Liputan6.com, Jakarta - Ratusan video dan foto eksplisit yang memperlihatkan para pria Australia berada di toilet sebuah klub malam terkemuka di Bali beredar luas secara online. Sejumlah potret dan rekaman itu dilaporkan berasal dari kamera tersembunyi di toilet tersebut.
Melansir news.com.au, Kamis, 29 Februari 2024, unggahan yang dimaksud beredar setelah akun media sosial yang diduga dijalankan seorang predator seksual di Indonesia ditutup. Penutupan dilakukan setelah keberadaannya terbongkar lewat investigasi yang dilakukan publikasi Australia itu.
Advertisement
Pada Desember 2023, news.com.au melaporkan bahwa seorang predator seksual menggunakan kamera tersembunyi untuk mengintai pria-pria yang menggunakan toilet di beberapa tempat wisata terkenal di Bali. Ribuan foto dan video korban yang dikumpulkan si predator seksual selama setidaknya setahun dijual secara online pada sejumlah pelanggan.
Pengungkapan itu kini memicu penyelidikan polisi di Indonesia, dengan bantuan otoritas Australia. Di antara ratusan, bahkan ribuan pria yang jadi korban, banyak di antaranya adalah wisatawan Australia yang mengunjungi Bali, termasuk dua pemain sepak bola professional yang dirahasiakan identitasnya.
Pelaku memamerkan dan seakan bangga karena berhasil memancing pria terkenal ini, dan deskripsi paket gambar dan video di Telegram menunjukkan kemungkinan ada lebih banyak korban terkenal. Pelaku diyakini memakai kamera tersembunyi di tubuhnya.
Jika dilihat dari gerakan dalam video, sejumlah korban kemungkinan tidak menaruh curiga ketika berinteraksi dengannya. Lokasi korban terpantau di toilet FINNS Beach Club dan bar Old Man’s. Pelaku merekam pria saat buang air kecil dan besar di dalam bilik toilet, mengintai dari posisi tersembunyi di atas dinding pemisah.
Di beberapa unggahan, predator seksual tersebut menunjukkan preferensi terhadap pria Australia. Ia juga menggunakan emoji bendera Australia pada unggahan tertentu, seakan ingin menunjukkan pada pelanggan bahwa pria yang jadi korban adalah warga negara Australia.
Kelanjutan Kasus Penyebaran Gambar dan Video Tak Senonoh
Pelaku berhasil melacak beberapa korban di media sosial. Telegram yang digunakan predator tersebut dibuat pada 6 Oktober 2023 setelah profil sebelumnya yang mendistribusikan konten serupa dihapus.
Dalam waktu lebih dari dua bulan, akun baru itu telah berbagi ratusan gambar dan video tidak senonoh, dengan lebih dari 8.560 orang mengikuti kanal tersebut. Saat dihubungi akun yang mengaku sebagai pelanggan yang tertarik, pria itu mempromosikan 11 saluran pribadi berbeda, yang secara kolektif berisi lebih dari 8.300 gambar dan video.
Tersebarnya kembali gambar dan video tak senonoh membuat news.com.au mempertanyakan kelanjutan kasus itu. Namun, mereka mengklaim belum bisa menghubungi pihak kepolisian Bali. Kapolri Listyo Sigit Prabowo maupun Dinas Pariwisata Bali juga belum memberi pernyataan resmi meski sudah diminta media Australia tersebut.
Sementara itu, AFP mengabarkan sudah menghubungi pihak kepolsian Indonesia. "AFP sudah menanyakan masalah ini pada kepolisian Indonesia. Kasus ini masih terus diselidiki dan belum ada komentar resmi yang bisa diberikan," ungkap outlet tersebut.
Advertisement
Kamera Tersembunyi di Kapal Pesiar
Kita memang harus berhati-hati dengan jebakan kamera tersembunyi di mana pun berada, termasuk saat naik kapal pesiar mewah. Pasalnya, kasus tersebut dilaporkan terjadi di salah satu kapal pesiar Royal Caribbean, Harmony of the Seas.
Seorang pria yang diidentifikasi bernama Jeremy Froias naik kapal pesiar itu di Miami. Saat kapal mengarah ke perairan internasional, ia diduga memasang kamera wi-fi di toilet umum di dek atas kapal antara simulator selancar dan sebuah bar, menurut laporan kriminal.
Mengutip CNN, 10 Mei 2023, laporan itu menyebutkan kejadiannya tercatat pada akhir April 2023 di tengah tujuh hari pelayaran kapal tersebut. Seorang penumpang kapal menyadari keberadaan kamera tersembunyi itu dan melaporkannya pada kru kapal.
Petugas keamanan lalu menggeledah kamar mandi dan menemukan, serta menyita kameran tersembunyi itu. Menurut pengaduan kejahatan, petugas keamanan menemukan kartu Micro SD yang berisi file video berdurasi beberapa jam di dalamnya.
Divisi San Juan FBI yang menangani kasus tersebut menjerat Froias dengan tuduhan voyeurisme video dan percobaan ekploitasi anak-anak. Mereka juga bekerja mengidentifikasi para korban yang terekam kamera tersembunyi itu dengan mengunggah formulir online untuk mencari informasi tentang korban.
Berusaha Menyembunyikan Kamera di Toilet
"Jika Anda dan/atau buah hati Anda menjadi korban korban Jeremy Froias atau memiliki informasi yang relevan dengan penyelidikan ini, silakan isi formulir singkat ini," demikian keterangan dalam unggahan itu seraya menekankan bahwa kerangka waktu yang menjadi fokus penyelidikan adalah antara 30 April dan 1 Mei 2023.
Kamera itu diduga sempat merekam Froias yang berusaha menyembunyikan kamera dan menyesuaikan sudut yang fokus ke toilet. Ia lalu menghubungkan kamera ke ponselnya menggunakan wi-fi sebelum keluar dari kamar mandi.
Video tambahan yang ditinjau para penyelidik menunjukkan lebih dari 150 orang, termasuk setidaknya 40 anak di bawah umur, masuk ke kamar mandi untuk menggunakan toilet atau mengganti pakaian renang, kata laporan pengaduan tersebut.
Pada sidang jaminan yang berlangsung Senin, 8 Mei 2023, Froias dibebaskan dengan istrinya sebagai penjamin pihak ketiga dan diperintahkan membayar jaminan senilai 25 ribu dolar AS dengan syarat antara lain ia tidak boleh menjalin kontak tanpa pengawasan dengan anak di bawah umur, termasuk anak-anaknya; tidak boleh mengakses internet; dan menyerahkan paspornya.
Advertisement