Manajer Bank di India Dituding Rampok Uang Nasabah Hingga Rp30 Miliar, Begini Ceritanya

Seorang wanita di India menuduh manajer di salah satu bank terbesar di negara India menipu dirinya dengan menyedot 160 juta rupee atau sekitar Rp30 miliar.

oleh Fitria Putri Jalinda diperbarui 13 Mar 2024, 20:10 WIB
Ilustrasi Bank Sentral. Photo copyright by Freepik

Liputan6.com, New Delhi - Seorang wanita di India menuduh manajer di salah satu bank terbesar di India, telah menipu dirinya dengan menyedot 160 juta rupee atau sekitar Rp30 miliar.

Wanita bernama Shveta Sharma itu mengatakan telah mentransfer uang ke Bank Industrial Credit and Investment Corporation of India atau ICICI dari rekeningnya di AS, dengan harapan uang itu akan diinvestasikan dalam deposito tetap. Namun dia menuduh bahwa seorang pejabat bank di sana membuat rekening palsu, memalsukan tanda tangan, mengeluarkan kartu debit dan buku cek atas nama Shveta untuk menarik uang dari rekeningnya.

​"Dia (manager) memberi saya pernyataan palsu, membuat ID email palsu atas nama saya dan memanipulasi nomor ponsel saya di catatan bank sehingga saya tidak mendapat pemberitahuan penarikan apa pun," ujarnya, mengutip dari BBC.com, Rabu (13/3/2024).

Juru bicara bank tersebut mengakui bahwa "penipuan memang telah terjadi", namun ia mengatakan bahwa ICICI adalah bank bereputasi yang menyimpan simpanan triliunan rupee dari jutaan nasabah.

"Siapa pun yang terlibat akan dihukum," tambah jubir tersebut.

Shveta Sharma dan suaminya kembali ke India pada tahun 2016 setelah tinggal selama beberapa tahun di AS dan Hong Kong, dan bertemu dengan seorang bankir lewat seorang teman.

Dia membuka rekening Non-Resident External Account atau NRE yang diperuntukkan bagi warga India non-residen atas saran dari temannya setelah mengunjungi cabang ICICI di Gurugram lama dekat ibu kota, Delhi, dan pada tahun 2019, mulai mentransfer uang ke rekening tersebut dari rekening AS-nya.

"Selama periode empat tahun dari September 2019 hingga Desember 2023, kami menyimpan seluruh tabungan hidup kami sekitar 135 juta rupee di bank," kata Shveta, seraya menambahkan bahwa “dengan bunga, jumlah tersebut akan bertambah menjadi lebih dari 160 juta rupee," yang jika dirupiahkan sekitar Rp25-30 miliar. 

 


Tak Ada Kecurigaan

Mulai menabung dan kumpulkan dana darurat dengan cara efektif yang bisa dilakukan di tengah pandemi virus corona yang melanda. (Foto: Unsplash)

Shveta Sharma berkata bahwa dia tidak pernah curiga ada sesuatu yang salah karena manajer cabang tersebut akan memberikan tanda terima yang sesuai untuk semua surat-surat dari bank, dan secara teratur mengirimkan Shveta laporan email dari akun ICICI-nya dan kadang datang membawa folder dokumen. 

Dugaan penipuan ini terungkap pada awal Januari 2023 ketika seorang karyawan baru di bank tersebut menawarkan agar Shveta mendapatkan pengembalian uang yang lebih baik.

Saat itulah dia menemukan bahwa semua uang simpanan tetapnya telah hilang. Ada juga "pencurian" sebesar 25 juta rupee atau sekitar Rp4 miliar yang diambil dari salah satu deposito.

“Saya dan suami terkejut. Saya menderita kelainan autoimun dan sangat trauma sehingga saya tidak bisa bangun dari tempat tidur selama seminggu penuh,” ujar Shveta.

"Hidupmu hancur tepat di depan matamu dan kamu tidak bisa berbuat apa-apa," tambahnya lagi.

