Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) membidik keuntungan besar dari perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Indonesia dan Uni Eropa. Bahkan perjanjian dagang ini disebut lebih menguntungkan dari jenis perjanjian lainnya.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan mengatakan poin utama dalam pembahasan Indonesia-Uni Eropa CEPA adalah peningkatan ekspor produk dalam negeri. Tujuannya, meningkatkan cakupan pasar tersebut.
Advertisement
"Bagaimana sebenarnya perjanjian perdagangan yang sebnanrnya menjadi dalah satu pendekatan kita utk meningkatkan ekspor," kata Kasan dalam Gambir Trade Talk ke-13, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Dia mengatakan, pembukaan pasar produk ekspor bisa dilakukan lewat berbagai cara. Mulai dari promosi secara langsung ataupun perjanjian perdagangan dengan negara tujuan.
Kasan menilai, jika dibandingkan, CEPA dinilai lebih menguntungkan dari jenis-jenis perjanjian perdagangan lain seperti Preferential Trade Agreement (PTA) dan Free Trade Agreement (FTA).
"Karena kita membuka akses pasar ini bisa macam-macam, lewat promosi, kemudian yang lain, dan ini salah satu adalah lewat dibukanya perjanjian perdagangan internasional dalam bentuk Comprehensive Economic Parnership Agreement. Ini jauh lebih luas daripada sekadar PTA atau FTA," jelasnya.
Dia menegaskan, perundingan Indonesia-EU CEPA dilakukan dalam waktu yang tak sebentar dan melibatkan semua pihak. Bisa dibilang perjanjian dagang nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak.
"Nah jadi bekal yang sudah disiapkan oleh kita Indonesia salam konteks perjanjian perdagangan nasional khususnya dengan Uni Eropa adalah merupakan bagian dari ekspansi ataupun penetrasi sekaligus peningkatan ekspor, khususnya kita ke kawasan negara-negara anggota Uni Eropa," urainya.
Lebih Untung dari Vietnam
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa bisa rampung tahun ini. Dengan begitu, ditaksir ada keuntungan yang lebih besar pada sisi ekspor Indonesia.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan mengatakan salah satu yang jadi studi perbandingan adalah kerja sama ekonomi Vietnam dan Uni Eropa.
"Vietnam sudah mengimplementasikan perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa. Kita Indonesia target tahun ini akan juga merampungkan atau menyelesaikan. Nah oleh karena itu, kita berharap dari para narasumber bisa memberikan gambaran," ujar Kasan dalam Gambir Trade Talk ke-13, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Dia mengatakan, atas hitungan awal, Indonesia bisa lebih meraup untung jika dibandingkan dengan kerja sama Vietnam-Uni Eropa. Menurut hitungannya, porsi perdagangan Indonesia lebih besar dari Vietnam.
"Tentu dengan pertimbangan bahwa akses pasar kita ke Eropa manakala ini bisa diselesaikan dan bisa diimplementasikan kita akan mendapat manfaat lebih besar daripada Vietnam," tegasnya.
Diketahui, Kemendag tengah mendorong proses penyelesaian Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Tujuannya, memperluas dan memperkuat akses perdagangan produk-produk kedua negara.
Sama halnya dengan CEPA lainnya, Kemendag membidik keuntungan bagi produk-produk Indonesia bisa mengakses pasar negara-negara Eropa. Alhasil, bisa meningkatkan ekspor dan pendapatan.
Advertisement
Ekonomi Lebih Besar dari Vietnam
Lebih lanjut, Kasan mengaku optimistis Indonesia-EU CEPA bisa membawa manfaat lebih besar dari perjanjian negara lain. Menurutnya, skala perdagangan Indonesia yang besar menjadi salah satu faktornya.
Di sisi lain, jika dibandingkan dengan Vietnam, misalnya, Kasan mengatakan ekonomi Indonesia lebih besar. Asumsinya, keuntungan atas kerja sama juga bisa lebih besar.
"Tentu kita Indonesia dengan ekonomi lebih besar daripada Vietnam dan ktia sudah mempertimbangkan sudah mengkalkulasi bahwa akses pasar kita ke Uni Eropa manakala nanti sudah diimplementasikan, kita berhitung akan mendapatkan benefit yang jauh lebih besar," bebernya.