Liputan6.com, Washington - Dokter menyatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berada dalam kondisi "sehat, aktif, dan kuat" di usianya yang ke-81 tahun. Dokter juga menegaskan bahwa ia masih pantas untuk menjalankan tugas kepresidenannya.
"Presiden merasa baik-baik saja, dan pemeriksaan fisik tahun ini tidak menunjukkan adanya kekhawatiran baru. Dia tetap fit untuk bertugas dan sepenuhnya menjalankan semua tanggung jawabnya tanpa pengecualian atau akomodasi apa pun," kata dokternya, Dr. Kevin O'Connor, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih pada Rabu (28/2/2024).
Advertisement
Dikutip VOA Indonesia, Jumat (1/3), O'Connor menyebut bahwa pemeriksaan yang dijalani Joe Biden mencakup konsultasi dengan dokter spesialis optometri, kedokteran gigi, ortopedi, terapi fisik, neurologi, pengobatan tidur, kardiologi, radiologi dan dermatologi.
Ini adalah pemeriksaan fisik ketiga yang dilakukan Biden sejak menjabat, di tengah kekhawatiran tentang usianya sementara dia berupaya untuk meraih masa jabatan kedua.
"Mereka mengira saya kelihatan terlalu muda," canda Biden kepada para wartawan di Gedung Putih setelah pemeriksaannya.
"Tidak ada yang berbeda dari tahun lalu," tambahnya.
Berdasarkan rangkuman hasil pemeriksaan, Biden saat ini menjalani perawatan untuk sejumlah kondisi, termasuk apnea tidur obstruktif, refluks gastroesofagus, alergi musiman, radang sendi, dan neuropati perifer sensorik pada kaki. Ia juga menderita fibrilasi atrium dengan respons ventrikel normal, sejenis detak jantung yang tidak teratur tanpa gejala.
Kondisinya Stabil dan Terkendali
Dokter menyatakan kondisinya "stabil dan terkendali dengan baik," dengan pengobatan melalui "tiga obat resep umum dan tiga obat nonresep yang dijual bebas."
Gejala-gejalanya mirip dengan yang dijelaskan dalam laporan pemeriksaan fisik Biden pada tahun 2023 yang mencatat "gaya berjalan kaku" presiden, karena "kombinasi artritis tulang belakang yang signifikan, artritis kaki pasca-patah ringan, dan neuropati perifer sensorik ringan pada kaki," dan "Gejala gastroesophageal refluks yang terjadi sesekali" membuatnya harus sering berdeham.
Advertisement
Tak Ada Tes Kognitif
Peristiwa baru-baru ini menyoroti potensi masalah terkait usia yang dihadapi oleh Biden, termasuk presiden yang digambarkan dalam laporan penyelidik khusus sebagai "pria lanjut usia dengan ingatan yang buruk."
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang usianya, Biden bersikeras bahwa "ingatannya baik-baik saja" tetapi tidak lama kemudian ia secara keliru menyebut Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi sebagai presiden Meksiko. Pernyataan tersebut dan dua referensi keliru lainnya mengenai nama-nama pemimpin dunia dalam beberapa pekan terakhir memicu serangan lebih lanjut oleh para pesaingnya.
Menanggapi pertanyaan wartawan dalam jumpa pers pada hari Rabu, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Biden tidak menjalani tes kognitif sebagai bagian dari pemeriksaan fisiknya karena dokter presiden, "tidak percaya bahwa dia memerlukannya."
Jean-Pierre menegaskan bahwa sebagai presiden, Biden lulus tes kognitif "setiap hari."
Penilaian Publik
Sebuah survei yang dilakukan oleh George Washington University menunjukkan 35 persen responden mengatakan kondisi fisik Biden cukup sehat untuk menjabat sebagai presiden, dan 38 persen responden lainnya mengatakan ia memiliki kecakapan mental yang baik untuk bertugas sebagai presiden.
Angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan apa yang responden katakan terkait kandidat terkuat dari Partai Republik, Donald Trump, yang empat tahun lebih muda dari Biden. Untuk Trump, jumlah responden yang menilai ia sehat secara fisik maupun mental untuk menjalankan tugas sebagai presiden, masing masing berada di angka 54 persen dan 46 persen.
Advertisement