Liputan6.com, New York City - Amerika Serikat membagikan sejumlah stimulus untuk rakyatnya selama pandemi COVID-19. Stimulus ini dibagikan dalam tiga gelombang. Pada stimulus gelombang ketiga kali ini, Kongres mengesahkan uang senilai US$1,9 triliun dan sudah mulai dibagikan ke rekening warga AS. Uang ini dibagikan perorangan, kepada yang sudah memenuhi syarat. Cek tersebut sebesar US$1.400, jika dirupiahkan mencapai Rp22 Juta.
Para pakar keuangan memperingati masyarakat AS untuk berhati-hati dalam mengelola uang stimulus di masa pandemi. Salah satu pakar keuangan yang memperingatkan hal ini adalah Warren Buffet. Ia mengatakan, hal pertama setelah menerima cek stimulus yang harus dilakukan adalah melunasi utang. Buffet, sebagai orang terkaya keempat di dunia memang sudah lama menentang utang kartu kredit.
Advertisement
Ketika rapat pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway pada tahun lalu, Buffet bercerita tentang seorang teman yang memiliki kartu kredit dengan bunga 18%.
“Jika saya berhutang uang sebesar 18%, hal pertama yang akan saya lakukan dengan uang yang saya miliki adalah melunasinya. Anda tidak bisa menjalani hidup dengan meminjam uang dengan jumlah seperti itu dan hidup lebih baik,” ujar Buffet.
Di masa pandemi ini, banyak orang yang terpaksa harus menimbun utang. Selain itu Buffet juga menyarankan untuk tidak menggunakan kartu kredit seperti tabungan uang. Karena utang tidak akan bisa merubah hidup seseorang menjadi lebih baik.
Tak hanya Buffet, seorang investor Shark Tank dan pemilik Dallas Mavericks ternama Mark Cuban juga berpendapat bahwa pembayaran utang harus diprioritaskan. Tetapi, jika hal penting seperti kebutuhan dasar belum dipenuhi, maka harus didahulukan. Contohnya seperti makan. Jika semua kebutuhan penting sudah terpenuhi dan sisa uang masih ada, maka langkah kedua harus melunasi utang.
Cuban melanjutkan, “jika Anda memiliki sisa uang (setelah membayar utang), taruhlah di bank”.
Tak hanya Buffet dan Cuban, pakar keuangan Suze Orman juga memberikan masukan penggunaan cek stimulus Pandemi, terutama bagi yang kehilangan pekerjaannya. Orman yang juga seorang pembawa acara podcast Woman & Money dan penulis, menyarankan agar masyarakat mengumpulkan dan menggunakan dana darurat, karena pandemi COVID-19 dapat menyebabkan kesulitan ekonomi dalam jangka waktu panjang.
Jumlah uang yang harus dikumpulkan pada setiap orang sangatlah berbeda. Tetapi, Orman berpendapat bahwa uang yang dikumpulkan harus cukup untuk bertahan selama delapan bulan.
“Selama bertahun-tahun, saya selalu bilang delapan bulan. Selama bertahun-tahun, orang lain berkata, Anda tidak perlu delapan bulan, Anda hanya butuh tiga bulan, Anda hanya butuh enam bulan. Namun, setelahnya apa yang terjadi pada tahun lalu? Tiga bulan benar-benar akan berakhir selama tiga bulan, lalu apa yang akan Anda lakukan? Enam bulan juga tidak akan bertahan lama bagi Anda,” Ujar Orman
Tetapi Orman juga berpendapat bahwa dana darurat tidak boleh banyak-banyak, harus sesuai dengan kebutuhan. Patokan yang diberikan Orman adalah, delapan bulan
“Jadi, menurut saya, dana darurat tidak boleh terlalu banyak”. kata Orman.
Bagi orang yang kehilangan pekerjaannya selama pandemi, Orman menyarankan untuk “bermain aman” sampai keadaan kembali normal. Perihal utang kredit, Orman menyarankan untuk membayar minimum pembayaran terlebih dahulu hingga keadaan kembali normal.