Bahlil Nilai Tak Perlu Tim Transisi Jokowi ke Prabowo: yang Ada Tim Pemantapan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai, tim transisi untuk menjembatani pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pemerintahan berikutnya tidak diperlukan.

oleh Tim News diperbarui 26 Feb 2024, 18:16 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Media Center Pro Pemerintah di Jalan Diponegoro No 15A, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (4/12/2023). Bahlil mengungkapkan mengenai rencana pembukaan kembali TikTok Shop. (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menilai, tim transisi untuk menjembatani pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan pemerintahan berikutnya tidak diperlukan. Sebab, pemenang pilpres 2024 adalah melanjutkan program Jokowi.

Berdasarkan hasil real count sementara KPU, paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dibandingkan dua paslon lainnya.

"Begini, dalam pandangan saya kalau tim transisi itu kan kalau pemerintahan terdahulu tidak sinkron dengan pemerintahan yang terpilih, tapi kalau pemerintahan yang sekarang judulnya berkelanjutan, apanya yang mau ditransisi," kata Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/2/2024).

Menurut Bahlil, nantinya diperlukan tim pemantapan untuk melanjutkan program yang sudah baik dan memperbaiki program yang belum bagus.

"Jadi yang ada itu tim pemantapan untuk melanjutkan program yang bagus, tapi yang belum bagus kita lakukan perbaikan. Dalam rangka melengkapi atau menjadi visi misi dan program dari Pak Prabowo dan mas Gibran," ucapnya.

Menurutnya, mayoritas partai politik pendukung Prabowo-Gibran mayoritas sudah berada di Kabinet Indonesia Maju.

"Kan, orang Pak Prabowo, timnya juga ada di kabinet, ngapain?" tuturnya.


Update Hasil Sementara Real Count KPU: Prabowo-Gibran 58,84%, Anies-Muhaimin 24,44%, Ganjar-Mahfud 16,72%

Tiga Calon Presiden, Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan (kiri ke kanan) mengangkat tangan usai debat perdana Pilpres 2024 di halaman Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Selasa (12/12/2023). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Diketahui, Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) kembali memperbaharui hasil penghitungan suara Pilpres 2024 melalui situs resminya, pemilu2024.kpu.go.id. Berdasarkan data masuk pada Senin 26 Februari 2024 pukul 13.00 WIB terlihat progres yang sudah mencapai 77,13 persen.

Progres tersebut diketahui berdasarkan suara masuk dari 634.979 tempat pemungutan suara (TPS) dari total TPS di seluruh Indonesia yang berjumlah 823.236 TPS.

Dari total suara masuk terkait, tercatat suara terbesar masih didominasi oleh pasangan nomor urut 2 yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yaitu 58,84 persen atau setara dengan 74.775.531 suara.

Menyusul di nomor urut kedua, terdapat pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) yang meraih 24,44 persen atau setara dengan 31.053.387 suara.

Terakhir, posisi ketiga ada pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang mendapatkan 16,72 persen atau setara dengan 21.242.275 suara.

Berdasarkan hasil sementara ini, keunggulan Prabowo-Gibran sudah melewati ambang batas Pemilu satu putaran. Sebab, perolehan suaranya memenuhi syarat 50+1 persen.

Meski unggul sementara, namun hasil keputusan yang sah akan dilakukan berdasarkan penghitungan manual berjenjang yang saat ini sudah dilakukan secara bertahap. 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Infografis Sinyal Dukungan Jokowi & Kesiapan Prabowo Nyapres di Pilpres 2024 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya