Pertamina Geothermal Energy Kantongi Laba Setara Rp 2,57 Triliun pada 2023

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mencatat pendapatan naik 5,24 persen dan laba tumbuh 28,47 persen pada 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Mar 2024, 13:18 WIB
PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan kinerja perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengumumkan kinerja perseroan tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023.

Pada periode tersebut, Pertamina Geothermal Energy berhasil membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, perseroan membukukan pendapatan USD 406,29 juta atau sekitar Rp 6,38 triliun (kurs Rp  15.708,00 per USD).

Pendapatan ini naik 5,24 persen dibandingkan pendapatan pada 2022 yang tercatat sebesar USD 386,07 juta. Bersamaan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya ikut naik menjadi USD 178,98 juta dari USD 173,21 juta pada 2022.

Meski begitu, laba bruto perseroan pada 2023 masih tercatat lebih tinggi yakni USD 227,31 juta dibanding tahun sebelumnya USD 212,86 juta.

Sepanjang 2023, perseroan membukukan beban umum dan administrasi sebesar USD 5,53 juta, pendapatan keuangan USD 22,17 juta, dan pendapatan lain-lain USD 21,22 juta. Pada periode ini, perseroan juga membukukan beban keuangan USD 24,22 juta.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 163,59 juta atau sekitar Rp 2,57 triliun. Laba ini naik 28,47 persen dibandingkan laba 2022 yang tercatat sebesar USD 127,34 juta.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan 31 Desember 2023 naik menjadi USD 2,96 miliar dari USD 2,48 miliar pada akhir 2022. Liabilitas pada 2023 turun menjadi USD 992,88 juta dari USD 1,22 miliar pada 2022. Sementara ekuitas pada 2023 naik menjadi USD 1,97 miliar dari USD 1,26 miliar pada 2022.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Jumat (1/3/2024), harga saham PGEO naik 0,83 persen ke posisi Rp 1.220 per saham. Saham PGEO dibuka stagnan Rp 1.210 per saham. Saham PGEO berada di level tertinggi Rp 1.230 dan terendah Rp 1.205 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.650 kali dengan volume perdagangan 957.968 saham. Nilai transaksi Rp 110,8 miliar.


Pertamina Geothermal Energy Gelar Program MESOP Tahap I

PLTP Area Kamojang PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk  (PGEO) atau disebut PGE mengumumkan peluncuran program Management and Employee Stock Option Program (MESOP) Tahap I.

Perkiraan jumlah hak opsi yang akan dilaksanakan dalam program MESOP Tahap I ini mencapai 252.159.200 saham, dengan nilai nominal Rp 648 per saham. Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi mengatakan, untuk menjadikan PGE sebagai world class green company diperlukan usaha bersama dari semua pihak, termasuk di dalamnya karyawan.

Setelah IPO pada 2023, Pertamina Geothermal Energy telah mengalokasikan 1,50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 630.398.000 saham untuk Program Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen dan karyawan Perseroan.

"Program MESOP menjadi salah satu bentuk komitmen Perseroan untuk meningkatkan rasa memiliki dari karyawan terhadap perusahaan, sehingga bersama kita dapat mencapai kinerja Perseroan terbaik secara berkelanjutan,” kata Julfi seperti dikutip dari keterangan resmi, ditulis Rabu (28/2/2024).

Julfi menjelaskan program MESOP Tahap I ini sebenarnya sudah sejalan dengan kebijakan Perseroan. Selain itu, program ini juga sudah tercantum pada Peraturan OJK atau Otoritas Jasa Keuangan No.3 Thn. 2014, di mana disebutkan jika program kepemilikan saham bagi karyawan merupakan usaha agar pegawai atau karyawan dapat mempunyai aset dari perusahaan.

"Harapan kami program MESOP Tahap I ini akan membuat PGE menjadi semakin terdepan dalam mengelola potensi energi terbarukan di Indonesia," tutur dia.

 


Perkuat Struktur Permodalan

Area Lahendong PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO). (Foto: Pertamina Geothermal Energy)

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Yurizki Rio berharap hadirnya program ini akan dapat meningkatkan loyalitas dan kinerja karyawan dan manajemen, serta memperkuat struktur permodalan.

"Kami harap program MESOP Tahap I ini dapat meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan agar mampu memberikan performa yang baik dan berdampak bagus pada operasional serta perkembangan Perseroan,” kata Yurizki.

Sejauh ini inisiatif Perseroan dalam memperkuat permodalan didapat dari penawaran saham perdana pada Rp 875 dengan nilai terkumpul sebesar Rp 9.056.250.000.000.

Selain itu, PGE menerbitkan obligasi berwawasan hijau (green bond) di pasar global. Green bond PGE berhasil membukukan USD 400 juta pada 27 April 2023. Green bond PGE tersebut menjadi bond premium di secondary market yang tercatat pada Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) atau Bursa Efek di Singapura.


Kolaborasi Kenya dan Pertamina Geothermal Energy Kembangkan Potensi Panas Bumi

Langkah PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dinilai sangat positif bagi perusahaan.

Sebelumnya diberitakan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan Geothermal Development Company (GDC) untuk mempelajari lebih lanjut kemungkinan kerja sama dalam pengembangan potensi panas bumi di Kenya dan Indonesia.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) G2G yang sudah disepakati oleh Indonesia dan Kenya pada kunjungan ke Kenya Agustus 2023.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menuturkan, kerja sama dengan Kenya ini sebagai langkah awal PGE untuk menjadi world class green energy company. 

"Saat berkunjung ke Kenya, PGE menandatangani kesepakatan dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) untuk mengembangkan Konsesi Longonot di Kenya, yang memiliki potensi pengembangan sampai dengan 500 MW di mana 140 MW siap untuk di eksploitasi," ujar dia dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (15/9/2023).

Terkait progres kerja sama dengan AGIL, Julfi mengatakan, saat ini kedua belah pihak sedang melakukan sharing data hingga tiga bulan ke depan. 

"Tentunya banyak hal bernilai positif bagi kedua negara dalam mengembangkan energi panas bumi," kata dia.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya