WHO: Anak-Anak di Gaza Meninggal Karena Kelaparan

WHO mengimbau Israel memastikan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan dengan aman dan teratur.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 05 Mar 2024, 14:58 WIB
Anak-anak Palestina yang mengungsi berkumpul untuk menerima makanan di sebuah sekolah pemerintah di Rafah, Jalur Gaza selatan pada 19 Februari 2024. (MOHAMMED ABED/AFP)

Liputan6.com, Gaza - Anak-anak sekarat karena kelaparan di Gaza Utara. Hal tersebut dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Temuan suram dalam kunjungan WHO ke Rumah Sakit Al-Awda dan Kamal Adwan di Gaza Utara: tingkat malanutrisi yang parah, anak-anak sekarat karena kelaparan, kekurangan bahan bakar, makanan dan pasokan medis, gedung rumah sakit hancur," tulis Ghebreyesus di platform X alias Twitter pada Senin (4/3/2024).

"Kunjungan pada akhir pekan ini adalah yang pertama sejak awal Oktober 2023 meskipun kami berupaya mendapatkan akses yang lebih teratur ke bagian Gaza Utara. Situasi di Rumah Sakit Al-Awda sangat memprihatinkan karena salah satu bangunannya hancur."

Ghebreyesus mengabarkan lebih lanjut, "Rumah Sakit Kamal Adwan adalah satu-satunya rumah sakit anak di Gaza Utara dan kewalahan menampung pasien. Kurangnya makanan mengakibatkan kematian 10 anak. Kurangnya listrik menimbulkan ancaman serius terhadap perawatan pasien, terutama di area kritis seperti unit perawatan intensif dan unit neonatal."

"Kami berhasil mengirimkan 9.500 liter bahan bakar ke setiap rumah sakit dan beberapa pasokan medis penting. Ini adalah sebagian kecil dari kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan nyawa."

Dia menambahkan, "Kami mengimbau Israel memastikan bantuan kemanusiaan dapat disalurkan dengan aman dan teratur. Warga sipil, terutama anak-anak, dan staf kesehatan memerlukan bantuan yang lebih besar segera. Namun, obat utama yang dibutuhkan semua pasien ini adalah perdamaian. Gencatan senjata."

Otoritas kesehatan Gaza sendiri melaporkan pada Minggu (3/3/2024), setidaknya 15 anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi di Rumah Sakit Kamal Adwan. Sementara itu, kantor berita Palestina, Wafa, mengabarkan pada Senin (4/3), anak ke-16 meninggal pada Minggu di sebuah rumah sakit di Rafah.


Akibat Ulah Manusia

Jutaan penduduk Gaza mengalami krisis pangan akibat perang antara Israel dan Milisi Hamas yang terus bergulir. (MOHAMMED ABED/AFP)

PBB pekan lalu memperingatkan bahwa kelaparan di Jalur Gaza hampir tidak bisa dihindari.

Seorang pejabat senior bantuan PBB mengatakan bahwa setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza – seperempat dari populasi – menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah dan satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di wilayah utara menderita kekurangan gizi akut.

Direktur Regional UNICEF Adele Khodr juga telah bersuara. Dia mengatakan, "Kematian anak-anak yang kami khawatirkan telah terjadi menyusul kekurangan gizi melanda Jalur Gaza."

"Kematian tragis dan mengerikan ini disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi, dan sepenuhnya dapat dicegah," kata Adele pada Minggu.


Sudah 30.534 Orang di Gaza Tewas

Warga mendoakan jenazah orang yang tewas dalam pemboman Israel yang dibawa dari Rumah Sakit Shifa sebelum menguburkan mereka di kuburan massal di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Palestina, Rabu (22/11/2023). Puluhan jenazah orang tak dikenal dimakamkan di kuburan massal di Khan Yunis. (AP Photo/Mohammed Dahman)

Militer Israel melancarkan kampanye udara dan darat skala besar untuk menghancurkan Hamas setelah kelompok itu melancarkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang diklaim menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 253 orang lainnya.

Otoritas kesehatan Gaza menyebutkan bahwa sejak saat itu, setidaknya 30.534 orang tewas. Sebagian besar dari korban jiwa akibat serangan brutal Israel adalah perempuan dan anak-anak.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya