Jadi Tanda Kiamat Kubra, Mengapa Dajjal Tidak Disebutkan dalam Al-Qur’an?

Dajjal merupakan salah satu dari sekian banyak tanda-tanda kiamat kubra. Namun ternyata tidak satupun ayat Al-Qur’an yang menyebut secara jelas istilah Dajjal.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mar 2024, 18:30 WIB
Patung mata satu dajjal di Arab Saudi / Cr: Youtube Channel Alman Mulyana

Liputan6.com, Cilacap - Dajjal merupakan salah satu dari sekian banyak tanda-tanda kiamat kubra. Namun ternyata tidak satupun ayat Al-Qur’an yang menyebut secara jelas istilah Dajjal. 

Perihal Dajjal tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an ini juga menjadi pembahasan Ibnu Katsir dalam kitabnya  Kitab An-nihayah, fitan wa ahwal akhir az zaman yang telah dialih bahasakan oleh Anshori Umar Sitanggal dengan judul Huru-hara Hari Kiamat

Bahkan dalam kitab tersebut, Ibnu Katsir membuat bab dengan judul menggunakan kata tanya yang menunjukan pentingnya mengulas perihal ini. 

Hal ini juga tentu saja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan perihal mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an?

Pertanyaan ini wajar saja muncul, pasalnya Dajjal merupakan makhluk akhir zaman yang membawa petaka dan fitnah yang besar dalam kehidupan manusia.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Alasan Tidak Disebut dalam Al-Qur'an

Santri belajar memaknai Kitab Kuning saat mengaji 'Kilatan Kitab' di Pondok Pesantren Almiizan, Kabupaten Bogor, Senin (21/5). Ngaji kitab kuning ini merupakan tradisi di pondok pesantren pada saat bulan Ramadan. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Ibnu Katsir mengatakan alasan Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an. Menurutnya alasannya banyak, di antaranya yaitu:

Pertama, bahwa Dajjal itu sebenarnya telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 58 sebagai berikut:

يَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ 

" Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu, atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dengan imannya itu."

Menurut riwayat Abu Isa At:Tirmidzi dari Abu Hurairah RA Rasulullah SAW bersabda,

"Ada tiga hal, yang apabila telah muncul (terjadi), maka iman seseorang yang sebelumnya tidak beriman tidak bermanfaat bagi dirinya, atau dia tidak mengerjakan kebaikan dalam masa imannya: Dajjal, Dabbah dan terbitnya matahari dari barat."

Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan shahih

Kedua, bahwa Isa bin Maryam akan turun lagi dari langit yang terdekat ke bumi lalu membunuh Dajjal, sebagaimana dinyatakan dalam hadits terdahulu. Sedang dalam Al-Qur'an diterangkan dalam firman Allah Surah An-Nisa ayat 157-159:

وَّقَوْلِهِمْ اِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيْحَ عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُوْلَ اللّٰهِۚ وَمَا قَتَلُوْهُ وَمَا صَلَبُوْهُ وَلٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۗوَاِنَّ الَّذِيْنَ اخْتَلَفُوْا فِيْهِ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ ۗمَا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوْهُ يَقِيْنًاۢ ۙبَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيْهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖ ۚوَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ

"Dan (Kami hukum juga) karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka."


Alasan Tidak Disebut dalam Al-Qur'an

Salah satu jenis kitab kuning puluhan halaman yang akan digunakan dalam ngaji pasaran di pesantren selama Ramadan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Ketiga, bahwa tidak disebutkannya nama Dajjal secara jelas dalam Al-Qur'an, adalah sebagai penghinaan terhadapnya, sebagai manusia yang mengaku dirinya tuhan.

Dan hal itu tidak menafikan keagungan Allah,kebesaran dan kejayaan-Nya maupun kemahasucian-Nya dari segala kekurangan. Karena nama Dajjal itu bagi Allah terlalu hina untuk disebut, terlalu kecil dan tidak berarti untuk diceritakan ataupun diperingatkan tentang pengakuannya.

Tokoh para utusan-Nya atas izin-Nya, telah membantu menjelaskan kepada umat mereka masing-masing tentang Dajjal dan telah mengingatkan betapa menyesatkan pengakuannya maupun perbuatan-perbuatannya yang luar biasa, yang sebenarnya takkan berumur lama.

Jadi cukuplah dengan pemberitahuan dari paranabi. Bahwa untuk menyebutkan nama Dajjal dalam Kitab suci Al-Qur'an itu terlalu hina bagi keagungan Allah.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya