Bisakah Bedakan Jin, Setan dan Iblis?

Jangan samakan ketiganya, kadang orang-orang menyamakan mereka. Ini perbedaan jin, iblis, dan setan, jangan salah kaprah!

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi rupa jin (Via: yaktobon.com)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, terdapat perbedaan antara jin, iblis, dan setan. Jin adalah makhluk yang diciptakan dari api oleh Allah SWT dan diberikan kebebasan untuk memilih jalan hidup mereka. Jin memiliki kehidupan, keluarga, dan umur.

Beberapa di antara mereka memilih untuk taat kepada Allah, sedangkan yang lainnya memilih untuk memberontak. Jin sendiri adalah istilah umum yang mencakup baik jin yang jahat maupun manusia yang menyesatkan orang dari jalan Allah.

Iblis, di sisi lain, adalah jin yang telah meninggalkan kepatuhannya kepada Allah setelah mendustakan perintah-Nya untuk sujud kepada Adam. Iblis menolak perintah tersebut dan menjadi terkutuk oleh Allah.

Iblis bukanlah setan biasa, melainkan setan yang paling utama dan berpengaruh yang berusaha untuk menyesatkan seluruh umat manusia. Perbedaan utama antara Iblis dan setan lainnya adalah status Iblis yang dulunya adalah malaikat, sedangkan setan adalah istilah yang mencakup semua makhluk yang menyesatkan.

Setan dalam Islam juga mencakup makhluk lain yang bersifat jahat dan bersifat merugikan manusia. Setan-setan ini dapat berasal dari kalangan jin atau manusia yang berbuat jahat. Mereka berusaha menggoda dan menyesatkan manusia dari jalan yang benar.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Manusia Jangan Terpengaruh Setan

Ilustrasi rupa jin (Via: twitter.com)

Meskipun mereka tidak memiliki kekuatan melebihi batas yang ditentukan oleh Allah, manusia harus tetap berhati-hati terhadap pengaruh setan yang dapat merusak iman dan kehidupan spiritual mereka.

Dalam pandangan Islam, jin dan setan adalah makhluk gaib yang memiliki kehendak bebas dan dapat memilih untuk berbuat baik atau jahat. Keduanya dapat mempengaruhi kehidupan manusia, tetapi Allah memberikan petunjuk dan perlindungan kepada mereka yang taat kepada-Nya.

Perlindungan ini dapat diperoleh melalui ibadah, doa, dan ketaatan kepada ajaran Islam.

Mengutip Bincangsyariah.com, ketiga istilah tersebut seolah-olah bermakna sama, padahal sebenarnya berbeda. Lalu apakah sebenarnya perbedaan jin dan iblis serta setan?

Perbedaan jin dan iblis serta setan bisa dilihat dari asal katanya. Istilah jin berasal dari kata “janna-yajunnu” yang berarti menutupi, menyembunyikan, menjadi gelap, atau merahasiakan.


Penjelasan Mengenai Jin

Ilustrasi rupa jin (Via: disney.wikia.com)

Sedangkan, kata jin berarti yang tersembunyi dan tidak bisa dilihat. Jin dibuat dari api dan manusia diciptakan dari tanah. Jin dan manusia hidup di alam yang berbeda.

Maka dari itu, manusia tidak bisa melihat jin, tapi jin bisa melihat manusia. Allah SWT berfirman dalam Qur'an Surat Al-A’raf Ayat 27 sebagai berikut:

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيْطَٰنُ كَمَآ أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ ٱلْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَٰتِهِمَآ ۗ إِنَّهُۥ يَرَىٰكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوْلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Artinya: Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS.Al-A’raf:27)

Jin adalah makhluk Allah SWT yang hidup seperti layaknya manusia. Para jin hidup membuat kelompok-kelompok, bangsa-bangsa, bahkan juga memiliki keluarga.

Sebagaimana kehidupan manusia, jin pun diperintahkan oleh Allah Swt. untuk beribadah kepada-Nya. Allah Swt berfirman yang perintahnya tercantum dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56.


Penjelasan tentang Setan

Ilustrasi Gunung Lawu (Netralnews.com)

Kata setan berasal dari kata “syathona” yang berarti jauh. Kata setan adalah sebuah label yang diberikan kepada makluk Allah SWT yang menyesatkan, baik dari jenis jin ataupun manusia.

Istilah ini sesuai dengan asal muasal nama setan yaitu “syathona” yang berarti jauh, yakni jauh dari kebenaran.

Selayaknya manusia, ada jin yang taat dan ada juga jin yang ingkar. Para jin yang mengingkari perintah Allah SWT itulah yang disebut dengan setan. Selain itu, manusia yang mengingkari Allah SWT juga bisa disebut sebagai setan.

Dalam Al-Qur’an, kata iblis hanya disebut dalam bentuk tunggal dan tidak ada bentuk jamak. Penyebutan ini berbeda dengan setan yang mempunyai bentuk jamak “syayaatin”. Hal inilah yang menunjukkan bahwa iblis hanyalah satu.

Tapi, iblis adalah makhluk yang berasal dari bangsa jin karena diciptakan dari api. Iblis berasal dari kata “Ablasa” yang berarti putus asa.

Ada juga yang berpendapat bahwa iblis berasal dari kata “balasa” yang berarti tidak ada kebaikannya.

 


Kisah Iblis Menolak Sujud

Grand Grimoire disebut-sebut sebagai buku sihir yang didgaya. Ilustrasi ritual Pentagram untuk pemanggilan iblis. (Sumber Pixabay)

Umat Islam sering menemukan kata iblis dalam kisah Nabi Adam AS. Setelah Nabi Adam AS diciptakan, Allah SWT memerintahkan malaikat dan iblis untuk bersujud.

Malaikat pun bersujud, sedangkan iblis menolak karena merasa dirinya lebih baik ketimbang Adam. Perkataan iblis ini terangkum dalam surat Al-A’raf ayat 12 sebagai berikut:

قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ

Artinya: Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah. (Q.S. Al-A’raf: 12)

Iblis pun berkata, “saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Karena kekufurannya tersebut, iblis akhirnya dikeluarkan dari surga. Iblis pun membuat tipu daya agar Adam dan Hawa juga dikeluarkan dari surga.

Selain itu, iblis juga berjanji untuk menggoda keturunan Adam hingga hari kiamat nanti.

Akhirnya, iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa untuk melanggar larangan Allah Swt. dengan memakan buah khuldi di surga.

Saat mendeskripsikan kejadian tersebut, Al-Qur’an tidak menyebut iblis, melainkan setan.

Lalu keduanya pun digelincirkan oleh syaitan dari surga dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman:

“Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”

Sebelum perintah sujud kepada Adam As, iblis adalah makhluk yang taat beribadah kepada Allah SWT.

Tapi akibat kesombongannya, iblis dimurkai oleh Allah SWT, bahkan dikeluarkan dari surga. Iblis akhirnya disebut dengan setan karena kekufurannya.

Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa iblis adalah nenek moyang dari jin yang membangkang (setan).

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya