Liputan6.com, Jakarta Kelompok Tani (Poktan) Wilujeng di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah siap menyambut panen raya dari pertanaman padi Musim Tanam I [MT] pada lahan Demplot percontohan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) di Desa Kuwayuhan, Kecamatan Pejagoan.
Poktan Wilujeng adalah pionir Program Gerakan Pertanian Pro Organik [Genta Organik] di Kecamatan Pejagoan. Petani memanfaatkan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah, sebagai solusi kerusakan lingkungan dan pemanasan global akibat residu pupuk kimia yang digunakan berlebihan.
Advertisement
Penyuluh CSA Kabupaten Kebumen, Cahyo Sulis melaporkan, Pejagoan merupakan salah satu kecamatan pelaksana Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Kebumen.
Genta Organik yang diusung Kementerian Pertanian RI sejalan dengan Program SIMURP yang bertumpu pada peningkatan pelayanan irigasi dan akuntabilitas skema irigasi bagi Intensitas Pertanaman [IP] tanaman pangan.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada jajarannya di Kementan maupun pemerintah daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi 2024.
“Tidak ada basa basi membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya.
Aktivitas Petani
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa pemerintah mendukung aktivitas petani dan penyuluh dalam upaya menjaga ketahanan pangan.
“Pertanian tidak boleh berhenti dalam situasi apapun. Genjot terus produksi pertanian. Penyuluh, petani dan kita semua ayo dukung pembangunan pertanian nasional,” katanya.
Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) SIMURP Bustanul Arifin Caya menekankan hal senada. Tujuannya, meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim.
"Sasaran utama antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di daerah irigasi," katanya.
Kecamatan Pejagoan
Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak. Upayanya, dengan mendidik dan melatih penyuluh beserta petani mengimplementasikan CSA, untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"SIMURP dilaksanakan lintas kementerian dan lembaga yakni Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.
Penyuluh CSA Kabupaten Kebumen, Cahyo Sulis mengatakan kegiatan CSA SIMURP dan Genta Organik oleh Poktan Wilujeng di Desa Kuwayuhan, Kecamatan Pejagoan pada lahan Demontration Plotting [Demplot] Percontohan seluas satu hektar pada MT I 2024.
Advertisement
Kapasitas Penyuluh
Kementan, katanya, menekankan peningkatan kapasitas penyuluh, pendampingan dan pengawalan kegiatan dari pra tanam hingga pasca panen melalui enam tahapan kegiatan yakni koordinasi, sosialisasi, rembug tani, kursus tani, pendampingan/pengawalan dilapangan dan temu lapang.
"Kegiatan rembug dan kursus tani dilaksanakan melalui tiga kali pertemuan dengan materi praktik pembuatan pupuk organik padat dan cair, pupuk hayati dan pengujian tanah di lahan Demplot dengan Perangkat Uji Tanah Sawah atau PUTS," kata Cahyo Sulis.
Menurutnya, Wilujeng merupakan Poktan penerap teknologi CSA sejak 2022 diawali penerapan CSA selaku SIMURP Poktan replikasi, sehingga teknologi CSA akan berkelanjutan diterapkan hingga pengembangan corporate farming di Kecamatan Pejagoan.
"Unsur utama teknologi CSA paling banyak diterapkan adalah pupuk organik padat dan cair. Diharapkan, petani sekitar yang belum menerapkan akan ikut dan mengadopsi CSA yang telah diujicobakan," kata Cahyo Sulis.