Liputan6.com, Moskow - Mendiang pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny kabarnya akan segera dimakamkan.
"Upacara pemakaman pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny akan diadakan di sebuah gereja di Moskow selatan pada hari Jumat 1 Maret 2024," kata sekutu politikus tersebut seperti dikutip dari AFP, Kamis ((29/2/2024).
Advertisement
Pihak berwenang akhirnya menyerahkan jenazah Navalny kepada ibunya pada hari Sabtu (24/2), lebih dari seminggu setelah dia meninggal di penjara Arktik, yang menurut sekutunya adalah upaya untuk menunda pemakaman umum.
"Pemakaman Alexei Navalny akan diadakan di gereja 'Mother of God Quench My Sorrows' di Maryino pada tanggal 1 Maret pukul 14.00 (11.00 GMT). Datanglah lebih awal," kata pihak berwenang dalam postingan media sosial pada hari Rabu (28/2).
Pemakamannya akan dilakukan di dekat pemakaman Borisov, kata pihak berwenang.
Timnya mengatakan sulit menemukan gereja yang bersedia menjadi tuan rumah kebaktian tersebut.
"Kami mulai mencari gereja dan aula pada tanggal 1 Maret. Di mana-mana mereka menolak memberi kami apa pun. Di beberapa tempat kami diberitahu bahwa hal itu dilarang," kata sekutunya di pengasingan, Ivan Zhdanov.
"Kami tidak peduli dengan pesannya. Alexei perlu dimakamkan... Untuk mendapat kesempatan mengucapkan selamat tinggal, lebih baik datang terlebih dahulu," tambahnya.
Navalny, kritikus paling vokal terhadap Presiden Vladimir Putin, meninggal pada 16 Februari di salah satu penjara ketat di Rusia di Siberia utara, tempat ia menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan yang secara luas dipandang sebagai pembalasan politik atas penentangannya.
Rusia Tahan Jenazah Alexei Navalny Selama 2 Minggu untuk Analisis Kimia
Sebelumnya, keluarga dari mendiang pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, diberitahu bahwa jenazah pria berusia 47 tahun itu tidak akan dibebaskan selama dua minggu.
"Ibunya (Lyudmila) diberi tahu bahwa jasadnya ditahan untuk analisis kimia," ungkap juru bicara Alexei Navalny, Kira Yarmysh, seperti dilansir BBC, Selasa (20/2/2024).
Belum ada konfirmasi mengenai keberadaan jenazah Alexei Navalny dari pihak berwenang Rusia, sementara upaya untuk menemukannya telah berulang kali dihentikan.
Melalui sebuah video pada Senin (19/2), janda Alexei Navalny, Yulia Navalnaya, tidak hanya bersumpah melanjutkan upaya sang suami memperjuangkan "Rusia yang bebas", namun dia juga secara lantang menuduh Presiden Vladimir Putin membunuhnya.
Menurut Yulia, jenazah suaminya sengaja disembunyikan sampai jejak racun saraf Novichok hilang.
Dengan suara yang terkadang bergetar karena sedih dan marah, Yulia meminta orang-orang untuk berada di sisinya untuk "berbagi kemarahan serta kebencian terhadap mereka yang berani membunuh masa depan kita".
Advertisement
Jenazah Tokoh Oposisi Rusia Alexei Navalny Dikembalikan ke Ibunya
Adapun jenazah tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny kemudian dikembalikan ke ibunya.
Dalam postingan di X, Kira Yarmysh yang merupakan juru bicara dari tim Navalny berterima kasih kepada semua orang yang menuntut pihak berwenang menyerahkan jenazahnya.
Ibu Navalny, Lyudmila, dilaporkan telah diberitahu untuk menyetujui penguburan “rahasia”.
Setelah menandatangani akta kematian yang menyatakan bahwa dia meninggal karena sebab alamiah, sang ibu kemudian diberi waktu tiga jam untuk menyetujui pemakaman "rahasia" untuk putranya.
Jika dia tidak setuju dia akan dimakamkan di dalam penjara, kata Yarmysh.
Namun Lyudmila rupanya menolak bernegosiasi dengan pihak berwenang Rusia.
Sebelumnya, istri dari Navalny, Yulia Navalnaya, menuduh Vladimir Putin menyandera jenazah mendiang suaminya dan menuntut pembebasannya tanpa syarat.
“Berikan kami jenazah suami saya,” tuntutnya dalam pidato video.
"Kamu menyiksanya hidup-hidup, dan sekarang kamu terus menyiksanya sampai mati. Kamu mengejek sisa-sisa orang mati."
Kabar Kematian Alexei Navalny
Kematian Alexei Navalny di penjara diumumkan pada Jumat (16/2). Pihak berwenang di penjara Siberia tempat kritikus Putin itu ditahan mengatakan dia tidak pernah sadar setelah pingsan saat berjalan-jalan.
Ibunya dan pengacaranya pergi ke lokasi penahanannya segera setelah berita kematiannya tersiar. Upaya untuk menemukan jenazah telah berulang kali dihentikan oleh pengurus kamar mayat penjara dan pihak berwenang setempat.
Pada Senin (18/2), Kremlin mengatakan penyelidikan atas kematian Alexei Navalny sedang berlangsung dan belum ada hasil. Meski demikian, otoritas penjara Rusia mengatakan pada akhir pekan bahwa Alexei Navalny menderita "sindrom kematian mendadak".
Alexei Navalny, yang merupakan pemimpin oposisi Rusia paling signifikan selama dekade terakhir, telah menjalani hukuman 19 tahun penjara atas tuduhan yang dianggap bermotif politik.
Advertisement