Liputan6.com, Jakarta Dua penyandang disabilitas yang berhasil lolos menjadi anggota Polri lewat jalur Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) menjadi contoh baik dalam menjunjung nilai inklusi.
Hal ini mendapat apresiasi dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni. Dengan adanya kesempatan bagi kelompok disabilitas, Sahroni menilai institusi Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit menjadi lembaga yang sangat humanis dan inklusif.
Advertisement
"Tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi," ujar Sahroni mengutip portal berita resmi Polri TBNews, Jumat (1/3/2024).
Sahroni menambahkan, saat ini Polri benar-benar telah menerapkan sistem meritokrasi dalam mengelola anggotanya. Selain mempromosikan dan mengapresiasi yang berprestasi, kini Polri juga berani memberi sanksi bagi mereka yang melakukan pelanggaran.
“Ini yang selalu kita harapkan selama ini, Polri yang profesional dan dapat diandalkan,” ucap Sahroni.
Sahroni pun meminta Polri terus mempertahankan sistem yang sudah baik. Tak lain agar tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri bisa terus meningkat. Dengan kepercayaan yang meningkat, dia pun yakin masyarakat semakin cinta dan percaya kepada pihak kepolisian.
Latar Belakang Pendidikan Difabel yang Lolos SIPSS
Sebelumnya dilaporkan bahwa dua penyandang disabilitas lolos seleksi SIPSS tahun 2024 untuk jadi anggota Polri.
Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia Irjen Polisi Dedi Prasetyo mengatakan, ada 226 peserta lolos tahap awal seleksi SIPSS, tiga orang di antaranya penyandang disabilitas.
"Dari tiga peserta yang tes pusat ini, sampai sekarang masih lanjut ada dua orang," kata Dedi di Jakarta, Minggu, 25 Februari 2024, mengutip keterangan tertulis Divisi Humas Polri.
Jenderal polisi bintang dua itu menyebut, dua orang penyandang disabilitas yang lolos memiliki latar belakang pendidikan sarjana kedokteran dan sarjana pendidikan. Keduanya memiliki kompetensi di bidang teknologi dan informasi.
Advertisement
Peroleh Hasil Tes yang Baik
Dua peserta penyandang disabilitas itu memperoleh hasil tes yang baik hingga tahap akhir dan berhasil lolos dengan peserta reguler lain.
Keduanya pun telah memiliki posisi penugasan masing-masing. Satu orang akan bertugas sebagai dokter dan satu orang lainnya sebagai operator di bidang teknologi informasi.
"Pekerjaannya lebih banyak ke staf, staffing, maupun kelompok-kelompok operator," ujar Dedi.
Diperlakukan Setara
Mantan Kepala Divisi Humas Polri itu menambahkan seluruh peserta yang lolos tahap akhir penerimaan SIPSS Polri, termasuk penyandang disabilitas, akan memulai pendidikan pada 5 Maret 2024.
"Dalam tahap ini, siswa difabel dan reguler diperlakukan setara," terang Dedi mengutip Antara.
Proses seleksi masuk dan kegiatan pendidikan para penyandang disabilitas dengan siswa reguler dilakukan bersamaan.
Disampaikan pula bahwa dua penyandang disabilitas ini bukanlah yang pertama lolos seleksi Polri. Pada 2023, Polri telah menerima satu orang polisi wanita penyandang disabilitas daksa lulusan D3 manajemen perusahaan yang bertugas sebagai Arsiparis di Polda Sumatera Selatan.
Advertisement