Liputan6.com, Lombok - Pleno rekapitulasi suara KPU NTB yang digelar di Hotel Lombok Garden dihujani protes oleh para saksi calon anggota DPD RI. Pasalnya, para saksi ini menilai ada dugaan kecurangan yang terjadi di Kabupaten Lombok Barat, khususnya di Kecamatan Sekotong.
“Kami punya bukti bagaiman C Hasil ini ditipex dan suara suara calon anggota kami hilang. Ini bagaimana bisa terjadi,” ujar Syukron, saksi caleg DPD-RI, Rabu (6/03/2024).
Baca Juga
Advertisement
Syukron mengatakan, bahwa dugaan kecurangan tersebut sangat memperihatinkan, dia menjelaskan banyak sekali suara calon legislatif yang hilang. itu terlihat dari data C Hasil di kecamatan Sekotong. yang berbeda berbeda dengan D hasil.
Ia menganggap terjadi dugaan pembiaran kecurangan yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu yang menyebabkan rusaknya demokrasi pada pemilu ini. Untuk itu ia meminta agar KPU meluruskan kejadian tersebut.
Selain syukron, beberapa saksi lainnya juga menyatakan hal yang yang sama terkait dugaan kecurangan yang terjadi di hampir 78 TPS se kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Yang mana suara mereka hilang saat rekapitulasi di tingkat kecamatan. Padahal data C Hasil menunjukkan suara caleg mereka aman aman saja.
“Hampir sama keluhan kami, suara tiba tiba hilang. Ini harus jadi atensi bagi KPU. Jangan dibiarkan seperti ini,” ujar saksi dari Lalu Rudi Srigede, calon DPD RI NTB.
Sebelumnya, enam ketua partai politik yaitu partai Demokrat, PAN, PPP, PKS, Gerindra dan PKB mendatangi Polda NTB untuk meminta pengamanan terkait dugaan kecurangan yang terjadi di kecamatan Sekotong, Lombok barat.
Kedatangan para pimpinan partai politik ini mengeluhkan tentang kondisi pemilu di Kecamatan Sekotong. Mereka menduga telah terjadi kecurangan yang signifikan yang menyebabkan suara calon legislatif dari partai mereka hilang.
DPT (daftar pemilih tetap) di kecamatan Sekotong berjumlah sekitar 48.400. Dari total DPT tersebut, sebanyak 47 ribu lebih atau sekitar 99,9 persen suara dikuasai oleh satu partai, sementara partai lainnya hanya mendapat ratusan suara.
"Saya kira sudah sangat jelas jelas clear and clean. Menurut saya kecurangannya sudah jelas sekali," ujar Indra Jaya Usman, ketua DPD Demokrat NTB.