Liputan6.com, Jakarta - Massa aksi demo menolak hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dan mendorong penggunaan Hak Angket di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta telah mengakhiri demonstrasinya. Namun begitu, mereka memastikan akan datang lagi demi mengawal Hak Angket DPR RI.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (5/3/2024), masuk pukul 17.30 WIB, orator menegaskan aksi demo akan dilanjutkan kembali dengan skala massa yang lebih besar.
Advertisement
“Kita datang lagi 8, 9, 10 untuk mengawal Hak Angket. Kita pastikan massa lebih besar dari ini,” kata orator dari atas mobil komando.
Massa aksi pun riuh menyambut rencana tersebut. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa Pemilu 2024 tidak sah.
“Karena terjadi kecurangan yang terstruktur sistematif dan masif. Meminta DPR RI melakukan Hak Angket dalam kurun waktu 2x24 jam. Jika tidak, kami akan geruduk,” teriak orator.
Adapun tuntutan massa aksi demo adalah sebagai berikut:
- Makzulkan Jokowi penjahat demokrasi
- Adili Jokowi dan kroni-kroninya pengkhianat rakyat
- Hapuskan dinasti politik
- Adili Komisioner KPU dan Bawaslu yang berkonspirasi jahat dengan penjahat demokrasi
- Tolak hasil Quick Count menyesatkan
- Audit forensik sistem IT KPU
- Tolak hasil Pemilu curang
- Laksanakan Hak Angket DPR MPR RI terkait pemilu curang
- Usut tuntas grand design Pemilu curang Terstruktur, Sistematis dan Massif
- Diskualifikasi paslon Pilpres yang melakukan kecurangan Terstruktur, Sistematis dan Massif
- Audit dugaan penyelewengan penggunaan APBN dan Anggaran Pemilu 2024
- Tolak kelangkaan dan kenaikan harga beras
- Tolak kenaikkan harga cabai
- Tolak kenaikkan harga sembako
- Tolak rencana kenaikan harga BBM dan kebutuhan rakyat lainnya.
Bakar Baliho Jokowi
Sebelum mengakhiri aksi demonstrasinya, massa sempat meluapkan amarahnya kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Baliho yang bergambar wajah Jokowi pun dibakar massa demonstran.
Pantauan Liputan6.com, Selasa (5/3/2024), massa aksi demo meminta orator untuk menginstruksikan pembakaran terhadap baliho berwajah Jokowi.
“Mau dibakar? Bakar saja,” teriak orator.
Sebelum dibakar, massa aksi memukuli baliho berwajah Jokowi hingga sobek dan tersisa setengah muka. Setelahnya, ramai-ramai mereka mengangkat baliho itu ke tengah jalan dan menginjak-injaknya.
Api bekas pembakaran ban pun masih berkobar. Baliho tersebut kemudian diletakkan di atasnya.
Massa menumpahkan kekecewaannya kepada Jokowi. Salah satunya janji ASN netral yang digaungkan, namun faktanya justru terjadi dugaan penyalahgunaan jabatan dan kewenangan pada Pemilu 2024.
“Rakyat tidak bodoh, rakyat tidak mau jadi tumbalnya rezim. Tidak berkah tidak halal bagi dinasti politik yang Bapak Jokowi bangun dari sekarang,” kata orator demo lainnya.
Advertisement
Desak DPR Segera Gunakan Hak Angket Kecurangan Pemilu
Koordinator Presidium Demonstrasi, Afandi Ismail menyampaikan, selain soal masalah Pemilu 2024, pihaknya yang juga diramaikan oleh ibu-ibu meminta agar pemerintah menurunkan harga sembako.
“Terutama harga beras, cabai, dan kita juga mendengar ada rencana kenaikan harga BBM dan masih banyak lagi kebutuhan-kebutuhan dasar rakyat lainnya. Kita minta supaya DPR memperhatikan aspirasi ini, sehingga benar-benar kenaikan-kenaikan ini bisa segera diturunkan dan kelangkaannya pun atau ketersediaannya pun bisa segera dipenuhi di masyarakat,” tutur Afandi di depan Gedung MPR DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2024).
Menurutnya, massa yang tergabung dalam Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi itu turut mendesak agar DPR RI segera menangani Hak Angket dalam rangka mengadili kecurangan atau pun kejahatan Pemilu 2024.
“Ini untuk menyelamatkan, mengembalikan marwah demokrasi kita itu hanyalah ke DPR MPR, itu harapan terakhir rakyat melalui Hak Angket. Karena kita sudah kehilangan trust, kita sudah kehilangan kepercayaan kepada Mahkamah Konstitusi,” jelas dia.
Ancam Duduki DPR untuk Makzulkan Presiden
Afandi menyatakan, Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan aturan yang jelas menabrak kontitusi dengan meloloskan Gibran Rakabuming Raka selaku anak presiden sebagai calon wakil presiden. Termasuk juga dosa KPU selaku penyelenggara Pemilu.
“Ini bukan soal kepentingan 01 atau bukan soal kepentingan 03, di sini kita rakyat Indonesia yang tergabung di koalisi ini nanti juga banyak lagi dan teman-teman guru, dari teman-teman mahasiswa yang lain, masyarakat yang lain semuanya satu suara. Apa itu, kita ingin melihat demokrasi kita ini yang telah kita perjuangkan kurang lebih 25 tahun selamat, terhormat,” ungkapnya.
Tidak ketinggalan, Jokowi juga disebutnya terlalu banyak melakukan kesalahan di akhir masa kepemimpinannya. Bukan tidak mungkin, rakyat yang marah besar akan menduduki Gedung DPR RI untuk meminta pemakzulan presiden.
“Kita pastikan aksi kita ini aksi damai ya. Nanti kita meminta para anggota DPR terutama lima fraksi PDI, kemudian PKB, PKS, Nasdem dan PPP perwakilannya menghampiri masa aksi,kita ingin mendengar bagaimana sikap mereka terhadap Hak Angket ini,” Afandi menandaskan.
Advertisement