CEO Bitwise Bidik Harga Bitcoin Tembus USD 250.000, Ini Alasannya

Bitcoin terus melonjak hingga di atas USD 63.000, pertama kalinya sejak November 2021.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Mar 2024, 06:00 WIB
CEO Bitwise Asset Management, Hunter Horsley berbagi pandangannya tentang bitcoin (BTC) ketika harga mata uang kripto tersebut melonjak hingga ke USD 64.000. (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - CEO Bitwise Asset Management, Hunter Horsley berbagi pandangannya tentang bitcoin (BTC) ketika harga mata uang kripto tersebut melonjak hingga ke USD 64.000.

"Bitcoin telah ada selama 15 tahun. Sekarang ini akan semakin cepat, bukan melambat. Dengan ETF Bitcoin, seluruh pasar modal AS dapat dengan mudah berinvestasi untuk pertama kalinya. Pasar telah berkembang secara besar-besaran. Tidak ada fitur baru yang perlu ditunggu. Penemuan harga sedang berlangsung. Itu bisa bergerak cepat," ungkap Horsley, dikutip dari News.bitcoin, Sabtu (2/3/2024).

Dalam postingannya di platform X, Horsley menekankan: "Bitcoin akan memakan TAM (total addressable market)!emas lebih cepat dari perkiraan".

Horsley juga menyebut, "Bitcoin senilai USD 250.000 bisa terjadi lebih cepat daripada yang dibayangkan oleh kebanyakan orang yang telah mengikuti perkembangannya selama bertahun-tahun".

Ia menuturkan, hal itu karena selama 15 tahun, Bitcoin membuktikan manfaatnya tetapi hanya dapat diakses oleh sebagian orang.

ETF Bitcoin adalah momen IPO Bitcoin, kata Horsley, yang sekarang tersedia untuk investor mana pun hanya dengan mengklik tombol."Pasarnya sudah 10 kali lipat," ujarnya.

Meskipun eksekutif tersebut tidak menentukan jangka waktu kapan dia memperkirakan harga BTC akan mencapai level USD 250.000, Bitwise merilis 10 prediksi kripto untuk tahun 2024 pada Desember 2023, menunjukkan perusahaan memperkirakan mata yang kripto tersebut akan diperdagangkan di atas USD 80.000 dan menetapkan harga baru tahun ini.

"Dalam lima tahun, kami memperkirakan ETF bitcoin spot dapat mengambil 1 persen dari USD 7,2 triliun pasar ETF AS, atau USD 72 miliar aset yang dikelola," tambah Horsley.

Bitwise Bitcoin Fund (BITB) termasuk di antara 11 ETF bitcoin spot yang mendapat lampu hijau oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 10 Januari 2024.

Dana tersebut mulai diperdagangkan pada hari berikutnya bersama dengan 9 ETF Bitcoin spot lainnya. Awal pekan ini, Carson Group menyetujui empat ETF bitcoin spot di platformnya, termasuk BITB.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Harga Bitcoin Terus Melonjak Jelang Halving, Kini Dekati Rp 1 Miliar

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Nilai Bitcoin (BTC) terus melanjutkan lonjakannya hingga di atas USD 63,000 atau Rp. 989,6 juta untuk pertama kalinya sejak November 2021.

Melansir CNBC International, Jumat (1/3/2024) harga Bitcoin sebelumnya sempat menyentuh USD 64,000 sebelum berbalik lebih rendah. Itu tepat di bawah level tertinggi sepanjang masa di USD 68,982.20.

Baik pasar naik maupun turun sama-sama terkejut dengan pergerakan harga Bitcoin yang tajam.

Ketika pedagang menggunakan leverage untuk menjual Bitcoin dan harga mata uang kripto naik, mereka membeli kembali Bitcoin dari pasar untuk menutup posisi mereka, yang mendorong harga naik dan menyebabkan lebih banyak posisi dilikuidasi.

Sebaliknya, pedagang yang bertaruh pada kenaikan harga harus menjual asetnya untuk menutupi kerugiannya.

Dengan rekor yang terlihat jelas, pasar semakin termotivasi untuk melihat level tersebut kembali terjadi. Bitcoin telah melonjak hampir 20 persen pada pekan ini saja, setelah jeda selama seminggu pada reli tahun ini.

Antoni Trenchev, salah satu pendiri bursa kripto Nexo, memperkirakan akan ada resistensi ketika harga Bitcoin mendekati USD 69,000, dan membangkitkan selera investor yang telah mengikuti reli tahun ini, khususnya investor ritel.

Menurut JPMorgan, minat mereka terhadap kripto telah pulih bulan ini setelah jeda pada bulan Januari 2024.

Selain itu, investor juga memperkirakan Bitcoin akan mencetak rekor baru tahun ini setelah peluncuran ETF membuat kelas aset lebih mudah diakses oleh investor institusional, dan dengan peristiwa halving jaringan yang akan datang, yang secara historis telah menyiapkan panggung untuk reli besar di bulan-bulan berikutnya.


Dinamika Permintaan

Ilustrasi Bitcoin (Ist)

"Permintaan Bitcoin bertabrakan dengan pasokan yang semakin ketat,” kata Zach Pandl, kepala penelitian di Grayscale Investments.

"ETF bitcoin spot AS yang baru telah menarik rata-rata USD 195 juta per hari kalender pada bulan Februari, sedangkan jaringan Bitcoin saat ini memproduksi (sekitar) 900 koin per hari — atau Bitcoin bernilai sekitar USD 54 juta, dengan asumsi harga USD 60,000," bebernya.

"Mengingat Bitcoin akan berkurang separuhnya pada bulan April, penerbitannya akan turun setengahnya… Bitcoin tidak cukup untuk mengakomodasi semua permintaan baru, sehingga dinamika pasokan/permintaan alami mendorong harga lebih tinggi," jelas dia.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya