Liputan6.com, Jakarta - Hoaks ternyata tidak hanya menyerang generasi tua di media sosial. Bahkan, tak sedikit generasi Milenial dan Gen Z yang terpapar informasi tidak benar tersebut.
Hal ini disampaikan oleh peneliti dari Glasgow Caledonian University, Jati Savitri Sekargati. Menurut hasil survei penelitian terbaru YouGov pada April 2023, generasi yang banyak terpapar hoaks mulai dari usia 18 hingga 29 tahun.
Advertisement
"Mereka setiap hari tidak pernah lepas dari yang namanya gadget, mereka menggunakan teknologi digital sehari-hari untuk mendapatkan informasi, bahkan mayoritas dari mereka itu mendapatkan berita dari media sosiall bukan dari televisi, radio, majalah ataupun koran. Itu sebabnya mereka berpotensi untuk terpapar lebih banyak dengan berita hoaks ketimbang generasi Boomers," ujarnya.
Itu sebabnya ia menyebut edukasi literasi digital perlu dilakukan mulai dari pendidikan usia dini. Namun hal itu masih sulit direalisasikan di Indonesia.
"Resources yang kita punya masih sangat terbatas. Selain itu hal ini juga harus dilakukan semua pihak, pemerintah dan juga stakeholder terkait, tidak bisa berjalan sendiri," ujar Jati menegaskan.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam Internasional Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement