Liputan6.com, Banyuwangi - Suyanti, ibu kandung santri korban penganiayaan senior di Pesantren Kediri, meminta bantuan hukum kepada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, untuk ikut mendampingi kasus yang menimpa anaknya. Suyanti merasa diperlakukan tidak adil oleh pihak pondok.
Sebuah video permintaan tolong pada pengacara kondang Hotman Paris Hutapea beredar luas di sejumlah platform media sosial hingga hari ini, Selasa (27/2/2024).
Advertisement
Video tersebut dibuat Suyanti ibu setelah anaknya menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan di ponpes di Dusun Mayang, Desa Kranding, Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri pada Rabu (21/2/2024)
Dalam video tersebut Suyanti mengeluhkan karena merasa diperlakukan tidak adil terkait kematian putranya tersebut.
“Selamat malam bang Hotman Paris. Saya ibunya Bintang Biliqis Maulana korban pengeroyokan di pondok pesantren hingga mengakibatkan meninggal dunia anak saya ,”ujar Suyanti dalam video tersebut.
Suyanti berharap agar kasus kematian anaknya yag baru berusia 14 tahun tersebut bisa segera terungkap dengan jelas.
“Tolong saya supaya segera diusut tuntas. Supaya mendapatkan keadilan. Tolong saya Bang Hotman Paris agar segera diusut tuntas agar ada keadilan untuk anak saya,”harapnya
Sikap diam pondok pesantren yang bersangkutan sangat disesalkan keluarga korban dan terkesan menutup-nutupi kasus ini.
“Sampai saat ini pihak pondok tidak ada mengubungi saya. Tidak ada permintaan maaf pada saya. Tidak ada maaf sama sekali,”tutur Suyanti dalam video tersebut.
Polres Kediri Tetapkan 4 Tersangka
Seperti diketahui, kasus meninggalnya Bintang Bilqis Maulana cukup menyita perhatian publik karena ada upaya penyembunyian fakta sebenarnya. Perwakilan pondok yang ikut mengantarkan jenazah korban menjelaskan penyebab kematian korban akibat terjatuh dari kamar mandi.
Namun fakta berhasil diungkap pihak kepolisian yang menemukan penyebab kematian korban yang diduga akibat menjadi korban penganiayaan serta pengeroyokan santri lain.
Polres Kediri menetapkan empat tersangka dalam kasus ini. Ke 4 tersangka tersebut yaitu inisial MN asal Sidoarjo, MM asal Nganjuk, AA asal Surabaya dan MF asal Bali. Semua tersangka saat ini telah ditahan di Mapolres Kediri
Advertisement
Respon Pondok Pesantren
Sementara itu, pengasuh pondok pesantren Al Hanifiyyah tempat santri tersebut menimba ilmu di Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Fatihunada, mengaku dirinya tidak tahu kejadian itu.
Pada Jumat (23/2/2024) ia tiba-tiba diberi laporan jika santrinya itu sudah meninggal dunia.
"Saat itu saya capai dan dibangunkan. Saya dapat laporan anak itu jatuh terpeleset di kamar mandi. Saat itu juga tidak muncul dugaan dan saya tidak sempat melihat karena mengurus ambulans dan keperluan untuk berangkat ke sana (Banyuwangi)," kata Gus Fatih, sapaan akrabnya.
Gus fatih kemudian mencari nomor telepon keluarga santri tersebut dan menghubunginya. Keluarga berencana memakamkan di Banyuwangi, sehingga ia juga mencari mobil ambulans untuk membawa jenazah. Hingga kemudian ia di rumah duka ada kejadian viral itu, yaitu video keluarga tidak terima dengan kematian santri tersebut.