 di satu sekolah, yang harusnya sekolah itu melindungi memberikan pembinaan, tapi seakan-akan ini kok sepihak dan sangat buru-buru, ya? Tiba-tiba ya sudah: Mohon mengundurkan diri," sambung Yakup.
5. Upayakan Kasus Anak Vincent Rompies Berakhir Damai, Demi Jaga Hak dan Masa Depan
Yakup Hasibuan kini mengupayakan kasus ini berakhir damai.
"Dari klien kami tentunya ingin menyelesaikan secara baik-baik. Tentunya, secara hukum pun dan secara moral kan anak-anak ini harus dilindungi juga haknya. Bukan hanya terlapor, pelapor pun yang sekarang (muncul di berita-berita)," kata dia.
Yakup menyatakan ingin kasus anak Vincent Rompies cepat selesai secara baik-baik.
Baik pelapor maupun terlapor masih di bawah umur. Ia pun menyesalkan langkah pihak SMA Binus Serpong yang meminta anak Vincent Rompies mengundurkan diri dari sekolah padahal minggu depan ujian.
"Saya sangat berharap ini dapat diselesaikan secepatnya, secara baik-baik agar masa depan mereka juga terjaga dan tidak jadi kurang baik. Sayang sekali, minggu depan ujian," terang Yakup.
Bersama Vincent Rompies, suami Jessica Mila ini mencoba membuka pintu komunikasi dengan pihak pelapor. Yakup Hasibuan mengupayakan proses hukum jadi opsi terakhir dalam menyelesaikan kasus ini.
Ini penting mengingat hak pendidikan, sosial, dan masa depan pelapor maupun terlapor mesti dijaga sekaligus dilindungi. Saat artikel ini disusun, titik cerah perdamaian belum tampak.
"Kami masih mengkaji dan membuka komunikasi. Dari pihak kami pun, sebenarnya hukum ini adalah jalan yang terakhir buat mereka. Ya memang masa depan anak ini juga perlu kita perjuangkan," tutup Yakup.
Baca Juga
Advertisement