Liputan6.com, Sukabumi - Puluhan pelajar dari dua SD di Kabupaten Sukabumi diduga mengalami keracunan makanan, setelah menyantap jajanan yang dibeli dari pedagang keliling. Kini sampel jajanan itu ke Labkesda Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sebelumnya, 28 pelajar dari SDN) Nangewer dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cisarua Girang, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi dikabarkan mengalami pusing, mual, muntah pada Senin (26/2/2024) lalu. Bahkan tiga anak diantaranya dirujuk ke RSUD R Syamsudin SH.
Advertisement
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Bagus Panuntun menyebutkan, sampel jajanan yang diduga menjadi penyebab keracunan para siswa dikirim ke BPOM Bandung. Sementara itu, Nurrahman (33) selaku pedagang sudah dimintai keterangan dan dipulangkan.
"Informasinya ke BPOM Bandung. Masih menunggu hasil lab, sampai sekarang belum ada. Kemarin (pedagang) dimintai keterangan saja terus dipulangkan," kata Bagus.
Kapolsek Sukabumi AKP Ujang Taan menambahkan, kasus tersebut sudah ditangani oleh Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota. Pihaknya juga memeriksa sejumlah saksi-saksi yang berkaitan dengan kasus dugaan keracunan makanan tersebut.
"Iya, perkaranya sekarang ditangani oleh Polres Sukabumi Kota. Kami serahkan semuanya ke sana, berikut pedagang keliling yang menjual jajanan makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal itu, sudah diperiksa. Seperti pedagang keliling yang menjual makanan itu, kepala sekolah berikut guru. Bahkan, siswa pun ada sebagian yang dimintai keterangan," kata Ujang saat dikonfirmasi pada Rabu (28/2/2024).
Sementara, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Masykur Alawi menuturkan, sebelumnya terdapat 35 siswa yang mengalami gejala keracunan. Adapun yang ditangani pihak medis yakni, 25 siswa rawat jalan di Puskesmas Karawang, 3 siswa dirujuk ke RSUD Syamsudin dan 7 siswa diberi penanganan oleh sekolah.
"Keluhan pertama dirasakan pada jam 07.30 WIb berupa rasa tidak enak di perut, Sakit tenggorokan, mual, dan muntah dan pusing. Jumlah korban keracunan untuk saat ini berjumlah 35 siswa," ujar Masykur.
Dokter Ungkap Kondisi Terkini Pelajar di Rumah Sakit
Case Manager Informasi dan Keluhan RSUD R Syamsudin SH, dr. Irfan Nugraha mengatakan kondisi ketiga pasien yang mengalami keracunan makanan itu sejak diterima pihak rumah sakit kondisinya sudah lemas, pasien juga mengalami mencret. Tak ada keluhan lain, selain dua kondisi tersebut.
“Kondisinya per tadi pagi yang pasien terakhir itu gejalanya cenderung ke mencret mencret lebih dari lima kali encer banget. Jadi memang tanda khas keracunannya tandanya dari lemes sama mencret mencretnya lumayan sering lebih dari lima kali,” jelas dr Irfan.
Dia menjelaskan, adapun penanganan untuk kondisi tersebut yakni fokus pada penggantian cairan tubuh yang terbuang akibat mencret berkali-kali.
“Penanganan lebih lanjutnya mencret kalau mencret kalau di anak kita lebih cenderung konsentrasinya untuk penanganan kekurangan cairannya jadi segera kita infus di sini kalau ada tanda tanda dehidrasi segera kita atasi dehidrasinya,” ungkapnya.
Advertisement