Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Benny Rhamdani merespons soal program makan siang gratis yang dicanangkan paslon nomor urut 2, Prabowo-Gibran dibahas di rapat kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin.
Benny merasa aneh, jika Program yang dijanjikan oleh Prabowo-Gibran namun yang membayar janji tersebut adalah pemerintaham era Presiden Jokowi.
Advertisement
"Janji Prabowo-Gibran anehnya yang membayar Pak Jokowi, kalau secara ideal siapa yang berjanji dan berhutang adalah mereka yang membayar," kata Benny, kepada wartawan, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2024).
Lebih lanjut, dia pun menyinggung soal etika kenegaraan dan anggaran untuk program tersebut. Benny menegaskan, bahwa beban anggaran seharusnya dibebankan kepada yang memberikan janji bukan pihak lain.
"Ini kan masalah etika kenegaraan dan masalah anggaran pendapatan belanja negara. Kalau pun pada saatnya siapa pun yang membayar adalah yang berjanji dan bukan Jokowi," tegas dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Negara pada Senin (26/2). Sejumlah menteri dan kepala lembaga hadir dalam rapat tersebut.
Seusai sidang kabinet, Menteri ATR Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pernyataan bahwa program makan siang gratis turut dibahas dalam rapat tersebut. Namun program itu tak dibahas secara detail.
"Ada (dibahas), saya lihat sepintas karena waktunya cukup singkat, tidak dibahas secara detail," kata AHY di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/2).
AHY mengatakan program makan siang gratis harus dihitung betul-betul. Hal itu dikarenakan program tersebut membutuhkan dana yang besar.
"Itu tentu harus dihitung secara saksama sehingga bisa di-deliver dengan baik karena, sekali lagi, kalau tidak salah, 83 juta (orang) yang akan diberi makan siang gratis dan susu gratis, itu tentu secara nominal cukup besar, bukan cukup, besar, besar," imbuhnya.
Kata PDIP Soal Makan Gratis
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto angkat bicara soal Istana yang sudah membahas program makan siang gratis milik paslon 02 meski KPU belum mengumumkan secara resmi pemenang Pemilu 2024.
“Pembahasan tidak tepat, karena sekarang tahapan pemilu presiden ini baru memasuki tahap rekapitulasi. Sehingga ada upaya-upaya tertentu yang justru malah menimbulkan suatu tanda tanya,” kata Hasto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/2/2024).
Hasto menilai, ada pihak yang membangun wacana bahwa Pemilu telah selesai dan dimenangkan Prabowo-Gibran.
Sepertinya mau membangun skenario bahwa pemilu sudah selesai, padahal rekapitulasi baru dilakukan. Ini tentu saja menyentuh aspek hukum dan aspek etika penyelenggara negara,” kata dia.
Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com
Advertisement