Liputan6.com, Jakarta Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus melakukan optimalisasi pemanfaatan gas bumi sebagai sumber energi alternatif utama pengganti fosil. Pasalnya, cadangan gas bumi dalam negeri jumlahnya dinilai lebih besar dengan harga yang kompetitif dibandingkan dengan sumber energi fosil lainnya.
Koordinator Penyiapan Program Minyak dan Gas Bumi Ditjen Migas Kementerian ESDM, Rizal Fajar Muttaqin, pemerintah terus melakukan eksplorasi penemuan cadangan gas baru, untuk menunjang penyaluran gas bumi sehingga sejalan dengan kebutuhan.
Advertisement
Rizal mengatakan, pemerintah mendorong seluruh badan usaha gas bumi untuk membangun infrastruktur secara terintegrasi, meliputi jaringan pipa transmisi dan distribusi, LNG receiving terminal, serta moda non pipa lainnya. Sehingga dapat dimanfaatkan lintas sektor.
"Selain itu dilakukan juga penataan demand yang dekat dengan potensi suplai atau infrastruktur gas bumi mengikuti prinsip people follow energy. Sehingga akan dapat meningkatkan efisiensi serta memberikan insentif untuk sektor-sektor tertentu yang berdampak signifikan terhadap nilai tambah dan multiplier effect perekonomian nasional," paparnya dalam keterangan tertulis, Selasa (5/3/2024).
Lebih Banyak dari Minyak
Saat ini, ia menyebut cadangan gas bumi Indonesia lebih banyak dari pada cadangan minyak. Namun produksi gas Indonesia diperkirakan akan menurun dalam beberapa tahun mendatang disebabkan oleh penurunan alami sumur-sumur gas eksisting.
Pemerintah terus melakukan pencarian terhadap lapangan-lapangan gas baru melalui proses eksplorasi, namun hal tersebut membutuhkan waktu dan investasi yang cukup besar. Dalam 10 tahun ke depan, diproyeksikan konsumen gas terbesar datang dari sektor industri, dan diikuti oleh sektor ketenagalistrikan dan pupuk.
"Existing Supply yang berasal dari lapangan-lapangan yang saat ini berproduksi dapat memenuhi kebutuhan gas bumi yang telah terkontrak. Apabila Project Supply dan Potential Supply onstream sesuai perencanaan, maka diperkirakan masih terdapat potensi gas untuk memenuhi kebutuhan domestik," jelas Rizal.
Konseumen Gas Bumi
Dalam hal pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik, konsumen gas terbesar dalam negeri saat ini adalah industri yaitu sebesar 30,83 persen, listrik sebesar 11,82 persen, dan pupuk sebesar 11,72 persen.
Sedangkan sebesar 22,18 persen gas diekspor dalam bentuk LNG dan sebanyak 8,45 persen diekspor melalui pipa dengan total konsumsi gas pada akhir tahun 2023 mencapai 5.868 BBUTD.
Rizal juga menyampaikan, sejak 2012, pemanfaatan gas domestik lebih tinggi dibandingkan dengan ekspor. Dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia diperkirakan masih melakukan ekspor gas bumi, terutama untuk memenuhi kontrak-kontrak yang telah disepakati sebelumnya.
"Namun demikian, Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas untuk keperluan domestik dan secara bertahap mengurangi ekspor guna menjaga ketahanan dan kemandirian energi serta mendukung pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
Advertisement