Liputan6.com, Jakarta - Pengajian rutinan di markas Sabilu Taubah (ST Pusat), Srengat, Blitar menjadi agenda rutin. Dalam sepekan pengajian digelar dua kali, yakni pada Senin malam Selasa dan Kamis malam Jumat.
Pengajian dengan puluhan ribu jemaah itu rupanya berdampak positif untuk warga. Tak terhitung yang turut mengais rezeki dari datangnya ribuan garangan dan garanganwati dari seantero negeri.
Bahkan, dalam sekali pengajian Gus Iqdam tukang parkir yang berjaga saja mencapai 150 personel. Mereka menjaga kendaraan milik 50 ribuan jemaah.
Mereka dibagi menjadi beberapa tim yang mengatur kantong parkir. Petugas parkir ini kebanyakan adalah tetangga Gus iqda, walau ada pula yang datang dari beberapa daerah.
Dengan banyaknya kendaraan yang harus diamankan dan diatur, apakah ada tarif parkir dari Gus Iqdam?
Ternyata tidak, semua yang parkir tidak dikenakan jumlah nominal tertentu, hanya seikhlasnya, sesuai kerelaan.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Jumlah Hasil Parkiran Sekali Pengajian
Kordinator Satgas Parkir Sabilu Taubah, Bahrul Alam, dalam sebuah wawancara yang diunggah di akun TikTok @bssyahidan menyebutkan jika tim parkir ini 150 orang dalam setiap rutinan.
Dari jumlah tersebut dibagi menjadi berbagai kantong parkir. Lantaran tidak ada satu tempat khusus yang diperuntukkan untuk parkir kendaraan jemaah.
Lalu, biasanya yang jadi pertanyaan oleh masyarakat, dengan banyaknya jemaah yang hadir, berapa jumlah penghasilannya.
Menurut Bahrul Alam, tidak ada kewajiban membayar parkir. Namun uang yang terkumpul dari parkiran itu dalam sekali pengajian bisa mencapai Rp14 juta.
Advertisement
Tasyaruf Dana Hasil Parkir
"Penghasilan parkir tidak pasti, satu kantong parkir bisa Rp600 ribu, sampai Rp1 juta. Parkir majelis itu ada 8 titik, total terbanyak sekitar di atas Rp14 juta," kata Bahrul.
Diceritakan olehnya, jika hasil parkir tersebut digunakan untuk kemaslahatan majelis, bisa untuk beli lampu, beli kabel, beli layar, juga proyektor. Intinya untuk kebutuhan majelis.
Menurut dia, secara keseluruhan jumlah panitia, termasuk tim media, dan tim kopi sekitar 250 personel.
Mereka semua adalah jemaah dan warga sekitar, yang berasal dari desa setempat dan daerah lain di luar Blitar.
Apakah ada upah sebagai tim parkir?
Menurut pengakuan sang koordinator, hal ini ada namun hanya sekedar uang rokok, agar tidak ngantuk saat berjaga. Semangat dan sehat terus Kang Parkir.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul