Cuaca Besok 27 Februari 2024: Jakarta Pagi hingga Siang Cerah Berawan, Malam Hujan

Pagi hari di Jakarta besok, Selasa 27 Februari 2024 sebagiannya diprediksi cerah dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 26 Feb 2024, 08:15 WIB
Pagi hari di Jakarta besok, Selasa 27 Februari 2024 sebagiannya diprediksi cerah dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca besok. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pagi hari di Jakarta besok, Selasa 27 Februari 2024 sebagiannya diprediksi cerah dan cerah berawan. Begitulah prediksi cuaca besok.

Tak jauh berbeda di siang hari, seluruh wilayah Jakarta diprakirakan cerah berawan, kecuali Kepulauan Seribu cerah. Seperti itulah laporan cuaca yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Cuaca hujan ringan diprediksi guyur Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur pada malam hari, sisanya berawan serta cerah berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Jawa Barat diprakirakan BMKG bakal turun hujan dengan intensitas ringan sepanjang hari.

Lalu di Depok, Jawa Barat cuaca pagi dan malam hari diprediksi hujan ringan, siangnya hujan berintensitas sedang. Sedangkan di Kota Bogor, Jawa Barat langit paginya diprakirakan cerah berawan, siang waspada hujan petir, dan malam hari hujan ringan.

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat pada rentang waktu antara menjelang siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok. Pada waktu dini hari di sebagian wilayah Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kabupaten dan Kota Bekasi," terang BMKG.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten pada pagi hingga siang diprediksi berawan, dan malam harinya hujan dengan intensitas ringan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Selatan   Cerah  Cerah Berawan  Hujan Ringan
 Jakarta Timur   Cerah  Cerah Berawan  Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Bekasi   Hujan Ringan  Hujan Ringan  Hujan Ringan
 Depok   Hujan Ringan  Hujan Sedang  Hujan Ringan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Hujan Petir  Hujan Ringan
 Tangerang  Berawan  Berawan  Hujan Ringan

BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem, Mulai Puting Beliung hingga Hujan Es pada Maret-April 2024

Arus kendaraan melintas saat hujan disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi hingga April ini di wilayah Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba (peralihan musim) yang diprakirakan berlangsung pada bulan Maret - April 2024.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu 25 Februari 2024.

Dwikorita menyampaikan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG didapati bahwa saat ini puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Indonesia. Hal ini, kata dia, mengindikasikan bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

Diterangkan Dwikorita, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari.

Hal ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat.

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkat.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.

"Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal didaerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tambah Dwikorita.


Peningkatan Curah Hujan

Warga menutupi kepala dari guyuran hujan saat melintasi kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (4/1/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan monitoring yang dilakukan BMKG, terdapat beberapa fenomena atmosfer yang terpantau masih cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Indonesia. Di antaranya yaitu pertama, aktivitas monsun Asia yang masih dominan.

Kedua, aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) pada kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur) yang diprediksi akan memasuki wilayah Pesisir Barat Indonesia pada beberapa pekan ke depan.

Selanjutnya, ketiga adanya aktivitas gelombang atmosfer di sekitar Indonesia bagian Selatan, Tengah, dan Timur. Keempat, terbentuknya pola belokan dan pertemuan angin yang memanjang di Indonesia Bagian Tengah dan Selatan.

"Seluruh fenomena atmosfer tersebut berkontribusi terhadap terjadinya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah di Indonesia," imbuh Dwikorita.


Imbauan BMKG

Warga menerjang hujan deras di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya akan mengkaji penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hal ini berkaitan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang potensi cuaca ekstrem pada penghujung 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan dalam menghadapi kondisi cuaca yang cepat berubah setiap harinya akibat pancaroba.

Cuaca panas dan hujan dapat terjadi silih berganti dengan cepat sehingga dapat memicu gangguan daya tahan tubuh.

Selain itu, masyarakat diharapkan dapat menyesuaikan aktivitas di luar ruangan termasuk dengan menggunakan perangkat pelindung diri dari terik matahari/hujan seperti payung, topi, atau jas hujan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menambahkan saat memasuki pergantian musim, potensi terjadinya angin puting beliung juga ikut meningkat.

Karenanya, BMKG mengimbau masyarakat untuk waspada dan senantiasa mengupdate informasi dan Peringatan Dini cuaca yang dikeluarkan oleh otoritas resmi BMKG.

Infografis Penjelasan Cuaca Panas Melanda Wilayah Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya