Suara PSI Mengalami Peningkatan, Klaim Pengaruhi Kursi DPRD di Semarang

Raihan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus melesat. Pada perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) per 2 Maret 2024, perolehan suara PSI mencapai 2.390.480 atau 3,12 persen.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 03 Mar 2024, 00:02 WIB
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep menyapa dan berdiskusi dengan para pelaku UMKM di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Dokumentasi PSI).

Liputan6.com, Jakarta Raihan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus melesat. Pada perhitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) per 2 Maret 2024, perolehan suara PSI mencapai 2.390.480 atau 3,12 persen.

Ketua DPD PSI Kota Semarang Melly Pangestu mengklaim, ini mempengaruhi penambahan kursi DPRD di wilayahnya untuk Pemilu 2024.

Dia menuturkan, di Pemilu 2019, PSI hanya memperoleh dua kursi. Dan diperkirakan ini bisa mendapatkan tambahan.

Untuk catatan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih terus melakukan rekapitulasi suara yang masuk.

"2024 belum final perhitungan, masih tingkat kota. Tapi bisaPSI dapat 5 kursi untuk DPRD di 2024," klaim Melly seperti dilansir dari Antara, Sabtu (2/3/2024).

Dia mengungkapkan, peningkatan perolehan kursi DPRD ini karena kerja keras para calon legislatif selama masa kampanye.

Kemudian peran penting Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep juga memberikan efek besar.

"Dua faktor, Kaesang dan Jokowi effect serta perjuangan all caleg secara merata," kata Melly.

 


Grace Natalie: Jangan Giring Opini Sesatkan Publik

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meminta semua pihak agar tidak menyampaikan pernyataan tendensius menyikapi rekapitulasi suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hingga kini masih berlangsung.

Pernyataan ini disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menanggapi penambahan suara PSI, yang berdasarkan rekapitulasi suara KPU per Sabtu 2 Maret 2024 pukul 12.00 ada di angka 3,13 persen, dengan jumlah suara terhitung 65,73 persen. Perolehan suara PSI ini naik dari waktu ke waktu.

"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut," kata Grace dalam keterangan pers yang diterima, Sabtu (2/3/2024).

Grace menambahkan, saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi.

"Di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat," kata dia.

 


Wajar Jika Ada Perbedaan

Grace mengingatkan perbedaan antara hasil hitung cepat atau quick count dengan rekapitulasi KPU juga terjadi pada partai-partai lain.

Ia mengambil contoh hitung cepat versi lembaga survei Indikator Indonesia atas PKB yang hasilnya 10,65 persen tapi berdasarkan rekapitulasi KPU mencapai 11,56 persen atau ada penambahan 0,91 persen. Contoh lain adalah suara Partai Gelora yang berdasarkan quick count 0,88 persen, sementara rekapitulasi KPU 1,44 persen alias selisih 0,55 persen.

Menurut Grace, berdasarkan hitung cepat Indikator, PSI ada di angka 2,66 persen sementara rekapitulasi KPU ada di 3,13 persen atau selisih 0,47 persen. Selisih PSI lebih kecil dibanding kedua contoh sebelumnya.

"Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung," kata dia.

Ia meminta semua pihak bersikap adil dan proporsional. "Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik," pungkas Grace.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya