Liputan6.com, Jakarta Operasi bariatrik kerap dianggap sebagai jalan pintas untuk menangani obesitas. Padahal, tak semua orang obesitas bisa menjalani operasi ini.
Operasi bariatrik adalah prosedur medis yang bertujuan membantu menurunkan berat badan secara drastis pada orang dengan obesitas morbid (obesitas dengan indeks massa tubuh di atas 40).
Advertisement
“Kita harus menjelaskan indikasi operasi bariatrik. Tentu saja bariatrik itu adalah tindakan invasif, jadi kita tidak akan menganjurkan pasien melakukan tindakan invasif kalau yang konvensional belum dijalankan,” kata dokter ahli gizi komunitas Tan Shot Yen menjawab pertanyaan Health Liputan6.com dalam media briefing Hari Obesitas Sedunia bersama Kementerian Kesehatan, Senin (4/3/2024).
Adapun indikasi yang menandakan seseorang dapat menjalani operasi bariatrik adalah:
- Indeks massa tubuh (IMT) harus di atas 32,5.
- Memiliki penyakit penyerta.
“Nah, jadi ada embel-embelnya nih, orangnya tuh memiliki kesulitan hidup dalam tanda kutip (komorbid), artinya punya gangguan metabolisme seperti diabetes. Pokoknya udah amburadul deh, udah gangguan metabolisme, ada hipertensi, hiperkolesterol, arthritis yang mana sebelum operasi itu harus distabilkan dulu.”
“Jadi enggak ujug-ujug (tiba-tiba) lambungnya digunting setengah, tentu ada indikasi dan indikasi setiap orang itu tidak sama,” jelas Tan Shot Yen.
Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis kedokteran olahraga, Elsye menambahkan tentang kapan seseorang bisa melakukan operasi bariatrik.
“Kapan sih kita bisa operasi bariatrik selain dari indikasi IMT? Kita harus mencoba juga nih dari faktor diet dan faktor latihan fisiknya.”
Kapan Bisa Operasi Bariatrik?
Elsye mengatakan bahwa pasien dalam waktu tiga hingga enam bulan, perlu menjalankan pola makan dan aktivitas fisik sesuai arahan dokter.
Jika tidak berhasil, tidak ada penurunan berat badan secara signifikan, dan penyakit penyertanya tidak ada perubahan, maka biasanya dianjurkan untuk konsultasi ke dokter bedah untuk operasi.
Advertisement
Tetap Jalankan Gaya Hidup Sehat Usai Operasi Bariatrik
Setelah operasi bariatrik dilakukan, biasanya dokter bedah kembali merujuk pasien ke dokter spesialis kedokteran olahraga.
Dokter olahraga akan mengarahkan pasien untuk tetap hidup aktif usai operasi bariatrik.
“Setelah selesai operasi bukan berarti kita hanya duduk diam saja. Bukan alasan jadi malas bergerak, tapi kita harus tetap melakukan olahraga dan biasanya kita pantau dan tetap bekerja sama dengan dokter bedah,” terang Elsye.
3 Kebiasaan Baik Usai Operasi Bariatrik
Dalam keterangan lain, dokter spesialis bedah, konsultan bedah digestif Eka Hospital BSD, Handy Wing menyarankan pasien terapkan tiga kebiasaan baik pasca operasi bariatrik.
Menurutnya, pasca operasi, pasien perlu menjalani perawatan dan pemantauan ketat oleh tim medis. Bukan cuma itu, pasien juga dianjurkan untuk menerapkan kebiasaan baru seperti:
- Mengubah pola makan dan kebiasaan makan.
- Mengonsumsi suplemen vitamin dan mineral.
- Berolahraga secara teratur.
Umumnya, pasien diperbolehkan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga sekitar dua minggu setelah operasi bariatrik. Namun, hal ini tergantung dengan kondisi kesehatan masing-masing pasien.
“Banyak yang menganggap bahwa operasi bariatrik adalah jalan pintas seseorang untuk mengalami penurunan berat badan. Padahal, ini tidak benar,” kata Handy.
“Jika kondisi Anda tidak memungkinkan untuk menurunkan berat badan dengan diet atau olahraga, operasi bariatrik bisa menjadi pertimbangan untuk mencegah kondisi semakin memburuk,” tutupnya.
Advertisement