Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi hasil survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang menemukan penilaian publik terhadap ekonomi di Indonesia yang semakin buruk.
Penilaian tersebut merupakan salah satu hasil temuan dalam survei pascapemilu (post-election survey) yang telah di gelar pada 19-21 Februari 2024.
Advertisement
"Lebih banyak yang menilai keadaan ekonomi nasional pada umumnya sekarang buruk/sangat buruk 41,1 persen, dibanding baik/sangat baik 34,1 persen, sementara 22,5 persen menilai sedang, dan 2,2 persen tidak menjawab," tulis LSI.
Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tahun 2023 tumbuh sebesar 5,05 persen, lebih rendah dibanding capaian tahun 2022 yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen.
Kendati begitu Airlangga, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah jelas tumbuh positif. Bahkan rata-rata masih dikisaran 5 persenan.
"Kalau tadi angka-angkanya sudah jelas bahwa pertumbuhan kita bagus," kata Airlangga saat ditemui di Kantor Kemenko bidang perekonomian, Senin (26/2/2024).
Selain itu, inflasi Indonesia juga masih terbilang rendah yakni mencapai 2,61 secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka tersebut sama dengan inflasi secara year to date yakni sebesar 2,61 persen.
"Inflasi rendah dibandingkan berbagai negara kita top five lah di global," pungkasnya.
Sebelumnya, tantangan ekonomi global tidak membuat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati bergetar. Ia tetap yakin ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% sepanjang 2024.
“Berdasarkan dinamika global dan potensi perekonomian domestik, ekonomi Indonesia diperkirakan masih tumbuh kuat pada 2024, sebesar 5,2 persen,” kata Sri Mulyani dikutip dari Antara, Rabu (7/2/2024).
APBN 2024
Menurut Sri Mulyani, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,1 persen pada 2023 dan 2024. Memang tidak terlalu besar tetapi Indonesia memiliki senjata yang besar untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi 5% di 2024.
Inflasi yang diperkirakan relatif stabil, dampak penyelenggaraan Pemilu 2024 terhadap konsumsi masyarakat maupun konsumsi Pemerintah, serta kebijakan sektor perumahan yang sudah digulirkan Pemerintah pada triwulan IV-2023 akan menjadi faktor pendorong pertumbuhan 2024.
Sejalan dengan hal tersebut, APBN 2024 diarahkan untuk meredam gejolak eksternal serta mempercepat transformasi ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan.
Di sisi lain, Menkeu menyoroti perekonomian Indonesia pada 2023 berhasil mencetak pertumbuhan yang baik di tengah proyeksi melambatnya perekonomian global.
“Alhamdulillah meski tahun 2023 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat signifikan, ekonomi Indonesia mencatatkan konsistensi tren pertumbuhan yang sangat baik,” ujar dia.
Perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,04 persen (year-on-year/yoy) pada triwulan IV-2023 dan 5,05 persen yoy untuk keseluruhan tahun 2023.
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh aktivitas permintaan domestik yang masih kuat, khususnya aktivitas konsumsi dan investasi.
Advertisement