Temukan 261 Kasus TB Baru, Dinkes Kudus Optimalkan Penyisiran Suspek Bersama Dokter Mandiri dan Swasta

Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi mengatakan, temuan kasus TB (Tuberkulosis) oleh pihaknya itu baru 10 persen dari target sepanjang 2024.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 06 Mar 2024, 09:00 WIB
Petugas mengecek hasil ronsen mobile X-Ray Artificial Intelligence saat kegiatan skrining penyakit tuberkulosis (TBC) di Kantor Kecamatan Cipayung, Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Penyakit tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat ketiga setelah India dan Cina dengan jumlah kasus 824 ribu dan kematian 93 ribu per tahun atau setara dengan 11 kematian per jam. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 261 kasus Tuberkulosis (TB) baru maupun pasien kambuh ditemukan pada periode Januari-Februari 2024 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Kesehatan Kudus Andini Aridewi mengatakan, temuan kasus oleh pihaknya itu baru 10 persen dari target sepanjang 2024.

"Temuan kasus tersebut baru 10 persen dari target penemuan kasus selama 2024 sebanyak 2.383 orang," kata KaDinkes Andini di Kudus, Selasa, 5 Maret 2024, dilansir Antara.

Wakil Supervisor TBC Kudus Andi Purwono menambahkan, kasus TB yang ditemukan meliputi 159 kasus baru bakteri tahan asam (BTA) positif, 34 kasus kambuh, 22 kasus baru resisten obat (RO), 13 kasus baru ekstra paru, dan 33 kasus TB anak.

Temuan kasus TBC tersebut, kata dia, masih bisa bertambah karena targetnya bisa menyasar hingga ribuan orang. Sedangkan saat ini masih ada proses input dari fasilitas kesehatan.

Dijelaskan, Dinkes Kudus juga menargetkan penemuan kasus TB anak sebanyak 460 anak pada 2024. Sementara ini, sudah ada 33 anak yang ditemukan positif TB.

Upaya optimalisasi suspek penderita TB, Dinkes Kudus menggandeng dokter praktik mandiri (DPM), dokter praktik swasta (DPS) serta klinik.

Hasil penyisiran hingga Selasa (5/3) menunjukkan, 2.648 kasus temuan suspek TB, meliputi kasus TB sensitif obat (SO) sejumlah 447 orang, serta TB resisten obat (RO) sebanyak 6 orang.

Upaya skrining kesehatan pun terus dilakukan, baik menyasar keluarga pasien maupun secara acak. Dinkes Kudus juga melakukan pendampingan terhadap pasien TB, baik TB SO selama enam bulan ataupun pasien TB RO yang selama dua tahun. 

 


Temuan Kasus TB di Bogor, Jawa Barat

Kasus TB di Indonesia tidak hanya ditemukan di Kudus, Jawa Tengah. Sebelumnya Dinkes Kota Bogor Jawa Barat pun menemukan 1.002 kasus tuberkulosis pada Januari-Februari 2024. Sebanyak 154 diantaranya merupakan anak-anak.

Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Jumat, mengatakan dari 1.002 kasus TBC terdapat 615 kasus ditemukan pada Januari 2024 dan 387 kasus pada Februari 2024.

Retno menyampaikan Dinkes tengah berkomitmen menggencarkan sosialisasi lintas sektor untuk bisa mempercepat eliminasi TBC.

“Penanganan TBC harus diselesaikan secara lintas sektor untuk mempercepat eliminasi. Kita pengen nih percepat, yakin kalau kami bergerak bersama,” ujarnya.


Mengenai Tuberkulosis

Mengutip laman kemkes.go.id, Tuberkulosis yang sering disingkat TB atau TBC, adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja dan organ tubuh yang diserang biasanya adalah paru-paru, tulang belakang, kulit, otak, kelenjar getah bening, dan jantung.

Penularan atau infeksi terjadi saat kuman TB yang berada dan bertebaran di udara terhirup oleh orang lain. Saat penderita TB batuk atau bersin tanpa menutup mulut, bakteri akan tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet. Sekali batuk dapat mengeluarkan 3000 percikan dahak yang mengandung sampai 3500 kuman M. tuberculosis.Sedangkan sekali bersin mengeluarkan 4500 - 1 juta kuman M. tuberculosis.

Bakteri masuk ke saluran pernapasan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Reaksi daya tahan tubuh akan terjadi 6-14 minggu setelah infeksi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya