Liputan6.com, Gorontalo - Menjelang bulan suci Ramadhan yang tinggal menghitung hari, warga mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait ketersediaan gas elpiji 3 Kilogram.
Kekhawatiran ini muncul menyusul pengalaman tahun-tahun sebelumnya, biasanya terjadi kelangkaan gas elpiji yang berujung pada sulitnya warga mendapatkan gas elpiji.
Salah satu warga, Ramu (45), bilang bahwa bisa kondisi seperti itu sangat merugikan mereka. Terutama bagi masyarakat menengah ke bawah yang mengandalkan gas elpiji sebagai bahan baku memasak.
“Setiap tahun kami selalu was-was menjelang Ramadhan. kadang gas kosong. Kadang harus antri berjam-jam hanya untuk mendapatkan satu tabung gas subsidi,” kata Ramu.
Baca Juga
Advertisement
Kelangkaan gas elpiji di bulan puasa bukanlah fenomena baru. Peningkatan aktivitas memasak di rumah-rumah menjelang buka puasa seringkali menjadi salah satu penyebab meningkatnya permintaan gas elpiji.
Sayangnya, peningkatan permintaan ini tidak selalu diikuti dengan pasokan yang memadai, sehingga menimbulkan kelangkaan di beberapa daerah.
Menanggapi kecemasan ini, Wakil Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Kris Wartabone memastikan masyarakat yang mendapatkan gas elpiji 3 kg, tepat sasaran bagi yang menerima.
Hal itu disampaikan oleh Kris Wartabone, saat melakukan monitoring ketersediaan dan pendistribusian gas elpiji 3 kg di pangkalan Desa Bumela, Kecamatan Bilato Tengah Kabupaten Gorontalo.
“Masyarakat, yang tidak masuk dalam data kemiskinan otomatis akan terhapus. Sehingganya, dipastikan pembelian hanya akan melayani warga yang benar-benar membutuhkan,” ucap Kris.
Kris meminta kepada masyarakat ,jika ingin membeli Gas Elpiji 3 Kg, wajib harus membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga.
Selain itu, kata Kris pemantauan ini dilakukan terus setiap hari, dalam rangka menjelang bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah yang tinggal berapa hari lagi.
“Insyaallah jelang bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah ini kebutuhan masyarakat selalu ada, termasuk ketersediaan dan pendistribusian Gas Elpiji 3 kg,” ia menandaskan.