Sosok Pemimpin yang Bakal Dapat Bau Surga, Ini Ciri-Cirinya

Pemulu 2024 di Indonesia tengah berlangsung dan dalam tahap penghitungan suara. Lalu, apakah pemimpin di negeri ini akan dapat bau surga?

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Feb 2024, 09:30 WIB
Ilustrasi Pemilihan Presiden (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu di negeri ini sudah berjalan sesuai tahapannya. Jika nanti diketok palu tentang hasil pemilihan tersebut makan Indonesia akan mendapat pemimpin baru untuk memimpin negeri ini.

Lalu, apakah pemimpin di negeri ini akan dapat bau surga?

Pemimpin yang efektif seharusnya memiliki kualitas kepemimpinan yang mencakup kombinasi antara kepemimpinan yang tegas dan empati.

Seorang pemimpin harus mampu memberikan visi yang jelas dan menginspirasi orang-orang di sekitarnya untuk mencapai tujuan bersama. Visi ini seharusnya bersifat inklusif, mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi dari seluruh kelompok yang dipimpinnya.

Pemimpin yang efektif juga harus memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas tindakan dan kebijakan yang diambil.

Selanjutnya, seorang pemimpin yang baik harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan, aspirasi, dan masalah yang dihadapi oleh anggota tim atau masyarakat yang dipimpinnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Penjelasan Mengenai Bau Surga

Ilustrasi pemimpin (wikipedia)

Kemampuan untuk berempati dan mengkomunikasikan bahwa pemimpin tersebut peduli terhadap kesejahteraan orang lain membangun kepercayaan dan keterlibatan yang lebih besar dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang empatik mampu menciptakan lingkungan kerja atau masyarakat yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan individu.

Bau surga dalam Islam, seringkali diartikan sebagai sebuah metafora yang menggambarkan kenikmatan dan keindahan yang luar biasa di surga.

Dalam Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, dijelaskan bahwa surga tidak hanya menyuguhkan kenikmatan indah bagi panca indera, tetapi juga menghadirkan aroma yang sangat harum.

Bau surga diibaratkan sebagai suatu pengalaman yang melampaui keindahan visual atau sensoris, menciptakan suasana yang luar biasa dan mempesona bagi setiap jiwa yang memasukinya.

Beberapa ulama Islam memberikan penafsiran bahwa bau surga merupakan simbol kebersihan, keharuman, dan keindahan yang tak terbayangkan.

Aroma yang harum dianggap sebagai manifestasi dari kenikmatan spiritual dan kebahagiaan abadi yang dialami oleh penduduk surga. Dalam perspektif ini, bau surga bukanlah pengalaman yang terbatas pada indra penciuman, melainkan mencerminkan kebahagiaan yang mendalam dan kesempurnaan kehidupan setelah mati.

Bau surga, seperti halnya dengan banyak simbol dan deskripsi tentang surga, mungkin memiliki makna yang lebih mendalam dan tidak selalu harus diartikan secara harfiah. Ini merupakan bagian dari upaya manusia untuk memahami dan meresapi kenikmatan surga yang melebihi pemahaman dan pengalaman dunia ini.

 

 


Tidak Semua Orang Dapat Bau Surga, Termasuk Pemimpin

Ilustrasi kata-kata mutiara, kepemimpinan. (Photo by Markus Spiske on Unsplash)

Mengutip Bincangsyariah.com, lantas apa kabar dengan bau surga? Tentu setiap insan mendambakan dan menginginkan. Karena dengan bisa mendapatkan bau surga, tentu ia sudah berada dalam satuan jarak yang tidak jauh lagi atau bahkan sudah berada dalam surga.

Namun nyatanya tidak semua orang bisa mendapatkan bau surga tersebut, terlebih untuk seseorang yang memiliki amanah dalam memimpin, atau yang biasa dikenal dengan pemimpin.

Meski tidak mudah, namun pemimin yang bisa bersikap adil, bisa menindaklanjuti permasalahan dengan baik, adalah potret pemimpin yang bakal mendapatkan bau surga kelak. Yang demikian berlandaskan pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari. Beliau bersabda:

ما من عبد استرعاه الله رعية فلم يحطها بنصيحة إلا لم يجد رائة الجنه

Tidaklah seorang hamba yang Allah jadikan pemimpin, kemudian dia tidak menindaklanjutinya dengan baik, selain tidak akan mendapatkan bau surga (HR Bukhari)

 


Memimpin Merupakan Amanah

Ilustrasi kepemimpinan. (Photo by Jehyun Sung on Unsplash)

Dalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang dipimpinya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah Swt. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertical-moral, yakni tanggungjawab kepada Allah SWT di akhirat nanti.

Oleh karena itu, tak heran jika pemimpin siapa saja yang bisa menjalanlan tugas, amanah, dan menindaklanjuti setiap perkara dengan baik akan mendapatkan bau surga kelak.

Sebab potret pemimpin yang semikian telah mengikuti jalan yang telah Allah perintahkan, tak heran jika ada ganjaran yang indah dari-Nya. Sebagaimana disebutkan Allah dalam surah an-Nisa ayat 58:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu

Alhasil, dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang akan mendapatkan bau surga adalah sosok pemimpin yang bisa menjalankan amanah dan menindaklanjuti setiap perkara dengan baik.

Pemimpin disini bisa berlaku untuk pemimpin siapa saja, baik dalam tingkat tinggi (pemimpin umat/negara) maupun pemimpin dalam tingkatan yang paling rendah, yaitu peminpin bagi diri sendiri.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya