Sudirman Said Klaim Banyak Tanda dan Gejala Tak Beresnya Penyelenggaran Pemilu 2024

Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said, menilai terlalu banyak tanda dan gejala memperlihatkan ada hal yang salah dalam penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

oleh Winda Nelfira diperbarui 03 Mar 2024, 03:09 WIB
Co-Kapten Ketua Harian Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Capres dan Cawapres Koalisi Perubahan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Sudirman Said (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said, menilai terlalu banyak tanda dan gejala memperlihatkan ada hal yang salah dalam penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi publik bertajuk "Rethinking Indonesia: Pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia, akankah kita terpuruk?" di Grand Wijaya Room, Hotel Gradhika Iskandarsyah, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (2/4/2024).

"Terlalu banyak tanda-tanda, gejala-gejala bahwa ada yang salah dari penyelenggaraan Pemilu ini," kata Sudirman.

Menurut Sudirman, buktinya tidak hanya satu. Bahkan, kata dia kondisinya sudah salah sejak hulunya.

Misal, lanjut Sudirman pelanggaran yang terjadi di Mahkamah Konstitusi (MK). Dia menuturkan, pelanggaran konstitusi menjalar jauh hingga etika pun turut dilanggar oleh orang yang memiliki kedudukan tertinggi di Indonesia.

"Begitu konstitusi dilanggar, undang-undang dilanggar, etika dilanggar oleh orang yang paling tinggi kedudukannya di negara ini. Yang kejadian berikutnya hanya konsekuensi saja gitu," kata Sudirman.

Mantan Menteri ESDM ini memandang bahwa moral dan etika sebagai sumber keteladanan mesti dikembalikan. Dia memastikan Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) bakal memasukkan evaluasi kinerja KPU ke dalam sengketa hasil Pemilu.

"Ada tim hukum (AMIN) yang sedang menyiapkan itu," katanya.

 


Pendukung Ganjar dan Anies Akan Intens Bertemu

Sudirman Said, mengatakan pendukung pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD bakal terjadi lebih intens ke depan.

Menurutnya, pertemuan pendukung 01 dan 03 guna mempererat semangat dan perjuangan menyelamatkan demokrasi Indonesia dari penguasa. Ini, kata dia menjadi kepentingan utama pendukung capres-cawapres 01 dan 03

Hal ini disampaikan Sudirman Said dalam diskusi publik bertajuk "Rethinking Indonesia: Pemilu terburuk dalam sejarah Indonesia, akankah kita terpuruk?" di Grand Wijaya Room, Hotel Gradhika Iskandarsyah, Kebayoran Baru, Jakarta, Sabtu (2/4/2024).

"Saya kira akan menjadi perekat adalah kepentingan yang lebih besar ya, selalu. Dan pertemuan eksponen 01, 03 kan udah sering terjadi," kata Sudirman.

Pertemuan tersebut, lanjut dia, nantinya bakal membahas ihwal perjuangan para pendukung sebagai masyarakat yang berkepentingan untuk menyelamatkan demokrasi Indonesia ke jalan yang semestinya.

"Sekali lagi, perjuangan ini ke depan bukan lagi memperjuangkan paslon masing-masing, tapi memperjuangkan supaya Indonesia kembali pada jalan yang benar, demokrasi terjaga, konstitusi terjaga, itu yang akan kita lakukan," jelas Sudirman.

 


Teringat 1998

Saat ini, Sudirman mengaku teringat dengan suasana politik di 1998. Kala itu, kata dia banyak tokoh dan simpatisan yang turut menjadi lokomotif dan sepakat untuk menginisiasi gerakan rakyat untuk mencapai tujuan yang sama.

"Saya kira Indonesia terlalu penting untuk dibiarkan karena itu kita ingin terus mengajak teman-teman terutama tahun politik untuk yang berkonsolidasi menempuh langkah-langkah itu," ujar Sudirman.

Adapun dalam diskusi ini, hadir sejumlah tokoh pendukung dari paslon AMIN dan Ganjar-Mahfud. Dari kubu pendukung AMIN, tak hanya Sudirman Said, tapi juga nampak hadir Yusuf Martak.

Sementara itu, dari pendukung Ganjar-Mahfud nampak budayawan Eros Djarot dan Eks Komisioner Komnas HAM Sandrayati Moniaga.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya