Ilmuwan Uji Tulang Lunak Hidung Jadi Implan Obat Radang Sendi, Ini Caranya

Metode implan tulang lunak hidung sembuhkan radang sendi

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 28 Feb 2024, 15:00 WIB
Ilmuwan Uji Tulang Lunak Hidung Jadi Obat Radang Sendi (Sumber: pexels-ron lach)

Liputan6.com, Jakarta Terobosan unik pengobatan menggunakan tulang lunak dari hidung sebagai bahan untuk memperbaiki sendi yang terkena osteoartritis tengah jadi fokus para peneliti. Ilmuwan dari Julius-Maximilians-University (JMU) Würzburg, Jerman Menemukan bahwa sepotong kecil tulang rawan dari hidung dapat digunakan untuk meregenerasi tulang rawan lutut yang aus. 

Professor Oliver Pullig, Ketua Departemen Teknik Jaringan dan Kedokteran Regeneratif di Rumah Sakit Universitas Würzburg mengatakan perlu membiakkan sepotong tulang rawan kecil dari hidung untuk bisa meregenerasi radang sendi lutut atau osteoarthritis. 

"Kami mengambil sepotong kecil tulang rawan dari septum hidung pasien kami, membiakkannya pada matriks kolagen yang mendukung secara struktural, dan menanamkannya selama empat minggu ke dalam lutut yang rusak untuk meregenerasi tulang rawan tersebut," ungkap 

Tulang rawan hidung memiliki sifat mekanis yang serupa dengan tulang rawan di lutut, membuatnya menjadi kandidat yang menjanjikan untuk proses regenerasi. Melalui teknik yang dikembangkan oleh para ilmuwan, sel-sel tulang rawan hidung dibiakkan dalam laboratorium dan kemudian dilakukan implan atau ditanamkan ke dalam area yang rusak pada sendi lutut. 

Proses tersebut bertujuan untuk meregenerasi tulang rawan yang aus akibat osteoartritis, mengembalikan mobilitas dan mengurangi rasa sakit bagi penderita. Berikut Liputan6.com merangkum perkembangan uji cara pengobatan radang sendi pakai tulang lunak hidung melansir dari New Atlas, Rabu (28/2/2024).


Uji Klinis dan Harapan di Masa Depan

Ilmuwan Uji Tulang Lunak Hidung Jadi Obat Radang Sendi (Sumber: pexels-maksim-goncharenok)

Uji klinis yang diberi nama ENCANTO (ENgineered Cartilage from Nose for the Treatment of Osteoarthritis) akan segera dimulai, dengan rencana merekrut peserta pada awal tahun 2025. 

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti lebih lanjut tentang efektivitas metode regenerasi tulang rawan menggunakan tulang lunak hidung, terutama dalam kasus-kasus yang kompleks seperti osteoartritis patellofemoral (PFOA).

Jika hasil uji klinis positif, metode ini dapat merevolusi pengobatan degenerasi tulang rawan, menggantikan prosedur-prosedur yang lebih invasif dan memperkenalkan pendekatan yang lebih alami dan efektif untuk mengatasi kondisi yang melemahkan seperti osteoartritis. 

Dengan demikian, terobosan ini tidak hanya menjanjikan harapan bagi para penderita saat ini, tetapi juga membuka jalan untuk pengembangan lebih lanjut dalam bidang kedokteran regeneratif.


Wanita Lebih Berisiko Terkena Pengapuran Sendi

Jenis penyakit degeneratif atau penyakit yang terjadi akibat menurunnya fungsi tubuh ini kerapkali merepotkan (Istimewa)

Osteoarthritis, atau yang sering disebut sebagai OA, adalah bentuk radang sendi yang umum terjadi, terutama pada orang lanjut usia. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai sendi di tubuh, tetapi paling sering terjadi di lutut, tangan, pinggul, atau tulang belakang. Gejala yang umum dirasakan oleh penderita osteoarthritis meliputi nyeri, kaku, dan pembengkakan.

Osteoarthritis lebih sering dialami oleh wanita daripada pria, dengan tingkat keparahan yang juga cenderung lebih tinggi pada wanita. Gejala osteoarthritis bisa berupa nyeri, kebas, atau ngilu pada sendi yang terkena, yang biasanya memburuk setelah aktivitas atau pada malam hari. Meskipun demikian, olahraga ringan dapat membantu mengurangi nyeri akibat osteoarthritis, bahkan ketika seseorang merasa tidak ingin bergerak sama sekali.

Pilihan pengobatan untuk osteoarthritis mencakup penggunaan obat penghilang rasa sakit untuk mengurangi ketidaknyamanan, serta terapi fisik untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas sendi. Dalam kasus yang lebih parah, pembedahan sendi mungkin diperlukan untuk mengatasi gejala yang tidak terkendali.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya