Berikut Cara Cegah Penyakit Jantung

Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia.

oleh Novia Harlina diperbarui 09 Mar 2024, 09:02 WIB
Seminar bertajuk "Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan sejak Janin, Bayi, dan Anak-anak" yang diselenggarakan RS Premier Bintaro. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit jantung adalah salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Meskipun faktor genetik memainkan peran penting dalam risiko seseorang terkena penyakit jantung, namun gaya hidup sehat dan pencegahan yang tepat juga dapat membantu mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung.

Oleh sebab itu, RS Premier Bintaro menyelenggarakan seminar bertajuk "Deteksi Dini Penyakit Jantung Bawaan sejak Janin, Bayi, dan Anak-anak" dalam rangka memperingati Congenital Heart Disease Awareness Week, yang berlangsung setiap tanggal 7-14 Februari setiap tahunnya.

Acara tersebut dihadiri oleh 125 peserta dan menghadirkan 3 dokter spesialis ahli di bidangnya, yaitu dr. Didi Danukusumo, Prof dr. Najib Advani, dan dr. Febtusia Puspitasari pada Minggu, 18 Februari 2024.

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) atau Congenital Heart Disease adalah kelainan jantung yang dimiliki oleh seseorang sejak lahir. Menurut buku "A Practical Guide to Fetal Echodardiography 2nd Edition 2010" karya Alfred Abuhamad & Chaoui, dari 1000 kelahiran hidup rata-rata terdapat 50 kasus PJB.

Untuk mencegah terjadinya PJB, penting untuk mengenali dan menghindari faktor risikonya, baik pada ibu maupun janin.

Beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan adalah pola makan, kondisi kesehatan ibu selama kehamilan, penggunaan obat-obatan tertentu, serta kebiasaan merokok selama kehamilan. Selain itu, faktor risiko pada janin meliputi kelainan gen atau kromosom, kelainan irama jantung, penebalan tengkuk, serta masalah plasenta pada kehamilan 1 telur.

Ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebanyak 0.8mg untuk membantu mencegah terjadinya Penyakit Jantung Bawaan. Skrining secara berkala seperti skrining kelainan bawaan pada trimester 1 dan pemeriksaan Genetic Ultrasound serta Feto Echocardiography pada trimester 2 juga sangat disarankan.

CEO RS Premier Bintaro, dr Martha M.L. Siahaan menyampaikan apabila ditemukan kecurigaan PJB, dokter spesialis kandungan akan bekerjasama dengan dokter spesialis jantung anak untuk membahas kondisi jantung janin dan persiapan kelahiran bayi.

"Pemeriksaan Fetal Echocardiography kemudian akan dilakukan oleh dokter spesialis jantung anak guna menegakkan diagnosis dan menentukan penanganan bayi setelah lahir, melibatkan beberapa dokter spesialis lainnya," jelasnya.

Meskipun beberapa kasus Penyakit Jantung Bawaan dapat sembuh dengan sendirinya, namun ada juga yang memerlukan tindakan intervensi.

Tindakan tersebut dapat berupa terapi bedah seperti operasi paliatif Pulmonary Artery Banding pada kasus VSD besar, operasi ligase PDA, dan lain-lain, maupun terapi non-bedah seperti Balloon Atrial Septostomy (BAS) pada kasus TGA, pemasangan coil pada kasus VSD, ASD, PDA, dan tindakan lainnya.

Menurutnya jumlah kasus jantung bawaan di Indonesia tidak sebanding dengan fasilitas layanan kesehatan yang tersedia. Oleh karena itu, RS Premier Bintaro akan membuka layanan unggulan baru untuk penyakit seputar jantung, yang saat ini masih dalam proses penggarapan.

"Kami berharap dengan adanya tambahan fasilitas layanan unggulan ini, dapat membantu mengatasi masalah kasus jantung di Indonesia," katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya