Liputan6.com, Jakarta - Masih banyak masyarakat yang ragu untuk menggunakan mobil listrik sebagai alat transportasi harian. Infrastruktur yang dinilai belum memadai menjadi salah satu alasan mengapa mereka urung beralih.
Meski demikian, tidak sedikt pula masyarakat yang sudah menggunakan mobil listrik. Mereka yang telah memakai mobil listrik mengaku menikmati kelebihan dari kendaraan niremisi ini, mulai dari insentif pembelian dari pemerintah, pengeluaran yang lebih terjangkau ketimbang beli bensin, hingga bebas sistem ganjil-genap.
Advertisement
Namun sebagai pengguna baru mobil listrik, pastinya ada kekhawatiran akan kehabisan daya baterai saat di jalan. Maka saat menemukan tempat pengisian daya, langsung segera mengisinya agar baterai selalu dalam kondisi penuh.
Kebiasaan seperti ini dinilai kurang tepat oleh Tatsuya Mikami selaku Chief Advisor, After Sales & Technical BYD Auto Japan.
Dirinya menyarankan untuk melakukan pengecasan kendaraan listrik ketika persentase baterai sudah sekitar 30 persen.
"Sebagai pengguna (mobil listrik) mungkin Anda khawatir jika baterai tidak 100 persen dan langsung di-charge (saat daya baterai berkurang), itu tidak disarankan. Contoh, dari rumah ke kantor 10km lalu di-charge lagi atau sebaliknya,” terang Mikami di arena IIMS 2024 akhir pekan kemarin.
Ia juga menambahkan bahwa anjuran melakukan pengisian daya baterai telah dijelaskan di buku manual setiap pembelian mobil.
“Kalau di user handbook disarankan charge ketika baterai di 30 persen. Keuntungannya akan terasa pada efisiensi penggunaan baterai dan memperpanjang lifetime baterai,” kata Mikami.
Sekadar informasi, seluruh baterai mobil listrik BYD menggunakan rancang bangun Lithium Ferro Phosphate (LFP) yang tidak menggunakan bahan nickel, cobalt, dan manganese. Melainkan terdiri dari lithium, besi, dan phosphorus.
Kelebihan Blade Battery
BYD menyebut baterai yang mereka gunakan sebagai Blade Battery. Baterai berbentuk bilah pisau ini memiliki lima (5) kelebihan, seperti Super Safety, Super Strength, Super endurance mileage, Super lifetime, dan struktur Super Power yang terdiri dari sel yang rapat sehingga memperkuat baterai.
Disebutkan, Blade Battery telah melewati uji keamanan paling ketat dan berhasil melebihi persyaratan nail penetration test yang merupakan sebuah uji keamanan baterai yang sangat ketat dan dianggap sebagai tantangan paling berat.
Selama nail penetration test, blade battery tidak menghasilkan asap atau api, dan suhu permukaannya hanya mencapai 30 hingga 60 derajat celcius.
Baterai ini juga mampu bertahan dalam kondisi uji ekstrem lainnya, seperti ditekuk, dipanaskan hingga 300 derajat celsius, dan tertindih beban sebesar 260 persen dari berat baterainya.
Advertisement