Ratusan Orang di Filipina Turun ke Jalan Peringati 38 Tahun People Power

People Power di Filipina juga dikenal sebagai revolusi EDSA yang merupakan demonstrasi massal tanpa kekerasan yang terjadi pada tahun 1986. Aksi damai selama empat hari dilakukan oleh jutaan rakyat Filipina di Metro Manila untuk mengakhiri rezim otoriter Presiden Ferdinand Marcos Sr. Aksi ini dikenang sebagai perlawanan damai dengan demonstrasi jalanan yang dilakukan rakyat Filipina di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA).

oleh Helmi Fithriansyah diperbarui 25 Feb 2024, 16:15 WIB
Peringatan 38 Tahun Revolusi EDSA di Filipina
People Power di Filipina juga dikenal sebagai revolusi EDSA yang merupakan demonstrasi massal tanpa kekerasan yang terjadi pada tahun 1986. Aksi damai selama empat hari dilakukan oleh jutaan rakyat Filipina di Metro Manila untuk mengakhiri rezim otoriter Presiden Ferdinand Marcos Sr. Aksi ini dikenang sebagai perlawanan damai dengan demonstrasi jalanan yang dilakukan rakyat Filipina di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA).
Ratusan pengunjuk rasa berbaris dalam sebuah demonstrasi untuk memperingati 38 tahun "People Power", di Epifanio de los Santos Avenue, Quezon City pada tanggal 25 Februari 2024. (JAM STA ROSA/AFP)
Aksi unjuk rasa ini juga dikenal sebagai revolusi EDSA yang merupakan demonstrasi massal tanpa kekerasan di Filipina yang terjadi pada tahun 1986. (JAM STA ROSA/AFP)
Aksi damai selama empat hari dilakukan oleh jutaan rakyat Filipina di Metro Manila untuk mengakhiri rezim otoriter Presiden Ferdinand Marcos. (JAM STA ROSA/AFP)
People Power yang terjadi di Filipina pada 1986 menyatakan rezim Ferdinand Marcos telah memimpin secara diktator dan melakukan tindakan represif terhadap aktivis dan oposisi. (JAM STA ROSA/AFP)
Aksi ini dikenang sebagai perlawanan damai dengan demonstrasi jalanan yang dilakukan rakyat Filipina di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA). (JAM STA ROSA/AFP)
Ferdinand Emmanuel Edralin Marcos Sr merupakan Presiden kesepuluh Filipina. Marcos Sr menjabat dari 30 Desember 1965 hingga 25 Februari 1986. (JAM STA ROSA/AFP)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya