Liputan6.com, Reykjavik - Pada bulan Ramadan, orang-orang muslim di Indonesia biasanya berpuasa kurang lebih setengah hari atau 12-13 jam. Pernahkah anda membayangkan untuk berpuasa lebih dari 20 jam sehari?
Ya, Anda membacanya dengan benar, berpuasa lebih dari 20 jam sehari. Itulah yang dialami oleh saudara-saudara kita di Reykjavik, Islandia.
Advertisement
Muslim di seluruh dunia memulai puasa Ramadan pada hari Senin 11 Maret 2024 atau Selasa 12 Maret 2024, pada periode tersebut mereka menahan diri untuk tidak makan dan minum di siang hari.
Kalender lunar Islam atau biasa disebut kalender hijriah yang berarti tanggal mulai Ramadhan bergerak maju kurang dari dua minggu setiap tahun dibandingkan kalender Masehi. Di negara-negara yang dekat dengan khatulistiwa, seperti Arab Saudi, Singapura dan Indonesia, pergerakan ini tidak banyak berpengaruh pada jam-jam siang hari yang memang waktu penting untuk menjalankan puasa.
Tapi bagi mereka yang tinggal di negara-negara paling utara dunia di dekat Lingkaran Arktik, bebannya lebih berat di bulan-bulan musim panas.
Di Islandia, matahari terbenam pada tengah malam dan kembali dua jam kemudian selama musim panas puncak sedang terjadi.
Dilansir dari cnbc.com Sabtu (16/3/2024), orang-orang muslim di Islandia bisa berpuasa hingga 21 jam dan 51 menit, seperti yang terjadi Pada tahun 2018 karena matahari terbenam pada pukul 11:57 malam, di malam terakhir Ramadan 14 Juni 2018.
Oleh sebab itu, Muslim yang tinggal di negara di mana matahari tidak terbenam atau di mana matahari hanya turun sesaat dapat mengikuti salah satu dari tiga solusi yang ditawarkan oleh beberapa ulama dan organisasi islam yang diperbolehkan.
Bebas Mengikuti Waktu yang Diperbolehkan oleh Ulama
Karena beberapa orang tidak mampu untuk melakukan puasa dengan waktu sepanjang itu, ulama memberikan 3 solusi yang dapat digunakan oleh setiap orang.
- Memutuskan puasa berdasarkan waktu matahari terbenam di negara terdekat yang tidak memiliki siang malam yang berkelanjutan, atau di negara mayoritas Muslim terdekat.
- Mengikuti waktu Makkah, sebagai tempat suci dalam Islam.
- Mengikuti waktu setempat.
Karim Askari, direktur eksekutif (Islamic Foundation of Iceland) atau Yayasan Islam Islandia sudah yakin ingin mengikuti perintah mana yang akan diikutinya selama berpuasa Ramadan ini.
"Aku akan mengikuti waktu lokal di Reykjavik," kata Askari kepada CNBC. "Menahan lapar selama 21 jam itu lama, tapi dengan izin Tuhan sebagian besar umat muslim di sini (Reykjavik) juga melakukannya."
Dua masjid di ibu kota Islandia setuju untuk mengikuti waktu fajar dan maghrib lokal untuk menentukan kapan mereka harus berbuka. Masjid-masjid dan organisasi lain memilih untuk mengikuti waktu negara-negara Eropa lain. Askari mengatakan bahwa ada satu masjid di Reykjavik mengikuti waktu salah satu kota di Prancis.
"Mereka bebas memilih apa yang mereka inginkan. Kami memiliki ruang dalam hubungan komunitas di sini," kata Askari.
"Beberapa orang belum terbiasa untuk makan ketika matahari sudah terlihat, bahkan jika sudah mendekati tengah malam, karena mereka terbiasa menunggu di negara asal mereka - jadi mereka akan mengikuti waktu lokal. Yang lain bisa membiasakan diri bahwa mereka harus makan bahkan ketika matahari hanya sebagian yang terbit."
Advertisement
Belum Terbiasa Berbuka Puasa saat Matahari Masih Bersinar
Seperti yang dijelaskan oleh Askari, Muslim dari penjuru dunia masih belum terbiasa jika makan ketika matahari sudah terlihat.
"Beberapa orang belum terbiasa untuk makan ketika matahari sudah terlihat, bahkan jika sudah mendekati tengah malam, karena mereka terbiasa menunggu di negara asal mereka - jadi mereka akan mengikuti waktu lokal. Yang lain bisa membiasakan diri bahwa mereka harus makan bahkan ketika matahari hanya sebagian yang terbit."
Apa yang mungkin terlihat sebagai kondisi ekstrem bagi beberapa orang, tapi bagi Askari, itu adalah berkah tersembunyi.
Dia bersikeras bahwa berpuasa di cuaca dingin lebih mudah daripada melakukannya di negara-negara yang berada di Asia dan Timur Tengah, di mana suhu bisa melonjak sangat tinggi saat siang hari.
"Lebih sulit berpuasa di suhu yang panas. Orang cenderung lebih mudah merasa marah tanpa makan atau minum, sedangkan lebih mudah untuk menyelesaikan puasa di udara sejuk," ujarnya.
Apapun keputusan yang mereka pilih, populasi Muslim Islandia sebanyak 2.500 orang di Reykjavik bebas memilih keputusan yang sesuai untuk dirinya sendiri.
Tips Menjalani Bulan Ramadan
Selama Ramadan, umat Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Saat sahur, mereka makan pagi sebelum terbitnya fajar, dan saat berbuka, mereka memulai makan dengan kurma dan air, yang dikenal sebagai iftar.
Selama bulan ini, hidangan lezat disiapkan dan dinikmati bersama teman dan keluarga. Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang mengamati perdamaian, dan refleksi. Ini adalah waktu untuk mendekatkan diri kepada orang-orang yang kita cintai dan merayakan kehidupan bersama-sama.
Berikut ini tips mempererat ikatan dengan keluarga, dikutip dari laman Hindustan Times, Senin (4/3/2024):
Memasak Bersama
Memasak masakan bersama-sama dan membantu anggota keluarga di dapur dapat menciptakan kenangan baru. Bereksperimen dengan resep, memasak dengan cepat, dan memperkenalkan hidangan baru ke piring berbuka puasa dapat membuat Anda tersenyum.
Mengababadikan momen dalam foto
Setiap tahun, Ramadan penuh dengan kenangan. Mulai dari salat berjamaah, berpuasa, hingga menikmati hidangan buka puasa bersama.
Mengapa tidak mengabadikan kenangan tersebut dan membuat album foto spesial Ramadan yang dapat Anda kenang kembali, dan menghidupkan kembali momen-momen.
Dekorasi Rumah
Hiasi rumah Anda dengan barang-barang dekoratif interior DIY selama Ramadan.
Kita dapat mengeksplorasi ide-ide dekorasi bersama anak-anak dalam keluarga dan bekerja sama membuat item dekorasi baru, untuk mendekorasi rumah selama bulan baik. Membersihkan rumah dan memberi ruang untuk barang-barang dekorasi baru adalah cara yang bagus untuk menjalin ikatan dengan keluarga.
Baca Juga
Advertisement