 


Kelanjutan Kasus

Intip penampakan uang kertas Poundsterling baru yang menampilkan potret Raja Charles III. (unsplash.com/Philip Veater)

Shveta Sharma mengatakan dia telah membagikan semua informasi tentang penipuan ini dan mengadakan beberapa pertemuan dengan pejabat tinggi.

“Pada pertemuan pertama kami pada tanggal 16 Januari, kami bertemu dengan kepala regional dan zona bank serta kepala kewaspadaan internal bank yang datang dari Mumbai. Mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka menerima bahwa itu adalah kesalahan mereka, dan manajer cabang ini telah berbuat curang," ujar Shveta. 

"Mereka meyakinkan kami bahwa kami akan mendapatkan semua uang kami kembali. Tapi pertama-tama, kata mereka, mereka memerlukan bantuan saya dalam mengidentifikasi transaksi penipuan."

Shveta Sharma dan tim akuntannya menghabiskan waktu berhari-hari untuk memeriksa laporan selama empat tahun terakhir. Akuntannya kemudian duduk bersama tim kewaspadaan untuk menandai transaksi yang mereka "100% yakin" adalah penipuan.

"Sangat mengejutkan mengetahui bagaimana uang itu diambil dari rekening saya dan ke mana uang itu dibelanjakan," ujar Shveta

Shveta mengatakan meskipun bank memberikan jaminan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam waktu dua minggu, atau lebih dari enam minggu kemudian, dia masih menunggu untuk uangnya kembali.

Sementara itu, dia telah mengirimkan surat kepada CEO dan wakil CEO ICICI dan mengajukan pengaduan ke Reserve Bank of India – bank sentral negara tersebut – dan Economic Offenses Wing (EOW) di kepolisian Delhi, yang menangani kejahatan keuangan.


Kasus Serupa di Bulan yang Sama

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Mengutip dari BBC, bank tersebut mengatakan bahwa mereka telah menawarkan untuk menyetorkan 92,7 juta rupee atau sekitar Rp14 miliar ke rekening Shveta Sharma dengan hak gadai, sambil menunggu hasil penyelidikan.

Namun Shveta menolak tawaran tersebut: "Jumlahnya jauh lebih kecil dari jumlah utang mereka sebesar 160 juta rupee. Dan hak gadai tersebut berarti rekening tersebut akan dibekukan sampai kasus ini ditutup oleh polisi, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun." ujarnya

"Mengapa saya dihukum bukan karena kesalahan saya? hidup saya terbalik. Saya tidak bisa tidur. Saya mengalami mimpi buruk setiap hari," tambahnya.

Srikanth L, yang menjalankan pengawas fintech bernama Cashless Consumer, mengatakan kasus seperti itu jarang terjadi, bank menggunakan audit dan pemeriksaan untuk memastikan hal seperti itu tidak terjadi.

"Namun jika manajer bank memutuskan untuk menipu nasabahnya, tidak banyak yang dapat bisa dilakukan," ujar Srikanth.

Mengutip dari BBC.com, ini adalah kedua kalinya dalam bulan ini bank ICICI menjadi pemberitaan karena alasan yang salah.

Awal bulan Februari, polisi di negara bagian Rajasthan mengatakan seorang manajer cabang dan para asistennya telah menipu para nasabah yang menabung hingga miliaran rupee selama bertahun-tahun untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh bank tersebut.

Polisi mengatakan mereka menarik uang dari rekening nasabah dan menggunakannya untuk membuka rekening giro dan tabungan baru serta menyiapkan deposito tetap.

Juru bicara ICICI mengatakan, dalam kasus tersebut, pihak bank bertindak cepat dan menindak pengelola yang terlibat. Dia menambahkan, tidak ada nasabah yang kehilangan uang.

Dalam kasus Shveta Sharma, dia (juru bicara ICICI) mengatakan, mengejutkan bahwa Shveta tetap tidak mengetahui transaksi dan saldo di rekeningnya selama tiga tahun terakhir, dan baru belakangan ini menyadari adanya perbedaan dalam saldo rekeningnya. 

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya