Liputan6.com, Jakarta Setelah tampil di media sosial dengan wajah merah dan melenting, Kartika Putri akhirnya buka suara soal kondisi kesehatannya. Ia mengungkapkan ke publik bahwa kondisi kulit di area wajah dan bibir memerah dan melenting merupakan kondisi Stevens-Johnson Syndrome.
Kartika Putri berharap dengan ia mengungkapkan ke publik akan kondisi dirinya, pengikutnya yang mengalami gejala serupa bisa segera melakukan tindakan dengan segera mengunjungi dokter dan mendapatkan pengobatan. Hal ini mengingat Stevens-Johnson Syndrome bila tidak ditangani bisa memburuk.
Advertisement
"Siapapun yang kena Stevens-Johnson Syndrome bisa memburuk ada yang (dampaknya) ke seluruh tubuh," kata Kartika Putri lewat akun Instagram pribadinya ditulis Minggu, 25 Februari 2024.
Ia mengungkapkan gejala Stevens-Johnson Syndrome yang dialami dipicu karena konsumsi obat painkiller beberapa waktu lalu. "Trigger yang aku alami seminggu lalu aku minum painkiller, eh malah menyerang aku sendiri," kata wanita yang lima tahun terakhir ini didiagnosis penyakit autoimun ini.
Reaksi tubuh yang terjadi pada Kartika adalah di area lidah, bibir dan jidat. Muncul benjolan berisi air yang tipis sekali di area tersebut.
Bagian di area jidat tersebut kemudian tidak sengaja dipecahkan sang anak yang membuatnya merasakan perih mengganggu serta makin luas.
"Rasanya enggak nyaman kayak kebakar. Aku udah coba beberapa ikhtiar tapi belum merasa berhasil," kata Kartika.
Kemudian wanita yang tengah menyusui ini pun memilih berobat ke Singapura agar kondisinya segera membaik.
"Lalu aku cari pengobatan yang lain lalu aku pergi (ke Singapura) dikasih obat dan alhamdulillah membaik," tuturnya senang.
Dalam video terbaru tersebut terlihat bahwa kulit wajah istri Usman bin Yahya itu jauh membaik. Area kemerahan di wajahnya mulai memudar. Hanya menyisakan sedikit luka di area bibir Kartika Putri.
Tentang Stevens-Johnson Syndrome
Stevens-Johnson Syndromen (SJS) adalah kelainan serius pada kulit dan selaput lendir yang jarang terjadi. Biasanya ini merupakan reaksi terhadap pengobatan yang dimulai dengan gejala mirip flu, diikuti dengan ruam nyeri yang menyebar dan melepuh. Kemudian lapisan atas kulit yang terkena akan mati, terkelupas dan mulai sembuh setelah beberapa hari seperti mengutip Mayo Clinic.
Perawatan sindroma ini berfokus pada menghilangkan penyebabnya, merawat luka, mengendalikan rasa sakit, dan meminimalkan komplikasi seiring pertumbuhan kembali kulit. Diperlukan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk pulih.
Bentuk yang lebih parah dari kondisi ini disebut nekrolisis epidermal toksik (TEN). Ini melibatkan lebih dari 30% permukaan kulit dan kerusakan luas pada selaput lendir.
Jika kondisi Anda disebabkan oleh suatu obat, Anda harus menghindari obat tersebut secara permanen dan obat lain yang sejenis.
Advertisement
Gejala
Satu hingga tiga hari sebelum ruam timbul, orang dengan kondisi tersebut mungkin menunjukkan tanda-tanda awal Sindrom Stevens-Johnson, termasuk:
- Demam
- Sakit mulut dan tenggorokan
- Kelelahan
- Mata terasa panas
Ketika kondisi tersebut berkembang, tanda dan gejala lain yang muncul meliputi:
- Nyeri kulit meluas yang tidak diketahui penyebabnya
- Ruam merah atau ungu yang menyebar
- Lepuh pada kulit dan selaput lendir mulut, hidung, mata
- Kulit mengelupas dalam beberapa hari setelah lepuh terbentuk
Ada Gejala di Atas? Segera ke Dokter
Masih mengutip Mayo Clinic, orang yang memperlihatkan Gejala Stevens-Johnson Syndrome perlu mendapatkan bantuan medis segera. Cari perawatan medis darurat jika Anda mengalami tanda dan gejala kondisi seperti di atas.
Faktor Risiko Penyebab Stevens-Johnson Syndrome
Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengalam Stevens-Johnson Syndrome. Salah satunya seperti riwayat kesehatan yang dialami Kartika Putri yakin penyakit autoimun.
Selain itu berikut, beberapa faktor risiko seseorang rentan terkena kondisi ini:
- Infeksi HIV
Kejadian sindrom Stevens-Johnson sekitar 100 kali lebih besar pada orang dengan HIV dibandingkan pada populasi umum.
- Sistem kekebalan tubuh melemah
Sistem kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh transplantasi organ, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun.
- Kanker
Penderita kanker, khususnya kanker darah, mempunyai risiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.
- Riwayat keluarga sindrom Stevens-Johnson
Jika ada kerabat dekat yang menderita sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena sindrom tersebut juga.
- Faktor genetik tertentu
Memiliki variasi genetik tertentu membuat Anda berisiko lebih tinggi terkena Stevens-Johnson Syndrome.
Advertisement