Liputan6.com, Jakarta - Konser penyanyi top Amerika Serikat (AS) Taylor Swift digelar di Singapura pada 2 sampai 4 Maret dan berlanjut pada 7 sampai 9 Maret 2024 di National Stadium Singapore. Ada sejumlah cerita menarik seputar konser tersebut, seperti pengalaman penonton dari Indonesia, yaitu seorang suami yang rela menemani istrinya bertolak ke Negeri Singa demi melihat langsung aksi pangung pelantun champagne problems tersebut.
Pasangan suami istri ini sukses menarik perhatian media Singapura, Mothership, karena sang suami memakai sebuah kaus unik. Sementara penonton konser biasanya mengenakan kostum bertema serasi dengan pertunjukan, penonton pria asal Indonesia itu memakai kaus yang tulisannya menarik perhatian para penonton lain, terutama yang mengerti bahasa Indonesia.
Advertisement
Ini diketahui dari unggahan akun Instagram sang istri, Ulfa Merdeka. Bagian belakang kaus suaminya terlihat bertuliskan rincian anggaran biaya nonton konser Taylor Swift yang ia keluarkan untuk menyenangkan istrinya. Tulisan lengkap pada kaos tersebut, yakni:
"Rincian Anggaran Biaya Konser Taylor Swift:
Tiket CAT 1 Rp21.500.000
Flight PP SUB-SIN Rp7.000.000
Hotel 1 Malam Rp3.800.000
Makan Minum Rp3.800.000
Outfit Istri Rp1.000.000
Oleh-Oleh Rp1.000.000
Kaos Ini Bikin di Studio Custom Rp50.000
Total Rp34.350.000
Ttd, Suami Sayang Istri"
Di bagian depan, kaus yang dikenakan pria tersebut bertuliskan, "Aku Bukan Swiftie (sebutan penggemar Swift), Tapi Pengen Nyenengin Istri." Bila dilihat dari profil di akun Instagram-nya, wanita bernama Ulfa tersebut adalah seorang MC dan influencer media sosial.
Menariknya lagi, Ulfa membagikan sejumlah unggahan tentang beberapa hal menggelitik yang dialaminya selama di Singapura. Salah satunya adalah saat mereka menginap di hotel seharga sekitar Rp3,8 juta, tapi bentuknya mirip kamar kos.
Harga Hotel Termasuk Murah untuk Singapura
Selain kamar berukuran kecil, TV di sana dipasang cukup tinggi. Lalu, ada beberapa tempat minum di kamar itu, tapi tidak ada isinya sama sekali menurut Ulfa dalam unggahannya. Saat dikonfirmasi langsung Tim Lifestyle Liputan6.com, Senin (4/3/2024), Ulfa membenarkan kondisi hotel tempatnya menginap memang seperti kamar kos.
"Iya memang seperti itu kamarnya, karena hotel lain kebanyakan sudah penuh dan kalau ada (kamar) yang kosong, harganya jauh lebih mahal. Ini sudah lumayan lah yang penting ada tempat menginap daripada nginap di bandara hehe," ungkapnya.
Bukan sekadar candaan, Ulfa, suaminya, dan sejumlah orang Indonesia memang sempat menginap di Bandara Changi Singapura karena baru mendarat pada Minggu dini hari, 3 Maret 2024. Ulfa menonton konser di hari itu dan baru masuk kamar hotel beberapa jam sebelum konser.
"Kita pesan lewat online itu baru dua hari sebelum konser, mungkin karena itu juga dapat harga mahal. Tapi ternyata kita masih beruntung karena sekarang katanya kamar hotel kita ini tarifnya sudah sampai Rp6 juta, memang mahal banget karena banyak yang mau nonton konsernya (Taylor Swift)," terang wanita yang tinggal di Kediri, Jawa Timur ini.
