Gunung Ili Lewotolok Terus Bergejolak, BPBD Lembata Imbau Warga Tak Masuk ke Radius Bahaya

Gunung Ili Leweotolok kembali erupsi, Kamis (29/2/2024), pukul 09.43 Wita.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 29 Feb 2024, 10:17 WIB
Gunung Ili Leweotolok kembali erupsi, Kamis (29/2/2024), pukul 09.43 Wita. (Liputan6.com/ Dok PVMBG)

 

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Ili Leweotolok kembali erupsi, Kamis (29/2/2024), pukul 09.43 Wita. Laman Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 2.023 meter di atas permukaan laut. 

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara. Erupsi Gunung Ili Lewotolok terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 31.2 mm dan durasi 60 detik.

Masyarakat dan wisatawan yang ada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dilarang memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.

Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.

Masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 4 km pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok. Masyarakat Desa Jontana diimbau ke daerah yang lebih aman.

Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar selalu waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.


Imbauan BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengimbau warga dua desa untuk tidak memasuki radius bahaya erupsi Gunung Api Ile Lewotolok.

"Masyarakat tidak boleh naik ke zona yang dilarang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lembata, Andris Koban, Kamis (29/2/2024).

Hal itu ia sampaikan berkaitan dengan beberapa rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atas kenaikan tingkat aktivitas gunung api itu dari Level II (Waspada) ke Level III (Siaga).

PVMBG telah merekomendasikan agar masyarakat Desa Jontona dan Todanara di Kecamatan Ile Ape Timur untuk tidak melakukan aktivitas dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh empat kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok.

Andris menegaskan agar masyarakat tidak naik ke atas gunung sebagaimana rekomendasi yang ada.

Bagi warga desa yang memiliki ternak di dekat area gunung, ia meminta untuk segera diturunkan ke kampung.

Ia meminta masyarakat untuk tidak bertindak sendirian.

Apabila mendapatkan informasi terkait gunung api, ia berharap warga desa dapat berkoordinasi terlebih dahulu kepada satuan komando yang ada di desa yang dipimpin oleh kepala desa.

Ia mengatakan dua desa itu juga telah mengaktifkan sistem siaga desa sehingga segala perkembangan terkini terkait gunung api harus dikoordinasikan terlebih dahulu.

"Jangan panik, semua harus dikoordinasikan, informasikan ke komando desa, jangan diposting membuat kepanikan," katanya berpesan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya