Liputan6.com, Jakarta Perekonomian India tumbuh pada laju tercepat dalam satu setengah tahun pada akhir 2023, didorong oleh aktivitas manufaktur dan konstruksi yang kuat.
Pertumbuhan ekonomi India ini memperkuat rekor ekonomi Perdana Menteri India Narendra Modi hanya beberapa bulan sebelum pemilu nasional di negara ekonomi dengan perekonomian terbesar ketiga di Asia.
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Jumat (1/3/224) ekonomi India tumbuh sebesar 8,4 persen pada kuartal terakhir 2023, jauh lebih cepat, lebih tinggi dari 7,6 persen yang tercatat kuartal sebelumnya.
"Momentum pertumbuhan yang sedang berlangsung merupakan indikasi ketahanan perekonomian India, meskipun ada tantangan global," kata Sunil Kumar Sinha, ekonom di India Ratings.
Sunil mencatat, bahwa pertumbuhan industri India terus berjalan baik pada kuartal ini.
Negara itu secara konsisten melampaui ekspektasi pasar dan menduduki peringkat sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
Selain itu, India juga merevisi perkiraan pertumbuhannya untuk tahun fiskal ini, yang berakhir pada 31 Maret, menjadi 7,6 persen dari 7,3 persen.
Kinerja yang kuat dalam rilis data ekonomi besar terakhir sebelum pemilu pada bulan Mei dapat meningkatkan peluang PM Modi dalam Pemilu mendatang.
"(Pertumbuhan ekonomi pada bulan Desember) menunjukkan kekuatan perekonomian India dan potensinya," ujar Modi dalam sebuah postingan di media sosial.
Diketahui, Modi telah secara tajam meningkatkan pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur dan menawarkan insentif untuk meningkatkan produksi telepon, elektronik, drone, dan semikonduktor dalam upaya mendorong India bersaing dengan negara-negara seperti Vietnam dan Thailand.
Kinerja Manufaktur hingga Investasi India di Akhir 2023
Sektor manufaktur, yang selama satu dekade terakhir menyumbang 17 persen dari perekonomian India, tumbuh sebesar 11,6 persen secara tahunan pada bulan Desember, sementara pertumbuhan investasi berada di atas 10 persen untuk dua kuartal berturut-turut, dan sektor konstruksi tumbuh lebih dari 9 persen.
"Pertumbuhan sektor manufaktur didukung oleh biaya input yang lebih rendah," kata Rajani Sinha, ekonom di CareEdge.
Sementara konsumsi swasta, yang mencakup 60 persen produk domestik bruto (PDB) India juga sedikit pulih pada kuartal ini, dengan kenaikan sebesar 3,5 persen year-on-year, dibandingkan dengan 2,4 persen pada kuartal sebelumnya.
Belanja pemerintah mengalami kontraksi sebesar 3,2 persen tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan pertumbuhan 1,4 persen pada kuartal sebelumnya.
Advertisement
Sektor Pertanian
Sedangkan sektor pertanian India yang menyumbang sekitar 15 persen dari perekonomian negata itu senilai USD 3,7 triliun, terus mengalami kesulitan akibat hujan monsun yang tidak mendukung.
Angka ini mengalami kontraksi 0,8 persen pada akhir 2023, dibandingkan dengan pertumbuhan 1,6 persen pada kuartal September.
Dilaporkan, melambatnya pertumbuhan pedesaan di India menyeret pendapatan pertanian dan beberapa petani turun ke jalan menuntut harga pengadaan yang lebih tinggi.
Laju pertumbuhan upah riil di pedesaan India adalah sekitar 1 persen pada tahun 2023 setelah mengalami kontraksi hampir 3 persen dalam dua tahun sebelumnya, menurut ICRA, sementara gaji rata-rata di daerah perkotaan negara itu telah meningkat hampir 10 persen per tahun.