Tentang biaya nonton konser yang tertera di kaus suaminya, Ulfa mengaku bahwa mereka ternyata merogoh kocek agak lebih mahal dari yang semula tertera, yaitu sekitar Rp34 juta. "Iya ternyata ada biaya yang salah hitung, jadi totalnya mestinya sekitar Rp38 juta. Memang termasuk mahal, apalagi tiket pesawat lagi naik, tapi kita sudah nabung sebelumnya jadi sudah ada (alokasi) biayanya," tuturnya.
Advertisement
Konser Taylor Swift di Singapura Diprotes Keras
Ulfa tak menyangka, tapi senang karena unggahannya viral dan jadi bahan pembicaraan di media sosial. Ulfa dan suami bahkan sudah berencana membuat video saat nonton konser Bruno Mars di Bangkok, Thailand, pada akhir Maret 2024.
"Kalo di konser Taylor Swift ini suamiku memang bukan fans, dia cuma nemenin aku nonton aja. Nah, nanti kalo yang konser Bruno Mars dia memang ngefans. Rencanaya juga mau nonton konser Red Hot Chili Peppers di Jepang. Itu juga band favorit dia. Ya mudah-mudahan nanti videonya bisa viral lagi hahaha," harapnya.
Terlepas dari itu, konser Taylor Swift di Singapura sendiri bikin heboh karena mendapat protes dari beberapa negara. Belum lama ini, Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin menuduh Singapura memonopoli konser Taylor Swift. Narasi serupa juga disampaikan anggota parlemen Filipina, Joey Salceda.
Ia mengecam Negeri Singa atas dugaan kesepakatan eksklusivitas yang mencegah bintang pop berusia 34 tahun itu membawa "Eras Tour" ke negara-negara lain di Asia Tenggara. Saat pelantun lagu Bad Blood itu bersiap jadi bintang utama dalam enam pertunjukan yang tiketnya terjual habis di Singapura mulai Sabtu, 2 Maret 2024, Salceda meminta Departemen Luar Negeri Filipina memprotes secara resmi perjanjian yang dilaporkan kubunya dengan Singapura.
"Ini bukanlah tindakan yang dilakukan tetangga yang baik," katanya dalam sebuah pernyataan, menurut The Straits Times, dikutip dari NY Post, Senin (4/3/2024).
Bantu Membawa Tur Dunia Swift ke Singapura
Laporan mengenai kesepakatan eksklusivitas muncul setelah Thavisin mengaku promotor konser Anschutz Entertainment Group mengatakan padanya bahwa pemerintah Singapura menawarkan hingga 3 juta dolar AS (sekitar Rp4,7 miliar) pada Taylor Swift untuk setiap konser di sana selama ia tidak melakukan tur ke negara-negara Asia Tenggara lain.
"Hibah sekitar 3 juta dolar AS diduga diberikan pemerintah Singapura pada AEG untuk menyelenggarakan konser di Singapura. Masalahnya, mereka tidak menyelenggarakannya di tempat lain di wilayah tersebut," kata Salceda, menurut GMA Network. Anggota Parlemen Filipina itu mencatat bahwa meski konser tersebut meningkatkan perekonomian Singapura, kesepakatan tersebut dilakukan dengan "mengorbankan negara-negara tetangga, yang tidak dapat menarik penonton konser asing dan penggemarnya harus pergi ke Singapura."
Di sisi lain, Dewan Pariwisata Singapura (STB), serta Kementerian Komunitas, Kebudayaan dan Pemuda negara itu (MCCY) mengaku memang memberi hibah untuk membantu membawa tur dunia Swift ke Singapura, lapor CNA, dikutip 21 Februari 2024.
Namun, mereka tidak mengonfirmasi apakah kesepakatan eksklusif telah dicapai untuk mencegah pelantun lagu My Tears Ricochet itu menggelar konser "Eras Tour" di tempat lain di Asia Tenggara, menurut pernyataan pada Selasa, 20 Februari 2024.
Advertisement