Liputan6.com, Jakarta - Ada-ada saja penawaran dari salah satu hotel bintang lima di Singapura. InterContinental Singapura menawarkan voucher menginap satu malam untuk tamu yang rencana kegiatannya batal akibat hujan.
"Saya sedang ngobrol dengan sekelompok teman tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dalam perjalanan mewah dan salah satu dari mereka dengan bercanda berkomentar bahwa menjamin cuaca yang baik akan menjadi tingkat selanjutnya dari perjalanan mewah," kata General Manager hotel tersebut, Andreas Kraemer, kepada CNN minggu ini, dikutip dari NY Post, Selasa, 5 Maret 2024.
Advertisement
Penawaran yang disebut sebagai 'Rain Resist Bliss' itu tak ditawarkan percuma, melainkan ada syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Voucer menginap hanya tersedia untuk tamu yang menginap di suite. Menurut CNN, harga kamarnya berkisar dari 850 dolar Singapura per malam (sekitar Rp9,95 juta) untuk junior suite hingga lebih dari 4.500 dolar Singapura (sekitar Rp52,7 juta) untuk Presidential Suite.
Disebutkan pula bahwa curah hujan harus 'melebihi 120 menit kumulatif dalam periode waktu empat jam mana pun pada siang hari antara pukul 08.00 hingga 19.00, waktu setempat.' Voucher harus ditukarkan di InterContinental Singapura dalam waktu seminggu.
Curah hujan rata-rata 171 hari dalam setahun di Singapura, dengan musim Muson Timur Laut berlangsung dari bulan Desember hingga awal Maret, dan musim Muson Barat Daya berlangsung dari bulan Juni hingga September.
"Asia Tenggara terkenal dengan hujan kejutannya. Namun, hal ini tidak perlu menghalangi rencana Anda dan untuk memastikannya. Kami memberikan opsi pemesanan istimewa kepada para tamu untuk memberikan jaminan ekstra bahwa mereka akan pulang dengan senyuman di hari libur mereka. hadapi — tidak peduli bagaimana cuacanya," kata Kraemer kepada situs Australia 9Travel.
Harga Kamar Hotel di Singapura Melonjak Gila-gilaan Saat Konser Taylor Swift
Singapura belakangan jadi sorotan setelah berhasil memastikan konser Taylor Swift hanya berlangsung eksklusif di negara itu. Kesempatan tersebut dimanfaatkan para penyedia akomodasi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya.
Seorang penonton konser asal Indonesia bernama Ulfa membagikan pengalamannya soal harga kamar hotel yang naik tak terkendali. Ia mengunggah di media sosialnya bahwa harus membayar Rp3,8 juta untuk kamar hotel yang bentuknya mirip kamar kos. Selain kamar berukuran kecil, TV di sana dipasang cukup tinggi.
Kamar itu, sambung dia, menyediakan tempat minum, tapi tidak ada isinya sama sekali. Kepada Tim Lifestyle Liputan6.com, Senin, 4 Maret 2024, Ulfa yang berprofesi sebagai MC membenarkan kondisi hotel tempatnya menginap memang seperti kamar kos.
"Iya memang seperti itu kamarnya, karena hotel lain kebanyakan sudah penuh dan kalau ada (kamar) yang kosong, harganya jauh lebih mahal. Ini sudah lumayan lah yang penting ada tempat menginap daripada nginap di bandara hehe," ungkapnya.
Advertisement
Sempat Menginap di Bandara
Ulfa, suaminya, dan sejumlah orang Indonesia sempat menginap di Bandara Changi Singapura karena baru mendarat pada Minggu dini hari, 3 Maret 2024. Ulfa menonton konser di hari itu dan baru masuk kamar hotel beberapa jam sebelum konser.
"Kita pesan lewat online itu baru dua hari sebelum konser, mungkin karena itu juga dapat harga mahal. Tapi ternyata kita masih beruntung karena sekarang katanya kamar hotel kita ini tarifnya sudah sampai Rp6 juta, memang mahal banget karena banyak yang mau nonton konsernya (Taylor Swift)," terang wanita yang tinggal di Kediri, Jawa Timur ini.
Rincian biaya yang dikeluarkannya untuk menonton konser tersebut menginspirasi suaminya membuat kaus. Di kaus tersebut tertera bahwa uang yang dikeluarkan suaminya Rp34 juta. "Iya ternyata ada biaya yang salah hitung, jadi totalnya mestinya sekitar Rp38 juta. Memang termasuk mahal, apalagi tiket pesawat lagi naik, tapi kita sudah nabung sebelumnya jadi sudah ada (alokasi) biayanya," tuturnya.
PM Singapura Buka Suara soal Tudingan Monopoli
Sementara itu, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong akhirnya buka suara soal tudingan negaranya memonopoli konser Taylor Swift di Asia Tenggara. Dalam konferensi pers di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia di Melbourne, Lee mengakui memberikan dana subsidi kepada Taylor Swift dan timnya demi menjadikan Singapura sebagai perhentian satu-satu turnya di Asia Tenggara.
"Agensi (kami) menegosiasikan perjanjian dengan dia (Swift) untuk datang ke Singapura dan tampil dan menjadikan Singapura satu-satunya tempat singgah turnya di Asia Tenggara," kata Lee dilansir dari CNN, Selasa, 5 Maret 2024.
Lee menambahkan, "insentif tertentu" dari dana pemerintah itu ditujukan untuk mendukung industri pariwisata setelah terdampak Covid-19, dengan tujuan menjadikan Singapura sebagai satu-satunya destinasi wisata di ASEAN. Namun, Lee tidak merinci biaya kesepakatan tersebut.
Meskipun kesepakatan ini menuai kontroversi, PM Singapura itu menegaskan tidak ada niat untuk merugikan negara-negara tetangga di ASEAN. Menurutnya, kesepakatan semacam itu adalah hal yang biasa dalam industri hiburan. "Ternyata skema ini sangat sukses. Saya tidak melihatnya sebagai tindakan yang tidak bersahabat," sambungnya.
Advertisement