Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang merampungkan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran kedua untuk balita dan anak. Capaiannya 101,7 persen, sedikit rendah dibanding putaran pertama 106,8 persen.
Pelaksanaan Imunisasi Polio putaran dua di Kota Malang sebenarnya selama 19-25 Februari 2024, tapi diperpanjang hingga 27 Februari. Berbagai strategi dilakukan agar bisa memenuhi memenuhi target.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan untuk putaran dua bisa mencapai 101,7 persen, sedangkan putaran satu berhasil menembus 106,8 persen sebab banyak warga dari luar di putaran yang ikut imunisasi di kota ini.
"Di putaran pertama banyak (balita dan anak yang diimunisasi) dari luar kota yang Malang," kata Husnul, Rabu, 28 Februari 2024.
Itu membuat capaiannya sangat tinggi, melampaui target. Untuk imunisasi kedua mereka diperkirakan kembali ke daerah asalnya. Hal itu membuat capaian Sub PIN Polio Putaran 2 sedikit turun dibandingkan sebelumnya.
"Tapi tetap di atas target yang dicanangkan," tutur Husnul.
Pemprov Jawa Timur sebenarnya menetapkan angka proyeksi sebanyak 93.187 anak usia 0-7 tahun 11 bulan 29 hari yang mendapat imunisasi polio di Kota Malang.
Tapi Pemkot Malang sendiri berani menargetkan sebanyak 100.380 anak yang diimunisasi. Melihat capaian hari ini, target sudah pemkot telah terlampaui.
Pelaksanaan imunisasi polio di Kota Malang digelar di berbagai titik. Selain di puskesmas, posyandu, PAUD dan sekolah, juga di titik strategis lain. Seperti rumah sakit, klinik, Masjid Jami, Museum Brawijaya maupun sejumlah pusat perbelanjaan.
Kasus Polio di Kota Malang
Polio merupakan penyakit disebabkan virus yang menyerang kelumpuhan, dengan ciri penderita mengalami demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher serta sakit di tungkai dan lengan.
Dinas Kesehatan Kota Malang menyebut tidak ditemukan kasus polio sepanjang 2023-2024 ini. Sedangkan pada 2022 silam, ditemukan 8 kasus acute flaccid paralysis (AFP/non polio) atau gejala kelumpuhan di kota ini.
Jumlah kasus itu meningkat bila dibanding dengan periode 2021 yang ditemukan 1 kasus AFP. Data temuan kasus itu berdasarkan laporan Profil Kesehatan Kota Malang 2022 yang dipublikasikan di laman resmi Dinas Kesehatan.
Advertisement