Serba Serbi Pemilu 2024 di Garut, Mulai dari Saweran Caleg hingga Blokir Jalan karena Kalah Dukungan

Ada banyak ragam cerita yang mewarnai pesta demokrasi rakyat lima tahunan di kota dodol Garut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 06 Mar 2024, 04:00 WIB
Ketua DPD Nasdem Kabupaten Garut, sekaligus istri Bupati Garut Diah Kurniasari, melakukan saweran uang di halaman kantor KPUD Garut, selepas pendaftaran bakal calon anggota legislatif (caleg) Pemilu 2024, Kamis (11/5/2023). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Pesta demokrasi pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Garut, Jawa Barat, tinggal menyisakan proses pembacaan hasil rekapitulasi perolehan suara yang akan selesai hari ini.

Ada banyak ragam cerita yang mewartai pesta demokrasi rakyat lima tahunan di kota dodol Garut, selama proses tahapan pemilu 2024 berlangsung.

Untuk membuka ingatan pembaca setia Liputan6.com, kami kembali sajikan beberapa peristiwa yang cukup menyedot perhatian publik, dalam serba-serbi pemilu 2024 di kota Intan Garut berikut ini.

1. Saweran Politikus Nasdem di Halaman Kantor KPUD Garut

Peristiwa pertama yang cukup menyedot perhatian publik yakni saat Ketua DPD Nasdem Kabupaten Garut, sekaligus istri Bupati Garut Diah Kurniasari, melakukan saweran uang di halaman kantor KPUD Garut, selepas pendaftaran bakal calon anggota legislatif (caleg) Pemilu 2024, Kamis (11/5/2023).

Selain Diah, sebagian bacaleg terlihat ikut saweran uang kepada pendukung yang hadir sambil naik dodombaan kesenian khas Garut.

Sontak kegiatan itu langsung mematik kontroversi publik. Selain berpotensi mengandung money politik, kegiatan itu dinilai tidak tepat terlebih dilakukan istri publik figur di Garut.

Belakangan kasus itu dinyatakan bebas, setelah Bawaslu Garut menilai kegiatan itu, tidak melanggar aturan sebab dilakukan di luar kegiatan kampanye pemilu yang telah ditentukan pemerintah.

2. Anggota Satpol PP Kampanyekan Gibran

Tanpa hujan tanpa angin, sebuah video beranggotakan 14 orang petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Garut menjadi viral, setelah mendeklarasikan dukungan terhadap calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.

Video yang beredar luas di media sosial itu langsung menjadi perbincangan publik tanah air, terutama dengan statusnya sebagai abdi negara yang diduga tidak netral dalam pemilu 2024.

“Indonesia membutuhkan pemimpin muda di masa depan. Mas Gibran Rakabuming Raka,” demikian penggalan sebagian pernyataan yang disampaikan secara bersama anggota Satpol PP.

Beruntung, setelah dilakukan klarifikasi Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Garut, tidak menemukan unsur pidana Pemilu. Mereka bukan ASN sebagai mana disebutkan, tetapi petugas bantuan yang diperbantuan sebagai staf Satpol PP Garut.


3. Dua Anggota KPPS Garut Wafat Setelah Tugas

Wawan Setiawan, caleg Gerindra dapil 2 Garut, terpaksa menutup jalan Kampung Ciarog, Kecamatan Kersamanah yang biasa dilalui warga, setelah kalah suara meskipun telah dilakukan ‘kontrak politik’ dengan warga. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dua orang anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) wafat di dua Tempat Pemungutan Suara (TPS) berbeda di Garut. Keduanya meninggal dunia setelah menjalankan tugasnya dalam mengawal proses pencoblosan Pemilu 2024.

Pertama, Eti Rohaeti yang bertugas menjadi di TPS 11 Desa/Kecamatan Cihurip, korban tiba-tiba pingsan setelah tugas. Belakangan korban diduga kelelahan serta memiliki riwayat hipertensi.

Kedua, Deden Hamdani (36), anggota KPPS yang bertugas di TPS 14 warga Kampung Depok, Desa Sukamukti, Kecamatan Sukawening. Korban diduga kelelahan dan memiliki penyakit lambung.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut, Dian Hasanudin, menyatakan belasungkawa dan langsung memberikan santunan kepada pahlawan demokrasi itu.

4. Caleg Kalah Blokir Jalan Warga

Peristiwa berikutnya yang cukup menyedot perhatian publik selama gelaran Pemilu 2024 di Garut, yakni penembokan jalan warga yang dilakukan Wawan Setiawan, caleg Gerindra dapil 2 Garut.

Pelaku diduga terpaksa menutup jalan Kampung Ciarog, Kecamatan Kersamanah yang biasa dilalui warga, akibat kecewa setelah kalah suara meskipun telah dilakukan ‘kontrak politik’ dengan warga.

Belakangan setelah dilakukan komunikasi dan musyawarah yang melibatkan Forkopimcam Kecamatan Kersamanah bersama tokoh warga dan caleg terkait, jalan yang biasa digunakan akhirnya kembali dibuka.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya