Wanita Inggris Alami Penyakit Langka, Kepala Terasa Sakit Jika Mendengar Suara

Seorang wanita Inggris menderita kondisi langka yang dikenal sebagai hyperacusis. Pada kondisi ini, telinga seseorang akan terasa sakit mendengar suara dari lingkungan sekitar.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 29 Feb 2024, 19:10 WIB
ilustrasi cuping telinga/Photo by Jessica Flavia on Unsplash

Liputan6.com, London - Seorang wanita Inggris menderita kondisi langka yang dikenal sebagai hyperacusis. Pada kondisi ini, telinga seseorang akan terasa sakit mendengar suara dari lingkungan sekitar.

Meskipun suara yang dikeluarkan kecil, tapi seseorang yang menderita hyperacusis akan tetap merasakan ada suara keras yang masuk.

Bahkan, ia kini tak bisa lagi mendengarkan suara anak-anak dan teman-teman lantaran itu bisa sangat menyakitkan.

Sekitar 18 bulan yang lalu, Karen Cook bekerja sebagai awak kabin dan menjalani kehidupan normal bersama suami dan kedua putranya, dikutip dari laman Oddity Central, Kamis (29/2/2024).

Kini, suara apapun yang terdengar menjadi siksaan baginya. Suara-suara orang yang dicintai, mengobrol dengan teman, atau mendengarkan musik favoritnya menyebabkan sakit kepala yang tak tertahankan.

Untuk menyelamatkan diri, ia mulai mengasingkan diri .

“Seperti ada yang menuangkan lahar panas ke telinga saya dan kepala saya terbakar, seluruh kepala saya sakit, terutama di mata saya,” kata Karen.

“Ini seperti migrain, seperti Anda ingin membuka kepala untuk menghilangkan tekanan tersebut.”

Sejak pertama kali didiagnosis mengidap penyakit langka hiperakusis, Karen telah berusaha menyembuhkan, atau setidaknya mengendalikan gejalanya, namun keadaannya malah semakin memburuk.

Dia sekarang menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam ruangan, karena dia tidak dapat menangani semua kebisingan dari dunia luar, dan ketika dia sendirian di rumah, dia memakai penutup telinga dan pemblokir kebisingan untuk melindungi dirinya sendiri.


Momen Natal Tak Bisa Berada di dekat Anak

Ilustrasi Natal, dekorasi, hiasan Natal, pohon Natal. (Photo by Jimmy Chan from Pexels)

Pada perayaan Natal, putra-putranya yang berusia 7 dan 11 tahun dengan gembira membuka hadiah. Tapi ia berada di kamar sebelah mengawasi mereka dari balik jendela, karena dia tidak tahan mendengarkan suara keras dan tawa mereka.

“Sesuatu yang indah seperti tawa anak-anak kini bagai siksaan bagi saya,” kata perempuan berusia 49 tahun itu.

“Saya akan duduk dan melihat mereka melalui jendela sambil membuka hadiah Natal karena terlalu berisik bagi saya untuk berada di dalam ruangan yang sama dan mereka akan naik ke jendela dan menunjukkannya kepada saya.”

 


Dulunya Perempuan yang Aktif

Ilustrasi mendengarkan musik. Credit: pexels.com/Burst

Karen dari Southport, di barat laut Inggris dulunya sangat aktif dan suka beraktivitas di luar ruangan, namun kini prioritas utamanya adalah melindungi dirinya dari rasa sakit fisik yang disebabkan oleh suara.

Hidupnya telah berubah total dan satu-satunya hal yang membuatnya bertahan adalah anak-anaknya.

Dia bertekad untuk berjuang dan berharap menemukan cara untuk mengatasi kondisi berbahaya ini, namun sejauh ini tidak ada yang berhasil.

Infografis WHO Prediksi Potensi Penyakit X Jadi Pandemi Berikutnya. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya