Laba Adaro Energy Indonesia Turun 34,16% pada 2023

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mencetak penurunan laba dan pendapatan pada 2023. Berikut ulasannya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Mar 2024, 10:58 WIB
PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. (Foto: laman PT Adaro Energy Indonesia Tbk/ADRO)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan kinerja keuangan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan mengalami penurunan baik dari sisi pendapatan maupun laba.

Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (1/3/2024), PT Adaro Energy Indonesia Tbk membukukan pendapatan usaha USD 6,52 miliar atau sekitar Rp 102,38 triliun (kurs Rp 15.708,00 per USD) pada 2023.

Pendapatan itu turun 19,56 persen dibandingkan pendapatan paa 2022 yang tercatat sebesar USD 8,1 miliar. Sementara pendapatan turun, beban pokok pendapatan pada 2023 naik 15 persen menjadi USD 3,98 miliar dari USD 3,45 miliar pada 2022.

Kenaikan ini terutama karena kenaikan biaya royalti kepada pemerintah dari tahun sebelumnya. Biaya penambangan dan biaya pemrosesan juga naik, akibat kenaikan volume. Walaupun konsumsi bahan bakar naik 14 persen, biaya bahan bakar pada 2023 tetap setara dengan 2022 karena harga minyak lebih rendah. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) pada 2023 naik 9 persen dari 2022.

Dengan demikian, perseroan membukukan laba bruto USD 2,54 miliar pada 2023, turun 45,47 persen dari USD 4,65 miliar pada 2022. Pada periode ini, beban usaha perseroan turun 8 persen menjadi USD 344 juta dari USD 375 juta pada 2022. Perseroan juga mencatatkan beban lain-lai USD 37,85 juta. Sehingga diperoleh laba usaha USD 2,16 miliar, turun dari USD 4,31 miliar pada 2022.

Sepanjang 2023, Adaro Energy Indonesiamembukukan biaya keuangan USD 109,4 juta, penghasilan keuangan USD 140,42 juta dan bagian atas keuntungan veto ventura bersama USD 107,77 juta. Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,64 miliar atau sekitar Rp 25,78 triliun.

 

 


Saham ADRO

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan saham di penghujung tahun ini ditutup langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laba ini turun 34,16 persen dibandingkan laba 2022 sebesar USD 2,49 miliar. Total aset per akhir 2023 turun 3 persen menjadi USD 10,47 miliar dari USD 10,78 miliar pada akhir 2022. Total liabilitas pada akhir 2023 tercatat USD 3,06 miliar, atau turun 28 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir 2023, ekuitas tercatat sebesar USD 7,4 miliar, atau naik 14 persen karena kenaikan laba ditahan.

Pada perdagangan Jumat pagi pukul 09.57 WIB, saham ADRO naik 0,83 persen ke posisi Rp 2.440 per saham. Saham ADRO dibuka naik 30 poin ke posisi Rp 2.450 per saham. Saham ADRO berada di level tertinggi Rp 2.460 dan terendah Rp 2.430 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.599 kali dengan volume perdagangan 157.105 saham. Nilai transaksi harian Rp 38,4 miliar.


Investor Siap-siap, Adaro Energy Tebar Dividen Interim USD 400 Juta

Ilustrasi PT Adaro Energy Tbk (Foto: Dok PT Adaro Energy Tbk)

Sebelumnya diberitakan, emiten batu bara milik Boy Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) akan membagikan dividen interim untuk periode tahun buku 2023.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (19/12/2023), Adaro Energy akan membagikan dividen interim sebesar USD 400 juta atau Rp 6,17 triliun (asumsi kurs Rp 15.449,33 per dolar AS). Pembagian dividen tersebut sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 14 Desember 2023.

Berikut ini merupakan jadwal pembagian dividen interim ADRO:

  • Cum dividen di pasar reguler dan negosiasi: 28 Desember 2023
  • Ex dividen di pasar reguler dan negosiasi: 29 Desember 2023
  • Cum dividen di pasar tunai: 2 Januari 2024
  • Ex dividen di pasar tunai: 3 Januari 2024
  • Recording date: 2 Januari 2024
  • Pembayaran dividen: 12 Januari 2024

Sebelumnya, Adaro Energy Indonesia mengumumkan kinerja keuangan sepanjang sembilan bulan pertama 2023. Perseroan mencatatkan penurunan pendapatan maupun laba bersih pada periode tersebut.

Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan membukukan pendapatan usaha sebesar USD 4,98 miliar per kuartal III 2023. Hasil ini turun 15,76 persen dibandingkan pendapatan usaha per kuartal III 2022 senilai USD 5,91 miliar.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ADRO membengkak 17,47 persen menjadi USD 2,99 miliar per kuartal III 2023, dibandingkan beban pokok pendapatan perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya senilai USD 2,54 miliar.

Per kuartal III 2023, ADRO meraih laba usaha senilai USD 1,61 miliar. Angka ini menyusut 48,64 persen dibandingkan laba operasional ADRO per kuartal III 2022 senilai USD 3,15 miliar.

 


Kinerja Kuartal III 2023

Ilustrasi Laporan Keuangan, Laba, Rugi. Foto: Freepik/mindandi

Alhasil, ADRO mengantongi laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,21 miliar per kuartal III 2023, atau turun 35,96 persen dibandingkan realisasi per kuartal III 2023 sebesar USD 1,9 miliar.

Hingga kuartal III 2023, total aset ADRO tercatat sebanyak USD 10,39 miliar atau menurun dibandingkan total aset perusahaan pada akhir 2022 senilai USD 10,78 miliar.

Liabilitas ADRO per kuartal III 2023 tercatat sebesar USD 2,98 miliar atau turun dibandingkan liabilitas perusahaan pada akhir tahun lalu senilai USD 4,25 miliar. Ekuitas ADRO naik dari USD 6,52 miliar pada akhir 2022 menjadi USD 7,41 miliar per kuartal III 2023.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya