Total Aset Keuangan Syariah Indonesia Tembus Rp 2.452 Triliun

Indonesia berhasil masuk tiga besar pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis oleh DinarStandard di Dubai, Uni Emirat Arab.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Feb 2024, 11:26 WIB
Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono dalam peluncuran Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia (KEKSI) 2023 dan Seminar Nasional Sharia Economic & Financial Outlook (ShEFO) 2024, Senin (26/2/2024). (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Arief Wibisono, mencatat bahwa industri keuangan syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan.

"Per September 2023 total aset keuangan syariah Indonesia, tidak termasuk saham Syariah mencapai Rp 2.452,57 triliun, hal ini tumbuh sebesar 6,75 persen," kata Arief dalam peluncuran KEKSI 2023 dan SheFO 2024, Senin (26/2/2024).

Untuk rinciannya, kata Arief, aset keuangan syariah ini meliputi pasar modal syariah sebesar Rp 1.457,73 triliun atau sekitar 59,44 persen, perbankan syariah sebesar Rp 831,90 triliun atau sekitar 33,92 persen, dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah sebesar Rp 162,85 triliun atau 6,64 persen.

Sementara itu, di sisi lain market share industri keuangan syariah terhadap industri nasional juga terus mengalami kenaikan signifikan, dengan rincian yaitu pasar keuangan syariah sebesar 20,52 persen, perbankan syariah sebesar 7,27 persen, dan IKNB Syariah sebesar 5 persen.

Menurutnya, besarnya potensi Keuangan Syariah Indonesia tersebut diakui secara global. Indonesia berhasil masuk tiga besar pada the Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang dirilis oleh DinarStandard di Dubai, Uni Emirat Arab.

Indonesia Peringkat Ketiga

Indonesia yang pada tahun 2022 di posisi keempat, kini menduduki peringkat ketiga, di bawah Malaysia dan Arab Saudi.

"Posisi Indonesia ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang berada pada peringkat keempat," ujarnya.

Namun demikian, meskipun sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam, porsi aset keuangan syariah terhadap keuangan nasional masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 10,81 persen.

Oleh karena itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk mendukung peningkatan kapasitas keuangan syariah di tanah air. Salah satunya adalah melalui pengaturan perbankan syariah sebagaimana diamanatkan dalam undang-undang pengembangan dan penguatan sektor keuangan atau undang-undang P2SK yang telah disahkan pada bulan Januari 2023 tahun lalu.

"UU P2SK merupakan inisiatif nyata dalam pengembangan sektor keuangan dengan prinsip syariah, cakupan reformasi yang di amanat dalam undang-undang P2SK diantaranya, meliputi amanat pengaturan atas perluasan bisnis dan speed off unit usaha Syariah baik di sektor perbankan, pasar modal pasar modal maupun industri keuangan nonbank," pungkasnya.


BEI Optimistis Investor Syariah Tembus 1 Juta pada 2024

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan investor pasar modal syariah bisa tembus 1 juta pada 2024. Optimisme tersebut sejalan dengan pertumbuhan angka pencatatan saham syariah di BEI. 

Direktur Utama BEI Iman Rachman menuturkan, pihaknya menargetkan investor syariah bisa ditembus di atas 1 juta pada tahun ini, seiring dengan banyaknya saham syariah yang tercatat di pasar modal Indonesia. 

"Kami harapkan jumlah investor syariah bisa ditembus di atas 1 juta," kata Iman dalam acara Peluncuran Investasi Serba Syariah: MOST Syariah dan RDN Online BSI, Selasa (9/1/2024).

Menurut ia, pasar modal syariah Indonesia merupakan pasar yang menarik dan berkembang pesat. Hal itu tercermin dari jumlah saham syariah di BEI telah mengalami peningkatan sebesar lebih dari 50% selama lima tahun terakhir. Dari total pencatatan 931 saham, 69% diantaranya adalah saham syariah. 

Sejalan dengan peningkatan jumlah saham, investor syariah pun meningkat 211% selama lima tahun terakhir dari 44.536 investor pada 2016 menjadi 136.418 investor pada Desember 2023. 

Dengan demikian, BEI berharap agar investor pasar modal syariah bisa terus bertambah ke depannya. 


Dongkrak Investor Saham Syariah, BSI Gandeng Mandiri Sekuritas

Karyawan memfoto layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) berkerja sama dengan PT Mandiri Sekuritas meluncurkan produk investasi serba syariah guna mendongkrak jumlah investor syariah di Tanah Air.

Kerjasama dalam peluncuran #SerbaSyariah serta pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) online bank syariah pertama di Indonesia. 

Nasabah dapat berinvestasi di pasar modal syariah dan menikmati kemudahan pembukaan Rekening Efek Syariah secara online melalui Mandiri Online Securities Trading (MOST) Syariah by Mandiri Sekuritas.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana mengatakan, angka-angka statistik dan hasil survei literasi serta inklusi keuangan pasar modal tersebut menunjukkan besarnya potensi pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia. 

Asal tahu saja, populasi penduduk muslim Indonesia hingga 2023 mencapai lebih dari 240 juta atau sekitar 85% dari total penduduk lebih dari 278 juta.

Sementara data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, jumlah total investor pasar modal Indonesia 2023 mencapai lebih dari 12 juta orang Dari angka tersebut, tercatat sekitar 137 ribu adalah investor saham syariah dari total 5 juta investor saham.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK tahun 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan pasar modal Indonesia adalah sebesar 4% dan inklusi 5,19%.

Sementara literasi keuangan syariah Indonesia sebesar 9,14%, dibandingkan dengan literasi keuangan konvensional yang mencapai 49,6%.

Melihat potensi tersebut, Mandiri Sekuritas berkomitmen tinggi untuk terus meningkatkan peran aktifnya dalam menumbuhkan tingkat literasi dan inklusi keuangan pasar modal syariah melalui layanan investasi #SerbaSyariah.

“Literasi keuangan syariah baru 9,14% dibandingkan literasi keuangan konvensional mencapai 49,6% ini yang mendorong kami terus berkomitmen untuk mendorong literasi keuangan syariah,” kata Oki dalam acara Peluncuran Investasi Serba Syariah: MOST Syariah dan RDN Online BSI,  Selasa (9/1/2024).

Dia mengaku berharap kerja sama ini dapat bermanfaat bagi lebih banyak investor pasar modal Indonesia yang ingin lebih maju dalam berinvestasi, mencari berkah, dan meraih manfaat melalui layanan investasi SerbaSyariah di MOST Syariah.

  

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya