6 Fakta Menarik Gunung Pohen di Bali yang Merupakan Cagar Alam Batukahu

Gunung Pohen merupakan salah satu gunung yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Puncak Gunung Pohen berada di ketinggian 2.069 mdpl, dengan luas kawasan 388,2 hektare.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 28 Feb 2024, 08:30 WIB
Seorang pendaki berada di Gunung Pohen di Bali. (Dok: Instagram https://www.instagram.com/p/CyqGz-kywYE/?igsh=MWh5YzBsOXFmYmpyaA==)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Pohen merupakan salah satu gunung yang ada di Kabupaten Tabanan, Bali, Indonesia. Puncak Gunung Pohen berada di ketinggian 2.069 mdpl, dengan luas kawasan 388,2 hektare.

Dibandingkan dengan Gunung Batur maupun Gunung Agung, nama Pohen sebagai salah satu gunung di Bali kurang begitu populer. Kawasan Gunung Pohen ditetapkan sebagai bagian dari Cagar Alam Batukahu, satu-satunya cagar alam di Bali, oleh Direktur Jenderal Kehutanan Indonesia. Surat keputusan penetapannya diterbitkan pada 3 Desember 1979.

Gunung Pohen memiliki kawasan hutan yang ditumbuhi oleh beragam jenis tumbuhan mulai dari pohon hingga perdu. Kawasan hutan Gunung Pohen dijadikan sebagai lokasi perlindungan biodiversitas.

Masih banyak hal mengenai Gunung Pohen selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Pohen yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com pada Rabu (28/22024).

1. Titik Awal Pendakian di Bedugul

Untuk mencapai Gunung Pohan, dari Denpasar atau pusat kota, Anda bisa menuju kawasan Bedugul. Mengutip dari laman Astacala, Bedugul berada di ketinggian sekitar 1.300 sampai 1.400 mdpl.

Bedugul kalau dilihat di peta topografi adalah sebuah kaldera pegunungan di tengah Pulau Bali. Diapit gigiran Gunung Catur di sisi timur dan pegunungan Batukaru di sisi barat. Jalan utama yang menghubungkan Denpasar dan Singaraja membelah kaldera, melintang di tengahnya.

Nama Bedugul sendiri sebenarnya bukanlah nama wilayah administrasi, tapi sebuah nama kawasan wisata. Namanya berasal dari istilah pura subak, yaitu tempat suci yang berhubungan dengan aktivitas pengairan masyarakat untuk mengelola pertanian.


2. Berdampingan dengan Gunung Lainnya

Aktivitas warga bersembahyang di Gunung Pohen, Bali. (Dok: Instagram https://www.instagram.com/p/CvuNchvJt8h/?igsh=eTloZjEwd2RvOTg0

Gunung Pohen berdiri berdampingan dengan gunung-gunung lainnya di kawasan cagar alam. Selain Pohen, ada Gunung Batukaru, Sanghyang, Lesung, Tapak, dan Adeng.

Selama pendakian, Anda akan menyusuri tepian hutan dan ladang. Pendaki bisa melihat tanaman pere yang mendominasi ladang-ladang di Bedugul.

Di kejauhan arah timur, akan terlihat Danau Beratan dan Gunung Catur. Sementara ke arah barat, hanya ada pepohonan hutan yang lebat sebagai sumber oksigen yang mengisi paru-paru dalam perjalanan.

Terdapat pemandangan Gunung Tapak di sebelah utara. Lalu puncak Gunung Pohen yang punggungannya terlihat rata dan gersang. Setelah menyusuri jalan setapak, Anda tiba di jalan aspal kecil sebagai jalan penghubung tiga kemah induk pengeboran panas bumi.

3. Kawasan yang Disucikan

Akhirnya Anda akan tiba di pertigaan jalan, lalu sebuah patung Hanoman berdiri tegak di sana. Hampir di setiap titik di hutan-hutan di Bali terdapat tempat-tempat menghaturkan canang. Seluruh tempat di kawasan Cagar Alam Batukaru disucikan oleh masyarakat Pulau Dewata sejak dulu.


4. Termasuk Gunung yang Mudah Didaki

Gunung Pohen di Bali dengan hutan hijaunya. (Dok: https://www.instagram.com/p/C3jJMNzPrjf/?igsh=aGVsNXF5bHR3aGpr)

Jalan setapak menuju Puncak Pohen diawali dari Patung Hanoman. Pepohonan besar menjulang tinggi. Serasah bertebaran di permukaan tanah. 

Mendaki Pohen sebenarnya bisa dibilang tak terlalu sulit. Walaupun demikian, kita tetap harus berhati-hati. Ketinggiannya hanya dua ribu meter. Awal pendakiannya dimulai dari ketinggian seribu enam ratusan meter. Ini berarti elevasinya sekitar empat ratus meter saja.

Dua jam belum tentu sama untuk setiap orang, bisa jadi lebih sekitar 3--4 jam jika jalannya agak santai. Tak ada jalan bonus mendatar yang berarti di jalur pendakian, hampir semuanya menanjak.

5. Pepohonan Khas Bali

dilihat pada peta topografi, Gunung Pohen ini seperti kerucut yang tumpul. Tak ada punggungannya yang begitu jelas. Bisa dibilang, orang yang naik hanya mendaki pinggangnya saja.

Suasana di sepanjang jalur pendakian bisa dibilang standar, dengan pepohonan tropis khas pegunungan di Bali. Menjelang puncak, mulai banyak tumbuh pohon pinus, perdu, dan semak-semak. Jalur juga makin terjal dan berdebu, jika musim hujan tentu akan sangat licin. 


6. Ada Pulau Kuali yang Memisahkan Pohen dengan Sanghyang

Gunung Pohen dari kejauhan di Bali. (Dok: Instagram https://www.instagram.com/p/Clta8xqruIo/?igsh=OWtpcjcycGk5Yjdl)

Di puncak Gunung Pohan, ada sebuah pelinggih berselimutkan kain putih kuning. Berdiri di bawah pohon, di tanah datar yang tak begitu luas. Ada juga seperangkat peralatan listrik tenaga surya. Sepertinya digunakan untuk penerangan saat piodalan atau rahinan di pelinggih kecil ini oleh warga setempat.

Dari Puncak Pohen, Anda melihat hutan di sebelah barat. Jauh di bawah terhalang pepohonan dan kabut yang tipis ada lembah yang memisahkan Gunung Pohen dan Gunung Sanghyang yang rasanya jarang dijamah manusia.

Katanya, lembah itu disebut sebagai Pulau Kuali, karena bentuknya seperti kuali yang besar dan luas. Tempat ini memang begitu terpencil dan diapit gunung sekelilingnya. 

Dalam perjalanan turun, Anda akan melewati salah satu kemah pengeboran panas bumi yang lokasinya tak begitu jauh. Pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi ini sudah dimulai sejak lama, tepatnya sejak tahun 1974. Proyeknya sudah mendapatkan izin operasional sejak 1996, namun setelahnya masyarakat sekitar melakukan penolakan.

 

Infografis Tanggap Darurat Bencana Gunung Semeru Meletus. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya